Powered by Blogger.

Coffee Break Panda

BY DEVANDA C.P.N


Beberapa hari yang lalu saya berdiskusi dengan teman saya tentang wanita karir dan pengaruhnya dengan anak. Topiknya seputar parenting tetapi diskusi saya kali ini jarang saya temui di buku-buku parenting. So I will share a piece of that.

Dimulai saat teman saya memberi pertanyaan tentang bagaimana pandangan saya soal wanita karir. Ya menurut pandangan saya, wanita karir itu wanita yang tidak full time di rumah tetapi parttime dengan bekerja sambil menjadi ibu. Pandangan ini saya tekankan wanita yang banyak menghabiskan waktu di luar misalkan kerja kantoran, kerja jadi dosen atau guru, sorenya kan baru ada di rumah.

Baca: IBUKK

Kemudian teman saya memancing lagi dengan pertanyaan, hal apa sih yang memiliki pengaruh besar untuk tumbuh kembang anak? Jawaban saya tentu yang utama adalah kasih sayang orang tua serta bagaimana orang tua itu hadir dan menemani tumbuh kembang si kecil. Nah di sini perspektif saya menemani tumbuh kembang anak saat masih kecil. Lalu teman saya memberikan pandangannya yang lain dari hasil analisisnya.

Analisisnya berdasarkan latar belakang dia yang tinggal di masyarakat seperti perumahan atau desa (saya nggak tau tempat tinggal dia berupa desa ya bukan desa, perkotaan ya bukan perkotaan *update: rumahnya kota tapi pinggir katanya wkwkwk, perumahan ya bukan perumahan wkwk) dan bersentuhan secara langsung dengan tetangga. Berbeda dengan latar belakang saya yang dibesarkan sebentar di perumahan kemudian menghabiskan banyak waktu di daerah jalan raya tanpa tetangga. Iya jadi saya tinggal tanpa tetangga, rumah kanan kiri saya gudang dan rumah makan. Jadi tentu saya jarang bersinggungan dengan masyarakat langsung, tetapi saya scale up pertemanan kan lewat organisasi tapi ya beda juga sih wkwk.

Baca: Rumah

Oke gitu ya latar belakang kita berbeda. Analisis dia saat melihat teman-teman di kompleks rumahnya, hasilnya bahwa seorang wanita full time yang menghabiskan banyak waktu bersama si anak dan keluar rumah mungkin hanya keperluan belanja, nggak lama gitu, mereka bisa menjadikan anak yang sukses dalam hal akhlak dan perilaku. Terhindar dari pergaulan bebas gitu lah. Dia cerita bahwa di desa dia banyak orang tua yang memang cukup memberikan kasih sayang tetapi tidak hadir penuh menemani tumbuh kembangnya sebab bekerja di luar rumah atau pun berbisnis yang membuatnya sering meninggalkan rumah. Beda ya hadir dan memberikan kasih sayang. Saat si ibu ini parttime kerja, ibu tidak bisa memperhatikan secara utuh bagaimana pergaulan si anak dengan lingkungannya.  Bukan berarti anak nggak boleh bergaul di lingkungan masyarakat, tetapi memilihkan lingkungan anak menjadi alternatif yang bijak selain yang utama orang tua khususnya ibu harus hadir menemaninya bertumbuhkembang secara full time. Bahkan menempatkan anak sekolah yang berlabel boarding atau islam nggak menjamin si anak bakal terhindar dari pergaulan bebas atau salah pergaulan. Oleh karena itu sangat penting peran ibu hadir menemani anaknya bertumbuh kembang baik di luar maupun di dalam. Memang kasih sayang orang tua sangat penting untuk anak, tetapi mengontrol circle pertemanan atau membentuk lingkungan anak yang terjaga diperlukan peran orang tua dalam pengawasan yang penuh, Sebab lingkungan memiliki pengaruh besar dalam proses anak bertumbuh kembang (menurut teman saya). Setelah saya pikir-pikir ya I agree sih.  

