Nostalgia: Ramadhan 1437-1438 H
Menempelak Ramadhan
Ramadhan, bulan penuh keberkahan. Benar saja saya
merasakan keberkahan ini. Ramadhan kali ini benar-benar mengajarkan saya banyak
hal akan nikmatnya berdakwah di bulan suci ini. Sebab ramadhan tahun ini justru
membuat saya menyibukkan diri untuk meraih ridho-Nya. Ramadhan tahun ini
sebagai awal saya ikut serta berperan aktif dalam dakwah remaja. Masya Allah.
Diawali dari dua bulan sebelum ramadhan, tepatnya bulan
April, saya dan teman-teman ngaji dipandu guru membahas mengenai
persiapan-persiapan dalam menyambut Ramadhan agar kami benar-benar bisa
memaksimalkan ramadhan yang telah di depan mata beberapa bulan lagi.
Berdasarkan sunnah nabi bahwa Rasulullah Saw selalu menyiapkan Ramadhan sejak
sya’ban, masa kita enggak sebagai umatnya?
Nah berawal dari pertemuan di bulan April itulah, saya
dan teman-teman mengaji yang tergabung dalam komunitas Quantum Dakwah
Sekolah-salah satu lembaga dakwah sekolah, berinisiatif untuk mengoptimasi
Ramadhan secara bersama-bersama. Agar saat semangat dan iman kita mulai pudar,
kita bisa saling mengingatkan.
Langkah pertama kita mulai nge-list hal-hal apa saja yang
menjadi target ibadah kita. Salah satu teman saya membagikan Ramadhan Note, semacam
buku yang didesign khusus untuk nge-list amalan-amalan yang menjadi planning
kita di bulan yang penuh berkah ini dan nantinya kita isi centang kalau
kita sudah melakukan amalan yang menjadi target kita. Semacam mutabaah harian
tapi khusus untuk 30 hari ramadhan.
Persiapan fikriyah lain yang saya dan teman-teman lakukan
ialah mengajak remaja-remaja seusia kami untuk turut serta dalam mengoptimalkan
bulan Ramadhan biar nggak sia-sia. Akan lebih baik jika kita sama-sama mengajak
dalam hal kebaikan, iya kan?
Jadi dua minggu sebelum Ramadhan kita mengadakan acara
semacam kajian remaja yang membahas kiat-kiat mengoptimalisasi- kan diri di
bulan yang penuh kebaikan ini. Meskipun peserta yang datang tidak banyak, tapi
acara tetap berlangsung dengan having fun. Antusias teman-teman dalam
menyambut Ramadhan diwujudkan dengan banyaknya pertanyaan-pertanyaan seputar
Ramadhan. Saya dan teman-teman Quantum Dakwah Sekolah selaku panitia
benar-benar bahagia dan haru melihat niat baik kita untuk mengajak terealisasi
dengan lancar.
Dua minggu setelah acara tersebut Ramadhan pun tiba.
Waktunya merealisasikan planning Quantum Dakwah Sekolah. Kita yang
tergabung dalam satu komunitas mengadakan acara khusus untuk anggota Quantum
Dakwah Sekolah. Amazing Ramadhan Camp, sebuah kegiatan yang selain
menghadirkan acara peningkatan ketakwaan, juga melakukan acara peningkatan
skill leadership. Jadi iman kita meningkat tak lupa skill kita juga
terasah.
Terbagi dalam dua sesi, sesi pertama siang selepas dhuhur
kita ngobrol ngerasani Gusti Allah dengan menyandur buku Rasmul Bayan
membahas mengenai urgensi syahadatain. Disini ada banyak bahasan tentang
syahadat yang membuat saya melek akan agama saya. Mungkin dilihat sepintas
syahadat hanya dua kalimat syahadat tapi jika ditilik lebih jauh dan dipelajari
lebih dalam, syahadat itu berat maknanya, bukan sekedar ucapan kesaksian akan
Allah sebagai Tuhan dan Muhammad sebagai utusan. Lebih dalam makna dan
realisasnya. Jika kita belajar sungguh-sungguh pasti akan memunculkan
pertanyaan “benarkah kesaksian yang aku ucapkan? Benarkah agama ini?”. Namun
dari situlah akan mendorong kita untuk terus mencari dan belajar lebih dan
lebih lagi tentang agama islam sesungguhnya.
