Nostalgia: My Experiences in Senior High School (Part 2)
ini agenda panahan tiap hari minggu pagi,yuhuu |
Semakin hari saya lebih dijerumuskan ke lubang
kebaikan sama circle ini. Hampir tiap hari ketemu, diskusi bareng, sama
mulai belajar islam lebih jauh, muncul banyak pertanyaan, dikasih asupan lewat
video, buku, dan e-book.
Menjelang Ramadhan, kita ngadain acara selama 20
hari Ramadhan. Wah nggak nyangka Ramadhan saya selama SMA selalu berfaedah dan
produktif. Saya suka-saya suka. Kita ngadain acara namanya Amazing Ramadhan
Camp atau biasa disingkat ARC. Sebenarnya, ARC yang saya ikuti ini kedua
kalinya, sebelumnya sudah pernah terlaksana pas saya belum kenal lingkaran ini.
Ngapain aja? Kita semacam liqo tapi pesertanya laki-laki dan perempuan dengan
jumlah terbatas. Saya nyebutnya sih coaching aqidah wkwk karena kita
bedah buku juga dan bisa langsung diskusi sama pemateri. Coaching agama ini
dilakukan setelah bada dhuhur sampai ashar. Setelah ashar, ada pilihan belajar
non-agama, kayak bisnis, IT, atau kalian mau belajar skill apa aja deh ada. Tahun
kedua ada yang lebih seru, yaitu kita dibeliin panah, yeay. Bisa aja kalian
belajar skill panah kalau mau. Tahun ketiga karena mendekati waktu pasca SMA,
kita diberi asupan untuk mempersiapkannya, kayak gimana bangun bisnis, dirikan
organisasi, survive di tempat asing, dan cara membangun relasi. Sayangnya yang
diberikan itu hanya teori dan kurang praktik wkwk, jadinya omdo dong wkwk.
Nggak sih, tetap bermanfaat kok daripada nggak dapat ilmunya ya kan. Habis itu
sore jam setengah lima pulang dan siap-siap buat berbuka. Produktif kan?
Nah nah tahun pertama saya habis ARC itu, kita dirikan
komunitas Quantum Dakwah Sekolah (sebelumnya Namanya bukan ini). Di sini lah
pengalaman organisasi saya yang wow dimulai wkwk. Komunitas ini sebagai wadah
terakhir dari komunitas-komunitas lain. Jadi sebelumnya kita sudah ada banyak
komunitas, kayak Kelas Motivasi, Sanggar Digital, Pelajarpreneur, apa lagi ya lupa
saya. Banyaknya komunitas itu, yang punya cuma satu orang wkwk. Saat peserta-peserta
yang ada di komunitas itu diberikan hidayah oleh Allah untuk mau diajak ngaji
bareng, ya Qid’s ini yang bertanggung jawab buat mereka. Di sini (katanya) saya
CEO-nya wkwk. Jangan ketua sebutannya, CEO aja biar keren wkwk. Akhirnya kita bagi peran. Teman-teman saya
yang lain juga jadi CEO di komunitas lainnya.
Disitulah saya dikenalkan istilah-istilah dakwah
islam, dakwah digital, dakwah kreatif sampai pergerakan-pergerakan islam. Saya
ngerasain perjuangan dakwahnya, Ghirahnya dapat Bersama teman-teman. Dari yang
harus mikirin konsep, gimana caranya gerakkin pelajar Nganjuk biar mau datang ke
acara agama. Nggak mudah juga dalam mencari mangsa agar mau bergabung dalam
kebaikan. Selama prosesnya, Qid’s ini pun akhirnya harus terjun pula untuk
mencari manusia-manusia yang mau diajak dalam kebaikan. Peserta nol sampai lima
puluhan sudah pernah dirasain. Fyi, dulu di Nganjuk jarang banget ada
kajian-kajian islam gitu ya gais. Makanya sulit juga menggerakkan pelajarnya
buat datang ke acara-acara yang ada embel-embelnya agama. Walaupun kita sering
buat acara tanpa label agama, pesertanya juga dikit banget wkwk. Mungkin
disibukkan sama tugas dan ulangan hehe. Ya Namanya kota kecil, mall aja nggak
ada wkwk (apa hubungannyaaa?).
