Me Time
Salah satu hikmah yang saya ambil saat saya sedang
sakit di bulan November 2019 adalah tentang me time. Selama saya sakit
kan goler-goler di Kasur terus haha, off dari semua agenda kecuali kuliah, jadi
banyak waktu buat diri sendiri. Saya benar-benar bisa fokus dengan diri saya
sendiri tanpa ada distraksi dari pihak mana pun kecuali agenda kuliah. Selama
masa-masa sendiri itu saya banyak merenung, refleksi, dan evaluasi. Kemudian
saya menyadari bahwa selama ini saya terlalu meremehkan me time. Sehingga
rasanya saya ngos-ngosan kayak dikejar-kejar terus sama urusan duniawi yang
nggak pernah kelar.
Saya menyadari bahwa me time atau waktu untuk diri
sendiri penting dilakukan. Melakukan proses pengenalan diri, refleksi,
merenung, atau evaluasi diri. Sesederhana pula untuk melakukan hal-hal yang disukai
diri secara sendirian tanpa ada distraksi dari berbagai hal termasuk manusia
dan sosmed. Agenda me time semacam ini membutuhkan waktu khusus yang harus
diluangkan untuk menyelami diri lebih jauh. Melakukan deep talk sebagai bentuk
heal yourself agar kita bisa memahami apa yang diinginkan diri ini.
Selama ini saya merasa bahwa hidup saya nggak tenang
dan penuh dengan distraksi. Kayak saya tidak bisa mendedikasikan hidup buat
diri saya sendiri. Seperti ada banyak tekanan dari berbagai pihak. Sampai saya
diberi penyakit sama Allah, saya mendapat banyak nikmat waktu luang untuk
melakukan segala perenungan. Agenda menyelami diri sendiri ini sangat membantu
saya untuk memberikan kedamaian dalam hidup saya. Saya lebih bisa berpikir
jernih, bisa me-manage emosi dan perasaan, dan bisa menjadi diri saya
sendiri, serta jauh lebih paham apa maunya diri sendiri. Makanya kan saya berhubungan
baik-baik saja dengan beberapa orang, walaupun saya masih merasa sering tantrum
sama diri sendiri yang kadang kena imbas ke orang lain.
Kadang kita dengan mudahnya ngasih waktu buat
orang lain, kuliah, organisasi, dan kerjaan, tapi sangat sulit untuk memberi
waktu kepada diri sendiri atau malah lupa meluangkan waktu untuk menyelami diri
lebih dalam. Sering pula banyak waktu luang tapi kita habiskan untuk hiburan;
main sosmed, nge-game, atau rebahan hehe.
Saya juga menyadari bahwa nggak semua hal harus
diladenin kok. Banyaknya aktifitas yang menyita perhatian kita membuat lupa
bahwa diri sendiri seharusnya masuk prioritas pula. Diri sendiri juga harus
mendapat energi khusus dari diri kita, bukannya malah mendapat perhatian dari
energi yang tersisa. Teman saya pernah bilang ke saya bahwa saya terlalu ‘memberikan
semua energi saya’ kepada orang lain tanpa menyisakan eh bukan menyisakan sih, mengalokasikan
ruang energi khusus untuk diri saya. Sekali-kali kasih diri kamu ruang lah,
entah buat istirahat atau ngelakuin hobi kamu, katanya begitu. Akhirnya
saya sadar bahwa memang dunia ini selalu menuntut perhatian optimal dan nggak akan
ada habisnya. Kalau saya nunggu selesai buat memberikan semuanya untuk tuntutan
dunia, ya nggak akan ada kesempatan buat saya memberikan perhatian untuk diri
saya ini.
Intinya adalah kegiatan me time atau deep
talk sebagai salah satu bentuk heal yourself dan love yourself
untuk men-support kesehatan jiwa kita sebagai langkah membangun seni
memahami diri sendiri. Kalau kita sudah paham maunya diri ini apa, jadi kita lebih
mudah menentukan langkah konkrit untuk ke depannya.
#30haringeblog
#30haribercerita
#challenge30haringeblog
#30harinulisblog
#harisembilan
#harisembilan
0 komentar