Me Time

by - January 11, 2020



Salah satu hikmah yang saya ambil saat saya sedang sakit di bulan November 2019 adalah tentang me time. Selama saya sakit kan goler-goler di Kasur terus haha, off dari semua agenda kecuali kuliah, jadi banyak waktu buat diri sendiri. Saya benar-benar bisa fokus dengan diri saya sendiri tanpa ada distraksi dari pihak mana pun kecuali agenda kuliah. Selama masa-masa sendiri itu saya banyak merenung, refleksi, dan evaluasi. Kemudian saya menyadari bahwa selama ini saya terlalu meremehkan me time. Sehingga rasanya saya ngos-ngosan kayak dikejar-kejar terus sama urusan duniawi yang nggak pernah kelar.

Baca: Sakit

Saya menyadari bahwa me time atau waktu untuk diri sendiri penting dilakukan. Melakukan proses pengenalan diri, refleksi, merenung, atau evaluasi diri. Sesederhana pula untuk melakukan hal-hal yang disukai diri secara sendirian tanpa ada distraksi dari berbagai hal termasuk manusia dan sosmed. Agenda me time semacam ini membutuhkan waktu khusus yang harus diluangkan untuk menyelami diri lebih jauh. Melakukan deep talk sebagai bentuk heal yourself agar kita bisa memahami apa yang diinginkan diri ini.

Selama ini saya merasa bahwa hidup saya nggak tenang dan penuh dengan distraksi. Kayak saya tidak bisa mendedikasikan hidup buat diri saya sendiri. Seperti ada banyak tekanan dari berbagai pihak. Sampai saya diberi penyakit sama Allah, saya mendapat banyak nikmat waktu luang untuk melakukan segala perenungan. Agenda menyelami diri sendiri ini sangat membantu saya untuk memberikan kedamaian dalam hidup saya. Saya lebih bisa berpikir jernih, bisa me-manage emosi dan perasaan, dan bisa menjadi diri saya sendiri, serta jauh lebih paham apa maunya diri sendiri. Makanya kan saya berhubungan baik-baik saja dengan beberapa orang, walaupun saya masih merasa sering tantrum sama diri sendiri yang kadang kena imbas ke orang lain.

Kadang kita dengan mudahnya ngasih waktu buat orang lain, kuliah, organisasi, dan kerjaan, tapi sangat sulit untuk memberi waktu kepada diri sendiri atau malah lupa meluangkan waktu untuk menyelami diri lebih dalam. Sering pula banyak waktu luang tapi kita habiskan untuk hiburan; main sosmed, nge-game, atau rebahan hehe.

Saya juga menyadari bahwa nggak semua hal harus diladenin kok. Banyaknya aktifitas yang menyita perhatian kita membuat lupa bahwa diri sendiri seharusnya masuk prioritas pula. Diri sendiri juga harus mendapat energi khusus dari diri kita, bukannya malah mendapat perhatian dari energi yang tersisa. Teman saya pernah bilang ke saya bahwa saya terlalu ‘memberikan semua energi saya’ kepada orang lain tanpa menyisakan eh bukan menyisakan sih, mengalokasikan ruang energi khusus untuk diri saya. Sekali-kali kasih diri kamu ruang lah, entah buat istirahat atau ngelakuin hobi kamu, katanya begitu. Akhirnya saya sadar bahwa memang dunia ini selalu menuntut perhatian optimal dan nggak akan ada habisnya. Kalau saya nunggu selesai buat memberikan semuanya untuk tuntutan dunia, ya nggak akan ada kesempatan buat saya memberikan perhatian untuk diri saya ini.

Intinya adalah kegiatan me time atau deep talk sebagai salah satu bentuk heal yourself dan love yourself untuk men-support kesehatan jiwa kita sebagai langkah membangun seni memahami diri sendiri. Kalau kita sudah paham maunya diri ini apa, jadi kita lebih mudah menentukan langkah konkrit untuk ke depannya.


#30haringeblog
#30haribercerita
#challenge30haringeblog
#30harinulisblog 
#harisembilan


You May Also Like

0 komentar