Menginjak usia dewasa

by - January 24, 2020




Menginjak usia dewasa sekitar di atas 18 tahun acap kali terjadi penyesalan atau baru sadar telah melewati sesuatu yang begitu berharga dalam hidup. Kalau saya sih iya. Menginjak usia kepala dua semakin ke sini semakin bersyukur dan menyesal tetapi jadi mikir. Mengapa?

Baru sadar kalau sebenarnya kita ini punya orang-orang yang benar-benar menyayangi kita. Menyesal rasanya dulu tidak maksimal dalam melewatkan hari-hari saat tinggal bersama orang tua atau saudara. Sekarang saat terpisah oleh ruang, rasa rindu sering kali menjadi penyakit. Terus tiba-tiba bernostalgia masa lalu bersama keluarga. Tiba-tiba keinget bercandaan sama saudara, bertengkar sama adek/kakak, atau bikin ulah yang kadang buat orang tua marah atau malah mereka ketawa sendiri dengan kelakuan anaknya.

Ahhh rasanya kenapa terlambat sekali sih menyadarinya. Baru sekarang ngerasa betapa berharganya family time. Betapa beruntungnya kita yang dimasakin terus sama ibu. Dan bersyukurnya kita yang sering diajakin bercanda sama bapak. Kenapa baru sekarang sadarnya???

Semakin tua usia, pertemanan semakin mengerucut, dan ternyata komunikasi dengan orang tua juga semakin rendah intensitasnya. Kita nggak bisa ngobrol intesif 24 jam. Harus lewat media dan kadang sulit juga untuk mencari waktu yang tepat buat sekedar telpon atau video call. Ahhh kenapa dulu aku mensia-siakan momen bersama orang tua 24 jam yang bisa lihat wajahnya yang terus keriput. Parah juga kalau kita menolak telpon mereka karena kita sibuk dengan pekerjaan kita di tanah rantau.

Terlambat sih menyadarinya. Sekarang baru kerasa kan. Dulu pas masih jadi pelajar, tinggal bareng orang tua, kita diajakin malam mingguan, eh nolak dan milih malam mingguan bersama teman. Sekarang malam mingguan pengen sama ibu bapak aja karena pertemanan semakin menipis kualitasnya. Apalah daya waktu sudah nggak bisa diulang. Cuma bisa menyesali, memperbaiki, dan mensyukuri keadaan sekarang.

Telat lagi sih, baru sadar kalau jadi orang tua itu nggak gampang ternyata. Baru tau kalau cari duit itu susah. Pengeluaran bulanan rumah tangga aja bisa mudah membludak kalau nggak pinter ngatur duit, apalagi kalau nggak pinter cari duit. Ahhh betapa pekerja kerasnya dan besarnya perjuangan orang tuaku untuk menghidupi seisi rumah termasuk diriku ini. Lagi-lagi diri ini gagal dalam menyadari sesuatu yang sangat beruntung dalam hidup ini.

Namun, saat usia dewasa kita menyadari semua hal itu. Alangkah baiknya apabila kita tersadar lalu bangkit untuk mengejar atau membangun sesuatu yang bisa membahagiakan keluarga kita terutama bapak ibu? Atau tersadar bahwa diri ini harus lebih bertumbuh dan berkembang dengan standar di atas kualitas orang tua kita biar jadi lebih baik. Atau lebih terpacu dalam berjuang mendapatkan masa depan yang terbaik dengan ukuran perjuangan orang tua menjadi parameter minimal kita dalam memperjuangkannya.

Setidaknya untuk membalas semuanya yang telah diperjuangkan orang tua walaupun ya kita tak akan mampu dan tak akan ada kata selesai dalam membalas semua jasa yang telah mereka torehkan. Tetapi setidaknya kita telah sadar bahwa kita telah menginjak usia dewasa dan tanggung jawab pun semakin besar pula, serta rasa sayang ke orang tua dan keluarga pun semakin besar pula meskipun sering terpisah oleh jarak.

Semangat untuk para manusia yang baru saja menginjak di usia dewasa. Perjuangan kalian dimulai atau mungkin sudah mulai duluan yaaa.... 

Terlambat menyadari, menyesal, lalu melangkah!!!



#30haringeblog
#30haribercerita
#challenge30haringeblog
#30harinulisblog 
#harikeduapuluhsatu


You May Also Like

0 komentar