Menjadi muslim memang memiliki konsekuensi
sebagai pelopor perubahan. Karena ibadah kepada Allah bukan perkara hubungan
kita dengan Sang Ilahi saja, tetapi hubungan kita dengan manusia yang lain juga
dihitung ibadah.
Tauladan sudah berbicara dan memberi contoh,
yaitu Rasulullah SAW. Guru tauladan yang memberikan segudang kisah mengenai
bagaimana menjadi pelopor perubahan.
Ada tiga hal yang harus diperhatikan saat
menjadi seorang pelopor, yaitu akal, hati, dan perbuatan.
1. Akal
Dengan berakal akan membuat kita menyadari
dan memahami apa yang salah dan bagaimana yang seharusnya. Oleh karena itu
menuntut ilmu menjadi kewajiban seorang mukmin agar kita tidak bodoh hidup
disepetak bumi ini.
Oleh karena itu, saya pribadi tidak hanya
menuntut ilmu dunia saja, tetapi berusaha meluangkan waktunya untuk menuntut
ilmu akhirat walaupun tidak melalui jalur formal. Sebab modal ilmu inilah yang
membuat manusia memahami dan merefleksi tentang apa yang terjadi atau yang akan
terjadi.
2. Hati
Hati adalah fungsi utama dalam menggerakkan
fisik kita. Tanpa ada dorongan dari hati, kita akan malas atau asal-asalan
dalam melakukan sesuatu. Niat ini yang akan menjadi tujuan akhir yang ingin
dicapai, sehingga akan menjadi parameter
utama kesuksesan tindakan. Oleh karena itu,
penting untuk selalu mempertanyakan pada
diri sendiri apa yang menjadi niat dari setiap
tindakan kita agar mampu menyadari betul
niatnya. Dengan adanya niat kita akan termotivasi melakukan sestau, salah
satunya menjadi pelopor perubahan. Tentu niat yang dipilih bukan sekedar untuk
duniawi tetapi juga untuk kehidupan paska dunia.
Penting juga untuk mencari motivasi atau
inspirasi atau lingkungan yang mendukung, yang mampu merefleksi kembali tentang
urgensi dalam kita melakukan sesuatu. Agar hati tetap bernaung pada yang
semestinya.
3. Aksi Nyata
Ini mberbicara mengenai "how"
atau bagaimana merealisasikan dari apa yang sudah kita usahakan mendapatkannya.
Kita telah menuntut ilmu, tela menyempurnakan niat, lantas apa yang selanjutnya
kita lakukan? Ya, yang kita lakukan selanjutnya ialah mengamalkannya.
Merealisasikan dari segala bekal yang kita
dapatkan atau tempuh. Saat kita berniat menjadi pelopor perubahan, maka aksi
nyata dari ilmu-ilmu dan bekal lain yang telah kita tempuh sangat penting. ya
kita harus berani mewujudkannya. Dalam merealisasikannya, dibutuhkan sebuah
keterampilan. Perubahan apapun yang ingin kita buat, pasti membutuhkan
keterampilan tertentu untuk mengerjakannya.
Semua bisa menjadi pelopor perubahan.
Semua bidang kehidupan memang membutuhkan
pelopor perubahan. Sehingga kita sebagai manusia wajib memilih lingkungan atau
bidang yang kita ahli disana untuk menjadi pelopor perubahan.
Sebagai perempuan, kunci peradaban dunia,
tentu memiliki pengaruh besar dalam menjadi pelopor perubahan. Oleh karena itu,
walaupun jika saya nanti bekerja dari rumah atau banyak menghabiskan waktu atau
melakukan aktivitas di rumah, tetap saja saya mampu berkontirbusi memberi
perubahan yaitu dengan menjadi ibu bagi anak-anak kelak. Jangan pandang remeh
peran seorang ibu yang hanya di rmah saja. Kontribusinya sangat besar bagi
kehidupan walaupun kalau dilihat hanya merawat anak. tetapi apabila anak itu
berhasil dididik oelh ibunya, maka akan memunculkan pahlawan-pahlawan yang
mendukung tumbuhnya peradaban.