Pengalaman anti-mainstreams
Serius
saya bingung mau nulis apa di blog. Bener-bener stuck pikiran. Ada ide
mau nulis tentang apa tetapi referensi kurang. Akhirnya lihat isi catatan keep
di hp dimana segala ide dan emosi saya tuliskan di sana. Alhamdulilah nemu ide.
Kali ini saya mau share tentang pengalaman
saya yang anti-mainstream sebagai seorang perempuan hehe.
Nggak cuma anti-mainstream sih (bagi saya) tapi gokil juga
saya pernah mengalaminya wkwk. Oke deh langsung aja...
1. Tengah malam sendirian di terminal
Pengalaman ekstrim pertama yang pernah
terjadi pada diri saya adalah tengah malam tepatnya jam setengah satu pagi dini
hari saya berada di terminal seorang diri tanpa teman. Kejadian ini bermula
saat saya memutuskan pulang kampung jam 18.00 sebab ayah saya memberi
iming-iming sesuatu (saya lupa apa) lewat telpon hingga membuat saya nekat
pulang kampung malam hari itu. Langsung tancap gas ke terminal Arjosari naik
motor kemudian menitipkan sepeda motor dan langsung naik bis. Nggak
beruntungnya, bisnya masih nunggu penuh penumpang. Akhirnya pukul setengah
delapan bis tancap gas menuju Surabaya. Alhamdulilah. Kemudian sampai terminal
Bungurasih Surabaya pukul sembilan kurang lebih. Untung cepet bisnya, biasanya
dua jam durasinya. Setelah itu langsung cari bis jurusan Yogyakarta. Yah bisnya
ramai banget, untung ada bapak-bapak ngasih tempat duduk di pinggir. Oh ya
ampun saya tetap aja dipepet sama orang-orang hehe. Kemudian tertidur pulas di
bis. Eh bangun-bangun denger kondektur bilang "terminal lama-terminal
lama", sontak saya bangun dan melihat saya sudah di kota Nganjuk. Yah
saya kebablasan dengan rumah saya sebab rumah saya sebelum Nganjuk kota dan
jalan raya depan rumah dilalui bis. Kemudian saya turun di terminal lama. Duh
sepi, walaupun banyak tukang becak. Merinding khawatir gitu, masa cewek
malam-malam di tengah terminal yang sepi gini. Kebablasan membuat saya harus
dijemput, akhirnya telpon ibu, eh pulsa habis lagi, duh apes. Untungnya saya
pakai operator telkomsel jadi tetap bisa masuk telponnya walaupun cuma
berdering sebentar. Kemudian saya putus asa karena telpon nggak berhasil
memancing ibu buat telpon balik. Pikir saya mungkin sudah tidur, tapi nggak
mungkin ibu pergi tidur ninggalin anaknya yang mau pulang. Orang dulu SMA saya
pulang setengah satu malam ditungguin sama ibu, pagarnya masih dibuka. Entah
tiba-tiba saya nggak bingung gimana buat pulang ke rumah eh malah main twitter
update status, aelah milenial milenial. Saya sempat mau naik grab tapi di
Nganjuk grab belum terlalu ramai jadi malam hari pasti nggak ada grab.
ALhamdulilah beberapa menit kemudian ibu telpon lalu saya memintanya menjemput
di terminal. ALhamdulilah selamat sampai rumah saya, terima kasih ibu yang
belum tidur buat nungguin saya.
2. Kekunci di luar kos pada hari pertama di
kos baru
Pengalaman ini terjadi setahun yang lalu.
Karena saya pindahan ke kos baru sampai pukul 11 malam buat ngangkutin
barang-barang saya yang bejibun banyaknya. Saat mengantar pulang kakak tingkat
yang sudah bantuin saya, tanpa membawa hp dan dompet, eh balik-balik kos sudah
dikunci oleh mbak kosnya. Padahal hari itu hari pertama saya tinggal di kos
baru eh udah kekunci aja. Karena nggak bawa apa-apa termasuk hp dan kunci kos,
jadinya saya tidak bisa menghubungi mbak kosnya. Akhirnya saya tidur di kos
kakak tingkat saya yang saya repotin itu. pfff
3. Ngejar kereta karena hampir ketinggalan
Momen ini yang bikin jantung saya berolahraga
sekencang-kencangnya, buat diri ngos-ngosan sampai jari jemari gemetar wkwk.
