Nostalgia: My Experiences in Senior High School (Part 2)

by - January 21, 2020


ini agenda panahan tiap hari minggu pagi,yuhuu

Baca: Nostalgia: My Experiences in Senior High School (Part 1)

Semakin hari saya lebih dijerumuskan ke lubang kebaikan sama circle ini. Hampir tiap hari ketemu, diskusi bareng, sama mulai belajar islam lebih jauh, muncul banyak pertanyaan, dikasih asupan lewat video, buku, dan e-book.
Menjelang Ramadhan, kita ngadain acara selama 20 hari Ramadhan. Wah nggak nyangka Ramadhan saya selama SMA selalu berfaedah dan produktif. Saya suka-saya suka. Kita ngadain acara namanya Amazing Ramadhan Camp atau biasa disingkat ARC. Sebenarnya, ARC yang saya ikuti ini kedua kalinya, sebelumnya sudah pernah terlaksana pas saya belum kenal lingkaran ini. Ngapain aja? Kita semacam liqo tapi pesertanya laki-laki dan perempuan dengan jumlah terbatas. Saya nyebutnya sih coaching aqidah wkwk karena kita bedah buku juga dan bisa langsung diskusi sama pemateri. Coaching agama ini dilakukan setelah bada dhuhur sampai ashar. Setelah ashar, ada pilihan belajar non-agama, kayak bisnis, IT, atau kalian mau belajar skill apa aja deh ada. Tahun kedua ada yang lebih seru, yaitu kita dibeliin panah, yeay. Bisa aja kalian belajar skill panah kalau mau. Tahun ketiga karena mendekati waktu pasca SMA, kita diberi asupan untuk mempersiapkannya, kayak gimana bangun bisnis, dirikan organisasi, survive di tempat asing, dan cara membangun relasi. Sayangnya yang diberikan itu hanya teori dan kurang praktik wkwk, jadinya omdo dong wkwk. Nggak sih, tetap bermanfaat kok daripada nggak dapat ilmunya ya kan. Habis itu sore jam setengah lima pulang dan siap-siap buat berbuka. Produktif kan?

ini awal mula tercetusnya ngadain kajian pra-nikah karena ada yang pengen nikah wkwkw

Nah nah tahun pertama saya habis ARC itu, kita dirikan komunitas Quantum Dakwah Sekolah (sebelumnya Namanya bukan ini). Di sini lah pengalaman organisasi saya yang wow dimulai wkwk. Komunitas ini sebagai wadah terakhir dari komunitas-komunitas lain. Jadi sebelumnya kita sudah ada banyak komunitas, kayak Kelas Motivasi, Sanggar Digital, Pelajarpreneur, apa lagi ya lupa saya. Banyaknya komunitas itu, yang punya cuma satu orang wkwk. Saat peserta-peserta yang ada di komunitas itu diberikan hidayah oleh Allah untuk mau diajak ngaji bareng, ya Qid’s ini yang bertanggung jawab buat mereka. Di sini (katanya) saya CEO-nya wkwk. Jangan ketua sebutannya, CEO aja biar keren wkwk.  Akhirnya kita bagi peran. Teman-teman saya yang lain juga jadi CEO di komunitas lainnya.

Disitulah saya dikenalkan istilah-istilah dakwah islam, dakwah digital, dakwah kreatif sampai pergerakan-pergerakan islam. Saya ngerasain perjuangan dakwahnya, Ghirahnya dapat Bersama teman-teman. Dari yang harus mikirin konsep, gimana caranya gerakkin pelajar Nganjuk biar mau datang ke acara agama. Nggak mudah juga dalam mencari mangsa agar mau bergabung dalam kebaikan. Selama prosesnya, Qid’s ini pun akhirnya harus terjun pula untuk mencari manusia-manusia yang mau diajak dalam kebaikan. Peserta nol sampai lima puluhan sudah pernah dirasain. Fyi, dulu di Nganjuk jarang banget ada kajian-kajian islam gitu ya gais. Makanya sulit juga menggerakkan pelajarnya buat datang ke acara-acara yang ada embel-embelnya agama. Walaupun kita sering buat acara tanpa label agama, pesertanya juga dikit banget wkwk. Mungkin disibukkan sama tugas dan ulangan hehe. Ya Namanya kota kecil, mall aja nggak ada wkwk (apa hubungannyaaa?).

