Menginjak usia dewasa sekitar di atas 18 tahun acap kali terjadi penyesalan atau baru sadar telah melewati sesuatu yang begitu berharga dalam hidup. Kalau saya sih iya. Menginjak usia kepala dua semakin ke sini semakin bersyukur dan menyesal tetapi jadi mikir. Mengapa?
Baru sadar kalau sebenarnya kita ini punya orang-orang yang
benar-benar menyayangi kita. Menyesal rasanya dulu tidak maksimal dalam
melewatkan hari-hari saat tinggal bersama orang tua atau saudara. Sekarang saat
terpisah oleh ruang, rasa rindu sering kali menjadi penyakit. Terus tiba-tiba
bernostalgia masa lalu bersama keluarga. Tiba-tiba keinget bercandaan sama
saudara, bertengkar sama adek/kakak, atau bikin ulah yang kadang buat orang tua
marah atau malah mereka ketawa sendiri dengan kelakuan anaknya.
Ahhh rasanya kenapa terlambat sekali sih menyadarinya. Baru
sekarang ngerasa betapa berharganya family time. Betapa
beruntungnya kita yang dimasakin terus sama ibu. Dan bersyukurnya kita yang
sering diajakin bercanda sama bapak. Kenapa baru sekarang sadarnya???
Semakin tua usia, pertemanan semakin mengerucut, dan ternyata
komunikasi dengan orang tua juga semakin rendah intensitasnya. Kita nggak bisa
ngobrol intesif 24 jam. Harus lewat media dan kadang sulit juga untuk mencari
waktu yang tepat buat sekedar telpon atau video call. Ahhh
kenapa dulu aku mensia-siakan momen bersama orang tua 24 jam yang bisa lihat
wajahnya yang terus keriput. Parah juga kalau kita menolak telpon mereka karena
kita sibuk dengan pekerjaan kita di tanah rantau.
Terlambat sih menyadarinya. Sekarang baru kerasa kan. Dulu pas
masih jadi pelajar, tinggal bareng orang tua, kita diajakin malam mingguan, eh
nolak dan milih malam mingguan bersama teman. Sekarang malam mingguan pengen
sama ibu bapak aja karena pertemanan semakin menipis kualitasnya. Apalah daya
waktu sudah nggak bisa diulang. Cuma bisa menyesali, memperbaiki, dan
mensyukuri keadaan sekarang.
Telat lagi sih, baru sadar kalau jadi orang tua itu nggak gampang
ternyata. Baru tau kalau cari duit itu susah. Pengeluaran bulanan rumah tangga
aja bisa mudah membludak kalau nggak pinter ngatur duit, apalagi kalau nggak
pinter cari duit. Ahhh betapa pekerja kerasnya dan besarnya perjuangan orang
tuaku untuk menghidupi seisi rumah termasuk diriku ini. Lagi-lagi diri ini
gagal dalam menyadari sesuatu yang sangat beruntung dalam hidup ini.
Namun, saat usia dewasa kita menyadari semua hal itu. Alangkah
baiknya apabila kita tersadar lalu bangkit untuk mengejar atau membangun
sesuatu yang bisa membahagiakan keluarga kita terutama bapak ibu? Atau tersadar
bahwa diri ini harus lebih bertumbuh dan berkembang dengan standar di atas kualitas
orang tua kita biar jadi lebih baik. Atau lebih terpacu dalam berjuang mendapatkan
masa depan yang terbaik dengan ukuran perjuangan orang tua menjadi parameter
minimal kita dalam memperjuangkannya.
Setidaknya untuk membalas
semuanya yang telah diperjuangkan orang tua walaupun ya kita tak akan mampu dan
tak akan ada kata selesai dalam membalas semua jasa yang telah mereka torehkan.
Tetapi setidaknya kita telah sadar bahwa kita telah menginjak usia dewasa dan
tanggung jawab pun semakin besar pula, serta rasa sayang ke orang tua dan
keluarga pun semakin besar pula meskipun sering terpisah oleh jarak.
Semangat untuk para manusia yang baru saja menginjak di usia
dewasa. Perjuangan kalian dimulai atau mungkin sudah mulai duluan yaaa....
Terlambat menyadari, menyesal, lalu melangkah!!!
#30haringeblog
#30haribercerita
#challenge30haringeblog
#30harinulisblog
#harikeduapuluhsatu
#harikeduapuluhsatu
0 komentar