Semua terjadi gara-gara saya sama ibu masih rewel masalah wadah packing.
Karena nggak punya koper atau kardus dan bingung barang bawaan saya yang begitu
banyaknnya diwadahinn apa. Dari ganti kresek dan tas jinjing berkali-kali,
akhirnya berhasil diputuskan menggunakan kresek. Kemudian saya ngebut ke
stasiun yang biasanya ditempuh dalam waktu sekitar 1 jam. Untung saya bisa
ngebut secara pintar sehingga saat itu waktu tempuh hanya 30 menit. Kemudian
cepat-cepat masuk stasiun dan keretanya ada di jalur empat dong yang mana saya
harus melewati tiga kereta biar sampai ke kereta yang berada di jalur empat.
Saya lari-larian sambil tergopoh-gopoh membawa barang yang banyak. Berkali-kali
bingung pintu keluar keretanya mana, dilihatin banyak orang, dan kesusahan membawa
barang banyak sambil lari-lari. Alhamdulilah saya nggak salah kereta dan tepat
saya masuk gerbong kereta mulai berjalan. Hampir aja Ya Allah. Kemudian saya
diam melepas nafas sepuas-puasnya, baru mencari kursi tempat duduk saya. Setelah
duduk itu tangan saya gemetar, nafas saya ngos-ngosan kayak dikejar hantu.
Alhamdulilah saya tidak jadi ketinggalan kereta.
4. Kejebak di pondok ikhwan
Ini momen yang sangat aib sekali wkwk. Saya
nggak mau cerita terlalu detail. Intinya setelah ikut belajar bahasa arab di sebuah
pondok yang mana khusus pondok Ikhwan (laki-laki) tetapi saat itu belajar Bahasa
arabnya untuk umum, jadilah saya bersama dua teman perempuan saya join. Setelah
belajar selesai, kita mau bertanya sesuatu ke ustadznya. Eh disuruh salat isya
dulu karena sudah adzan. baiklah. Setelah itu kami menanyakan apa yang kami
tanyakan. Singkat cerita, saat kita akan kembali ke rumah masing-masing, eh ada
gluduk dan langsung hujan angin yang sangat deres sekali. Sampai kita harus
masuk ke pondok ikhwan tersebut sebab kalau enggak kita bakal basah kuyup
soalnya hujang angin. Alhamdulilah hujan belum reda, hanya hujan biasa, dan
kita terpaksa harus keluar dari pondok itu karena sudah malam. Kita menginap di
rumah temen saya yang deket dari pondok itu. Udah itu aja deh nggak usah detail
banget ya wkwk, walaupun besoknya masih ada kejadian yang gokil lagi wkwk.
5. Jam 3 dini hari di masjid jami'
Perjalanan pulang dari safari dakwah dokter
Zakir Naik memaksa saya dan teman saya pulang malam hingga akhirnya sampai
Nganjuk pukul 3 dini hari. Kemudian ambil motor di pondok itu lagi, dan kita ke
masjid jami' buat nunggu subuh. Khawatir kalau langsung pulang malam-malam gitu
kan. Apalagi sepi banget pas kita lewat alun-alun. Eh masjidnya masih dikunci,
alhamdulilah dibukain sama penjaganya, kemudian nunggu orang tua saya datang
buat jemput. Alhamdulilah sebelum subuh kita sudah di rumah masing-masing.
Apanya yang gokil? Wkwk.
Ya sudah
lah anggap saja itu pengalaman anti-mainstream lah ya wkwk. Semoga
bisa diambil hikmahnya bahwa kita harus senantiasa meminta perlindungan sma
Allah dimana pun berada, karena dengan pertolongan-Nya kita masih bisa bernafas
sampai sekarang. #apasih wkwk. Semoga juga bisa jadi kenang-kenangan saya kalau
sudah dewasa nanti atau blog saya dibaca sama anak saya kelak wkwk, Aamiin.
#30haringeblog
#30haribercerita
#challenge30haringeblog
#30harinulisblog
#harikeduapuluhempat
#harikeduapuluhempat
0 komentar