Bertumbuh

by - January 07, 2020


Menjadi manusia selayaknya kita seperti tumbuhan yang terus bertumbuh dan memberikan manfaat untuk sekitar sampai pada waktunya tumbuhan tersebut tumbang tak berdaya. Dalam proses memberikan manfaat demi menunaikan fungsi manusia diciptakan, kita dituntut untuk terus bertumbuh dan berkembang. Banyak hal dan bidang yang harus terus kita asah sebagai langkah menguatkan posisi kita sebagai manusia yang bermanfaat.

Namun banyak orang bingung dalam menentukan peran yang akan terus diasah untuk semakin bertumbuh. Atau sebagian orang malah menganggap remeh soal bertumbuh. Parahnya, ada pula yang tidak paham bahwa dirinya harus bertumbuh dan berkembang.

Memang berkembang mmembutuhkan keikhlasan, kesabaran, bahkan pengorbanan, tetapi banyak yang lupa untuk mengukur proses berkembangnya telah sejauh mana atau malah kita bingung menentukan parameter tersebut. Iya, bagi sebagian kecil orang memiliki ukuran-ukuran yang mengukur sejauh mana proses hidupnya. Tetapi banyak diantara kita yang mengabaikan sebuah parameter dalam bertumbuh. Banyak diantara kita menjalani sebuah pilihan untuk bertumbuh tanpa adanya ukuran yang jelas bahwa apakah kita sudah berkembang atau belum. Atau ternyata kita sadar bahwa parameter atau ukuran dalam bertumbuh perlu tetapi kita bingung sendiri menentukannya.

Iya saya pernah melalui fase bingung itu. Malah baru aja mengalaminya. Saat saya memiliki target untuk merasakan pengalaman bekerja parttime, Allah mengabulkan doa saya lebih cepat dari waktu yang ditentukan. Alhamdulilah. Bahkan saya tidak perlu melamar kerja parttime, tetapi ditawari. Nah saya merasa bahwa saya telah berkembang karena sudah memiliki pengalaman bekerja. Tetapi tiga bulan kemudian saya berpikir bahwa anggapan saya telah berkembang itu hanyalah asumsi dan perasaan saya saja. Bahwa sebenarnya banyak hal yang harus saya manfaatkan kesempatan dan peluang dalam pekerjaan saya sebagai wadah dan proses belajar saya menjadi tumbuh. Tapi saya hanya berasumsi tanpa adanya takaran yang jelas bahwa saya telah bertumbuh dan berkembang dalam pekerjaan yang saya geluti. Saya harus memiliki indikator-indikator atau target-target yang harus saya capai demi bertumbuh dan berkembangnya saya dalam ranah pekerjaan saya.

Jadi indikator apa yang dipakai dalam mengukur sebuah proses yang kita jalani? Yang tau jawabannya adalah diri sendiri. Seni memahami diri sendiri sangat diperlukan ya ternyata. Iyaa kamu sendiri yang tau ukuran-ukuran proses kamu dalam bertumbuh. Diri sendiri lah yang bisa nentuin parameter bahwa ‘kita telah bertumbuh’, ‘kita telah berproses’, ‘kita telah berkembang’. Target-target yang berderet lah yang menjadi arah dan ukuran dari sebuah proses.

Udah bertumbuh sejauh apa dari semester 1-3? Udah punya relasi pertemanan sampai mana? Skill apa saja yang sudah berkembang sejauh kamu hidup? Dan ingat, target tiap orang beda-beda. Ga usah dibandingin. Contoh, target relasi pertemanan saya adalah orang-orang pengusaha atau pebisnis dengan jumlah minimal yang sudah disepakati oleh diri sendiri, ya gausah pengen saat yang lain bisa scale-up pertemanan sampai di kalangan artis. Atau ngga usah meremehkan juga saat orang lain memang hanya ingin membangun relasi di fakultasnya aja. Mungkin aja dia seorang introvert dan capaian setingkat fakultas sudah sangat bagus untuk dirinya ya nggak papa. Yang tau ya cuma diri sendiri.

Perlu diingat pula, masing-masing targetan atau goal atau ukuran tersebut pun diambil atau dipilih dengan alasan dan pertimbangan masing-masing pribadi. Jadi ya ngga usah nyinyir saat target orang lain terlihat rendah dalam sudut pandang kita. Dan ngga usah pula pengen saat target orang lain jauh melampaui target kita. Tolong pahamilah dirimu sendiri apa butuhnya dan sadar diri atas kapasitas diri ya sayang.


Ciahh serius amat ini postingan wkwk. Biasanya ngelantur tulisannya wkwk. Opini di atas disupport dari materi bedah buku Arah Musim pada bulan November, terus ditambah-tambah dikit lah biar nggak plagiat eheeee.



#30haringeblog
#30haribercerita
#challenge30haringeblog
#30harinulisblog 
#harikelima




You May Also Like

0 komentar