Saya jadi teringat dengan beberapa guru parenting inspirasi saya, beberapa dari mereka ada yang diminta suaminya untuk berhenti berbisnis atau berkarir atau berhenti menulis bisa jadi, atau seorang sarjana yang ujung-ujungnya jadi full time mother (saya nggak mau nyebut sebagai ibu rumah tangga ya) hanya agar fokus menemani tumbuh kembang anak. Agar bisa hadir sebagai full time mother buat anak. Sebab mengasuh dan menumbuhkan anak itu nggak main-main. Bahkan kita harus tau ilmunya dan bersikap bijak. Salah sedikit dalam bersikap akan memiliki pengaruh luar biasa dalam pola pikir atau tingkah laku sang anak. Susah ya jadi orang tua ternyata. Yaiyalah amanah yang besar itu wkwk bedain sama amanah kampus makanya wkwk. Katanya kalau mau nggak dapat amanah kampus nikah aja, nah pas nikah ada amanah anak yang lebih besar tanggung jawabnya. Hayo pilih mana amanah yang mana buat sekarang yang jadi mahasiwa? Ehehhee. Duh kok jadi nyerempet sih topiknya wkwkwk.

Baca: Menginjak Usia Dewasa

Terus kalau ada sesuatu hal yang tidak diinginkan gimana, misal tiba-tiba suaminya di phk atau bisnis suaminya down atau bangkrut, atau meninggal (naudzubillah jangan sampai ya)? Gimana tuh? Gimana menyiapkan jaminan hari tua (tanpa asuransi)? Nah gimana gimana tuh? Nah sama saya juga punya pertanyaan itu yang saya lontarkan ke cumi-cumi. Jawaban dia cukup berkesan buat saya sebab saya pun belum menemukan sebuah jawaban yang tepat dari buku parenting yang pernah saya baca selama ini.

Jawabannya sederhana, dengan mempersiapkan anak sebagai penerus pencari nafkah selanjutnya. Bukan berarti anak disuruh kerja saat ada hal yang terjadi di luar dugaan ya. Sejak kecil anak dipersiapkan oleh orang tuanya agar mampu memiliki tanggung jawab dan bekal dalam mencari nafkah. Misalkan sejak kecil sudah ditanamkan jiwa entrepreneur dan diberikan pengalaman untuk mendirikan usaha di usia muda tanpa meninggalkan pendidikannya. Atau men-scale-up skillnya sampai terasah. Saya belum kepikiran sih tentang ini sebelumnya dan waktu diskusi jadi “oiyaya bener juga”.

Itu aja sih yang ingin saya share, walaupun kemarin diskusinya nggak hanya topik ini aja, tetapi yang menarik buat saya ya tentang ini hehe. Terima kasih temanku sudah berbagi ilmu yang belum kepikiran sebelumnya. Dan ini hanya opini pribadi ya, kalau kalian memiliki pandangan lain, opini lain terkait definisi wanita karir, atau pola asuh atau pengaruh-pengaruh signifikan ke anak ada yang lebih penting daripada lingkungan ya silahkan… Ini hanya ingin berbagi opini saja yhaa.

Good Luck buat para manusia yang sudah menjadi orang tua dan yang belum menjadi orang tua berbakti terus sama orang tua ya, jangan dinakalin karena jadi orang tua itu nggak gampang hehe. Saya juga belum ngerasain kok gimana susahnya jadi orang tua, jadi cuma bisa ngomong untuk saat ini hehehehe.



#30haringeblog
#30haribercerita
#challenge30haringeblog
#30harinulisblog 
#harikeduapuluhtujuh


Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Waktu blogwalking saya nemu postingan blog yang mengingatkan saya tentang parameter atau target blog. Hmm sepertinya saya melupakan untuk membuat target atau goal dari blog saya ini. Sebenarnya dulu saya sudah berangan-angan sih pengen yang kayak gimana blog saya ini, cuma diangan-angan aja, nggak ditulis, jadinya kan nggak serius.

Baca: Bertumbuh

Karena di tahun 2020 saya punya rencana yang matang terkait mau melakukan apa saja di tahun ini, salah satunya memberi perhatian lebih kepada blog saya ini. Pengen serius nulis di blog, walaupun selama ini nulis cerita-cerita pengalaman atau daily life or daily thinking. Ya nggak apa-apa sih, niche blog saya memang personal blogging karena tujuannya sebagai memori digital yang merekam dan menyimpan perjalanan hidup saya mulai dari pengalaman, kerecehan, opini, pemikiran yang kekanak-kanakkan sampai dewasa.

Oke deh langsung aja saya ingin membuat list goal blog saya secara tertulis, here they are:

  • Sukses menjalankan Challenge 30 hari nulis blog. Terlihat susah ya memang susah wkwkwk. Tahun lalu punya target nulis blog sampai postingan blog saya berjumlah 100 postingan, tetapi belum tercapai bahkan parahnya empat bulan terakhir di tahun 2019 malah nggak update blas. Tapi nggak apa-apa, emang harus gagal dulu baru setelah itu berhasil yekan.
  • Pengen jumlah postingan di blog lebih dari 1000. wow. Angka yang cukup besar. Tahun 2019 saya punya target postingan di blog berjumlah 100, tetapi tidak terlaksana, tak apa tahun ini bakal diselesaikan target tersebut. Bismillah. Ya ini target jangka lama lah ya. Doain saya istiqomah terus mengisi blog ini dengan kebermanfaatan dan kerecehan haha. Padahal nggak ada yang receh loh.