Sedangkan sesi kedua berlangsung setelah ashar. Kita
diberi pembekalan skill leadership melalui materi dan forum group
discussion. Dalam forum kita disajikan tugas untuk membuat rencana
organisasi dimana kita yang nantinya menjadi pemimpin dalam organisasi yang
kita buat. Artinya mengasah dan melatih diri bagaimana mendirikan sebuah
organisasi dan memimpinnya.
Acara Optimasi Ramadhan tersebut berlangsung selama 16
hari. Tiga hari setelahnya kita mengadakan follow up acara kajian remaja
yang diadakan sebulan yang lalu. Kita sudah mengadakan acara buat anggotanya
sendiri, nah sekarang gantian kita melibatkan remaja Nganjuk dong.
Selama tiga hari kita mengundang pelajar-pelajar Nganjuk
dalam acara kajian islam dan training peningkatan skill publc speaking. Kita
selalu menekankan akhirat dapat, dunai juga harus dapat dong. Jadi seimbang,
kita dapat skill al iman, juga dapat skill pengembangan diri.
Kegiatan berlangsung amazing sekali. Peserta yang
datang banyak dan semangat dalam mengikuti acara. Masya Allah. Lagi-lagi saya
bahagia bisa menjadi salah satu hamba yang berperan untuk umat.
Acara ditutup sebelum sepuluh hari terakhir Ramadhan
dengan mengadakan kegiatan bagi-bagi takjil di desa. Dilanjut buka bersama
untuk semakin menguatkan tali persaudaraan antar anggota Quantum Dakwah
Sekolah.
Sukses dengan penutupan acara, sepuluh hari terakhir
benar-benar kita lebih optimalkan. Bagi anggota putra itikaf di masjid,
sedangkan anggota putri menghafal al-quran bersama selama tiga hari. An-naba
menjadi hadiah bagi otak saya pada Ramadhan kali ini.
Alhamdulilah saya disibukkan oleh kebaikan-kebaikan yang
mampu mendekatkan diri kepada Allah dan banyak sekali pelajaran yang saya dapat
pada Ramadhan kali ini. Masya Allah. Sejak berbagai aktifitas kebaikan yang
saya lakukan di bulan Ramadhan ini bersama teman-tema, saya lebih aktif
tergabung dalam berbagai project sosial berbalut dakwah selepas Ramadhan.
Kehidupan saya serasa lebih berarti dengan memberikan manfaat bagi orang lain
walau yang saya lakukan belum seberapa. Setidaknya bisa dijadikan pacuan untuk
terus dan terus berbuat kebaikan demi meraih ridho-Nya. Semoga Allah ridho akan
tiap aktifitas kebaikan yang kita lakukan.
Ah indahnya mengenang kisah di atas. Ingin rasanya Ramadhan di tanah rantau menemukan experience semacam itu. Apalah daya, lingkungan baru di tanah rantau membuat ramadhan kali ini begitu berbeda daripada ramadhan di tahun-tahun sebelumnya. Tak ada aktifitas keagamaan atau project sosial yang saya lakukan, sebab sibuk diri mengurus masa depan dengan berjuang meraih bangku perkuliahan.
Ah indahnya mengenang kisah di atas. Ingin rasanya Ramadhan di tanah rantau menemukan experience semacam itu. Apalah daya, lingkungan baru di tanah rantau membuat ramadhan kali ini begitu berbeda daripada ramadhan di tahun-tahun sebelumnya. Tak ada aktifitas keagamaan atau project sosial yang saya lakukan, sebab sibuk diri mengurus masa depan dengan berjuang meraih bangku perkuliahan.
Nganjuk,
25 Juli 2018
#30haringeblog
#30haribercerita
#challenge30haringeblog
#30harinulisblog
#harikesebelas
#harikesebelas
0 komentar