Dari ngadain sebulan sekali kajian tapi kajiannya
kayak ruang kelas. Dengan tema pertama “Rekening Cinta”. Hanya tiga bulan
berjalan. Kemudian ganti strategi, rapat lagi (kayaknya kita nggak pernah
melabeli rapat wkwk), baca buku wkwk, pakai strategi copywriting, strategi
bisnis yang diterapin ke dakwah bahkan ngadain panahan (menggandeng komunitas
panahan yang baru saja kita launching hehe), karena di Nganjuk belum ada
pelatihan atau komunitas panahan gitu (pas dulu). Harapannya ya biar tertarik
gitu hehe. Kegiatan panahan di hari Minggu dilanjutkan dengan tahsin dan
tahfidz, hingga puncaknya ngadaian Kajian Pra-Nikah yang bukan abal-abal hehe.
Kajian pra-nikah ini sebulan sekali dan bahas-annya sesuai kurikulum dalam
mempersiapkan menikah. Karena jangan sekedar koar-koar mengajak nikah muda, tapi
mempersiapkan untuk menikah jauh lebih penting, makanya kita ngadain
sekolah pra-nikah. Nah alhamdulilah semakin hari yang datang semakin banyak. Pernah
di atas 50 peserta isinya pelajar dan mahasiswa Nganjuk. Angka yang besar buat
jumlah peserta yang dating ke kajian agama sekelas kota Nganjuk hihihi. Ini saya
pakai strategi marketing yang sudah diajarin. Apa? DM aja wkwk.
Baca: Flashback
Baca: Flashback
ini peserta jumlahnya banyak. Yang laki-laki gak punya fotonya saya wkwk |
ini yang belajar tahsin tahfidz habis main panah |
Agenda penutup masa kepengurusan #ea karena saya
sudah harus fokus belajar untuk menghadapi berbagai ujian selama tiga bulan ke
depan, Moslem Language Day. Acara ngaji sambil belajar Bahasa inggris,
dengan pemateri Kak Lili sang ekstrovet tulen, yang sekarang sedang bersiap-siap
ke US. Masya Allah.
Selain aktif di komunitas-komunitas ini, saya
sempat aktif di Islamic Center Nganjuk. Sama sih agendanya, main panahan,
kajian, tahfidz, dan belajar Bahasa arab. Yuhuu. Saya nggak mau cerita banyak lah
yang ini karena mengingatkan saya sama kejadian yang gokil wkwk.
Sudah ya itu lah sekelumit pengalaman saya yang
sebenernya belum apa-apa dibanding aktifis yang lainnya. Tapi saya ngerasa, agenda
yang saya lakuin di Nganjuk hasil kebermanfaatannya bisa dirasakan banyak orang
dibanding aktifitas saya di Malang sekarang hehe. (Perasaanku saja). Setelah
saya merenungi, ternyata disupport oleh orang-orang yang ghirahnya besar dan
sevisi itu perlu! Di Nganjuk saya selalu dibersamai dan dibantu dengan teman-teman luar biasa.
Masya Allah bersyukur deh Allah ngasih pengalaman ini. Semoga bisa
mengcopy-paste ide-ide zaman SMA dulu di masa yang akan datang, serta bertemu
orang-orang yang punya ghirah dan sevisi. Aamiin. Dan bukannya nggak bersyukur
sama yang sekarang, tapi saya ngerasa lebih berkembang dan bertumbuh saat SMA dibandingkan
kuliah. Walaupun memperluas networking pas kuliah juga, tapi
orang-orangnya lebih bermanfaat pas di Nganjuk hehe. #curhat
Baca: Jangan berputus asa dari Rahmat Allah
Oh ya, saya jadi mikir, kok saya sempet sih ngelakuin perjuangan di atas di sela-sela tugas SMA yang membludak dan menuntut manusianya untuk belajar wkwk. Apalagi puncak karir Qids itu pas saya kelas 12, hmmm. Memang Dev, kalau udah niat pasti ada jalan buat Allah ngasih kamu waktu yang berkah. Okay?
#30haringeblog
#30haribercerita
#challenge30haringeblog
#30harinulisblog
#harikeenambelas
#harikeenambelas
0 komentar