Baca: TO-DO-LIST 2019

  • Berhasil memasang google adsense di blog karena dari dulu gagal mulu dan ditolak terus sama google heran saya. Bahkan sampai sempat mikir iklan nggak muncul karena saya pakai tema yang tidak bisa diajak kompromi sama adsense ehehehehe. Tetapi ada sih blogger lain yang memakai tema yang saya gunakan ini dan dia bisa pasang iklan. Sepertinya saya harus menyerahkan urusan ini ke orang yang ahli karena saya utek-utek hamper sebulan nggak berhasil sebab html bukan jagoan saya.
  • Gambar dengan jepretan menggunakan DSLR atau kamera mirrorless sebab foto-foto yang saya gunakan masih menggunakan hp android yang kadang gambarnya pecah hehe. Misal udah punya kamera impian, pengen juga jadi travel blog itu hehe. Beliin dong wkwk.
  • Pengen ganti tema sesuai harapan saya yang perfect, saya tuh pengen otak-atik html cuma nggak jago html dan nggak pengen mempelajari skill itu wkwk. Jadi buat yang paham, benerin dong hehe.
  • Memiliki konten tentang life yang lebih berkualitas dan berbobot. Selama ini kan konten blog saya cerita receh ehehe. Nggak apa-apa, kuantitas akan mengikuti kualitas yakin pokok..
  • Terjaga dan bertahan seumur hidup whehehe. Semoga tidak ada yang jahatin blog saya kayak bajak dan sebagainya atau erornisasi dari pihak blognya, serta konsisten menulis semua pengalaman dan uneg-uneg saya seumur hidup biar jadi memori digital gitu. 

Baca: Why I do Blogging?
  • Pengen punya domain sendiri dengan nama devancpn.com eh alhamdulilah sudah terlaksana di tahuh 2020. Sudah punya target beli domain sejak Agustus 2019 kemarin, tetapi takdir berkata lain sehingga saya baru niat membeli dan memasang domain ya tahun 2020 tepat di awal bulan. Cihuyy.

Baca: Akhirnya Punya Domain Sendiri 


  • Pengen punya pengunjung blog rata-rata 3000-4000 setiap postingan dalam setahun. Doain ya gais, makanya kalian konsisten bacain blog saya, konsisten komen, dan referensikan blog saya ke teman-teman kalian, biar saya pula sangat konsisten buat update blog terus, gitu. Oya nggak lupa, follow juga dongs wkwk.

Udah deh itu dulu, nanti kalau ada yang baru kepikiran atau keinginan baru bakal di update, oke.


Doain ya semoga goals ini berjalan lancar dan tercapai dengan baik. Aamiin.

Happy blogging!!


Baca: HE.. Mana Blognya?





#30haringeblog
#30haribercerita
#challenge30haringeblog
#30harinulisblog 
#harikeduapuluhenam

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar



Hari pertama aktif kuliah saya sudah ada agenda buat hadir talk show gais. Great! Karena biasanya malas datang ke talks show atau seminar atau workshop yang saya lagi ngga ada tujuan wkwkwk. Jadi datang ke talk show yang ini ada motif dan tujuan tertentu dong? Iyap betul wkwk.

Jadi gais, malam hari setelah perkuliahan hari pertama saya menghadiri talk show yang direkomendasikan oleh teman saya yang di Nganjuk. Kebetulan topiknya passionable banget buat kebutuhan saya wkwk. 99% pasti berangkat lah saya.

Dari awal sebelum datang acara sudah berniat untuk sksd dong #kebiasaan saya yha sepertinya. Eh teman saya di Nganjuk yang sangat baik hati udah booking ke salah satu pemateri bahwa saat acara akan ada dua orang yang mau ngobrol basa basi wkwk. Wah semakin mulus rencana saya berjalan wkwk.

ini nih brosurnya

Saya kenalkan ya pematerinya siapa aja sih. Kenalin yang pertama Mas Cakra Negara dari komunitas TDA (Tangan Di Atas) Malang. Kemudian Mas Wahyu Dani dari komunitas bisnis Genpro (Global Entrepreuner Professional) Malang, disusul dengan pemateri dari komunitas (Sukses Berkah Community) Malang yaitu Hennu Afianta. Nggak lupa yang super kece dalam nge-MC serta menyediakan tempatnya di kafe Kaveins miliknya, yaitu Mas Wawan Saktiawan as Mc.