Dari ngadain sebulan sekali kajian tapi kajiannya kayak ruang kelas. Dengan tema pertama “Rekening Cinta”. Hanya tiga bulan berjalan. Kemudian ganti strategi, rapat lagi (kayaknya kita nggak pernah melabeli rapat wkwk), baca buku wkwk, pakai strategi copywriting, strategi bisnis yang diterapin ke dakwah bahkan ngadain panahan (menggandeng komunitas panahan yang baru saja kita launching hehe), karena di Nganjuk belum ada pelatihan atau komunitas panahan gitu (pas dulu). Harapannya ya biar tertarik gitu hehe. Kegiatan panahan di hari Minggu dilanjutkan dengan tahsin dan tahfidz, hingga puncaknya ngadaian Kajian Pra-Nikah yang bukan abal-abal hehe. Kajian pra-nikah ini sebulan sekali dan bahas-annya sesuai kurikulum dalam mempersiapkan menikah. Karena jangan sekedar koar-koar mengajak nikah muda, tapi mempersiapkan untuk menikah jauh lebih penting, makanya kita ngadain sekolah pra-nikah. Nah alhamdulilah semakin hari yang datang semakin banyak. Pernah di atas 50 peserta isinya pelajar dan mahasiswa Nganjuk. Angka yang besar buat jumlah peserta yang dating ke kajian agama sekelas kota Nganjuk hihihi. Ini saya pakai strategi marketing yang sudah diajarin. Apa? DM aja wkwk.

Baca: Flashback

ini peserta jumlahnya banyak. Yang laki-laki gak punya fotonya saya wkwk
ini yang belajar tahsin tahfidz habis main panah

Agenda penutup masa kepengurusan #ea karena saya sudah harus fokus belajar untuk menghadapi berbagai ujian selama tiga bulan ke depan, Moslem Language Day. Acara ngaji sambil belajar Bahasa inggris, dengan pemateri Kak Lili sang ekstrovet tulen, yang sekarang sedang bersiap-siap ke US. Masya Allah.

yuhuu

Selain aktif di komunitas-komunitas ini, saya sempat aktif di Islamic Center Nganjuk. Sama sih agendanya, main panahan, kajian, tahfidz, dan belajar Bahasa arab. Yuhuu. Saya nggak mau cerita banyak lah yang ini karena mengingatkan saya sama kejadian yang gokil wkwk.

Sudah ya itu lah sekelumit pengalaman saya yang sebenernya belum apa-apa dibanding aktifis yang lainnya. Tapi saya ngerasa, agenda yang saya lakuin di Nganjuk hasil kebermanfaatannya bisa dirasakan banyak orang dibanding aktifitas saya di Malang sekarang hehe. (Perasaanku saja). Setelah saya merenungi, ternyata disupport oleh orang-orang yang ghirahnya besar dan sevisi itu perlu! Di Nganjuk saya selalu dibersamai  dan dibantu dengan teman-teman luar biasa. Masya Allah bersyukur deh Allah ngasih pengalaman ini. Semoga bisa mengcopy-paste ide-ide zaman SMA dulu di masa yang akan datang, serta bertemu orang-orang yang punya ghirah dan sevisi. Aamiin. Dan bukannya nggak bersyukur sama yang sekarang, tapi saya ngerasa lebih berkembang dan bertumbuh saat SMA dibandingkan kuliah. Walaupun memperluas networking pas kuliah juga, tapi orang-orangnya lebih bermanfaat pas di Nganjuk hehe. #curhat

Baca: Jangan berputus asa dari Rahmat Allah

Oh ya, saya jadi mikir, kok saya sempet sih ngelakuin perjuangan di atas di sela-sela tugas SMA yang membludak dan menuntut manusianya untuk belajar wkwk. Apalagi puncak karir Qids itu pas saya kelas 12, hmmm. Memang Dev, kalau udah niat pasti ada jalan buat Allah ngasih kamu waktu yang berkah. Okay?




#30haringeblog
#30haribercerita
#challenge30haringeblog
#30harinulisblog 
#harikeenambelas


You May Also Like

0 komentar