Setelah dibuka dengan bas abasi dan agenda perkenalan pemateri, langsung dipancing oleh Mas Wawan dengan pertanyaan, “Bagaimana mengawali bisnis untuk pemula?”.

Rangkuman jawaban dari pemateri adalah dengan menyiapkan mental, memilih bisnis sesuai peran kita, dan jualan apa aja yang bisa dijual. Sukses berbisnis itu ada ilmunya. Kita harus tau ilmunya lalu action, belajar lagi terus action, nggakk pernah berhenti untuk belajar, entah belajar dari kegagalan, kebangkrutan, kerugian, atau belajar dari segala hal yang telah dilalui.

Perkara bisnis bukan tentang terburu-buru untuk segera sukses dan berhasil atau cepat-cepat menghasilkan omset bermilyar-milyar, tetapi proses yang terjadi selama membangun dan mengembangkan bisnis tersebut. Sebab memang ada timing-nya (waktunya), jadi proses itu yang menjadikan kita semakin bertumbuh dan belajar serta makin banyak dan beragam pula pengalamannya. Karena bisnis tidak melulu sekedar teori, tetapi perlu aksi nyata yang nantinya menjadi pengalaman yang kemudian menjadikan pengalaman tersebut sebagai salah satu guru dalam berproses.

Antisipasi yang paling relevan dalam berbisnis yaitu memiliki mentor untuk mengarahkan bisnis kita  karena mentor memiliki pengalaman sehingga meminimalisir kebangkrutan atau kerugian.

Lalu parameter apa yang kita gunakan dalam memilih mentor bisnis? Dalam memilih mentor tentu kita melihat latar belakang dan perjalanan mentor tersebut selama terjun di dunia usaha. Pengalaman yang luar biasa dan levelnya berada di atas pengalaman kalian. Seperti, mentor bisnis yang memiliki pengalaman bangkrut 30 kali daripada jumlah kebangkrutanmu, mengalami kerugian 10 kali dari total kerugianmu, Cari pula yang pernah memiliki hutang 10 kali daripada hutang kamu, misalkan pernah sampai berhutang 10 milyar. Lihat juga omset yang didapat oleh si mentor, harus lebih besar dari omset kamu, kalau bisa 20 kalinya omset bisnis kamu saat ini. Serta amati cara mentor dalam menumbuhkan dan mengembangkan bisnisnya.

Coaching bisnis mungkin sudah terdengar biasa. Membayar seorang pebisnis sukses untuk menjadi mentor bisnis kita. Nah di tiga komunitas yang sedang presentasi di panggung menyediakan media coaching bisnis. Untu detail informasi dan harganya kalian bisa cek di website mereka masing-masing yha. (DM saya ya kalau kepo).

Lanjut pada sesi pertanyaan, ada pertanyaan menarik yang ditanyakan oleh audience, yaitu “Apabila di tahun 2020 kita memiliki dana lebih, alangkah baiknya kita menggunakannya untuk scale up bisnis kita dengan meningkatkan marketing atau buka cabang lagi atau bagaimana?”.

Pertama jawaban dari Mas Wahyudi adalah saya tidak memilih membuka cabang atau mengalokasikannya untuk pemasaran. Kalau bisnisnya dirasa sudah cukup, omset tercukupi, system berjalan lancer, maka diinvestasikan untuk membeli emas atau investasi property yang paling aman. Dari sini saya jadi mikir, bahwa dalam berbisnis kita harus memiliki parameter atau standar dalam usaha kita. Sejauh mana kita bekerja keras, sejauh mana kita melangkah normal, dan seperti apa kondisi lingkungan. Tanpa adanya ukuran atau parameter, pastinya pebisnis akan kebingungan dan tidak ada arah gerak. Misal target bisnis kita sampai menguasai pasar dunia, artinya kita terus bekerja keras sampai target pasar dunia bisa kita kuasai atau misal kita berbisnis untuk mencukupi kebutuhan keluarga, artinya saat kebutuhan keluarga tercukupi, bisnis yang kita jalankan akan dibiarkan berjalan normal.

Kemudian jawaban dari Mas Heru perwakilan SBC adalah, perbaiki internal usaha terlebih dahulu, kuatkan system, dan survey prospek. Baru setelah itu scale up your business. Sedangkan dari TDA menjawab, kembali lagi kepada model bisnis yang dibuat. Masnya memberi contoh bisnisnya yaitu Café Pinus, di tahun 2020 dia memilih untuk menguatkan usahanya kafe Pinus, bukan untuk membuka cabang. Tetapi tergantung pula dengan kondisi atau kebutuhan bisnis, contohnya ingin menaikkan omset dengan memperbanyak channel.

Pertanyaan terakhir yang menarik adalah “Saat kita berwirausaha di bidang A, kemudian mengalami kebangkrutan, seharusnya kita berganti bidang bisnis atau tetap melanjutkan bidang bisnis tersebut?”.

Jawaban dari pemateri sangat singkat karena terburu oleh waktu malam yang semakin larut. Mas Wahyudani menjawab untuk mengganti bidang bisnis, jangan meletakkan telur di wadah yang sama, sebab jika yang satu pecah, masih ada wadah lagi. Berbeda dengan jawaban pemateri dari komunitas SBC, bahwa jawabannya tergantung pada kondisi. Jika memang bidangnya tidak prospek ya ganti saja. Sama halnya dengan jawaban Mas Cakra dari komunitas bisnis TDA, bisa beralih bidang, bisa juga tidak. Alasannya dijawab denga pengalaman cerita bisnisnya. Dalam mengawali bisnisnya, beliau memulai dengan menjadi makelar homestay sebab kondisinya saat itu memiliki relasi di bidang tersebut. Kemudian karena suatu kondisi, membuat bisnisnya beralih bidang ke travel tetapi masih dalam lingkup pariwisata karena passionnya memang bidang pariwisata. Bila kita ingin beralih bidang bisnis silahkan asalkan paham dengan konsekuensinya dan harus berusaha lebih keras. Kemudian beliau beralih bidang di luar passion pariwisatanya, yaitu bisnis properti sebab dia harus melunasi hutangnya yang mencapai 1,8 milyar. Memilih bisnis properti karena memang keuntungannya besar tetapi membutuhkan effort besar dalam menekuni bidang usaha baru.

Oiya tambahan, kata Mas Cakra bahwa bangkrut hinga berhutang 1,8 milyar itu ternyata kecil saat kalian berada di lingkaran pertemanan bisnis. Dengan bergabung dalam komunitas bisnis, kita akan semakin banyak ilmu, banyak relasi, banyak pelajaran yang bisa diambil dari pengalaman teman-teman, semakin termotivasi, serta mendapat dukungan untuk memperkuat mental bisnis kita. #eak.

Pola pikirnya yang harus dibangun adalah punya bisnis harus siap bangkrut-siap rugi-siap belajar-siap kerja keras-siap jatuh. Modal yang dikeluarkan harus sesuai kesanggupan diri untuk kehilangan uang yang dikeluarkan.

Btw, abis acara itu waktunya saya beraksi untuk sksd wkwkwk, dan bingung gimana sksdnya soalnya setelah acara yang pemateri langsung digerumbulin sama peserta laki-laki lain, kan saya yang perempuan gimana gitu wkwk. Alhamdulillah Allah beri saya jalan, saat saya pasrah pulang, eh di parkiran ketemu sama Mas yang ada di komunitas SBC. Alhamdulillah dapat dua kontak pengusaha ehehehehehe.

#30haringeblog
#30haribercerita
#challenge30haringeblog
#30harinulisblog 
#harikeduapuluhlima
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar

Serius saya bingung mau nulis apa di blog. Bener-bener stuck pikiran. Ada ide mau nulis tentang apa tetapi referensi kurang. Akhirnya lihat isi catatan keep di hp dimana segala ide dan emosi saya tuliskan di sana. Alhamdulilah nemu ide.

Baca: Writer's Block

Baca: 5 Facts (Strange) About Me

Kali ini saya mau share tentang pengalaman saya yang anti-mainstream sebagai seorang perempuan hehe. Nggak cuma anti-mainstream sih (bagi saya) tapi gokil juga saya pernah mengalaminya wkwk. Oke deh langsung aja...

1. Tengah malam sendirian di terminal

Pengalaman ekstrim pertama yang pernah terjadi pada diri saya adalah tengah malam tepatnya jam setengah satu pagi dini hari saya berada di terminal seorang diri tanpa teman. Kejadian ini bermula saat saya memutuskan pulang kampung jam 18.00 sebab ayah saya memberi iming-iming sesuatu (saya lupa apa) lewat telpon hingga membuat saya nekat pulang kampung malam hari itu. Langsung tancap gas ke terminal Arjosari naik motor kemudian menitipkan sepeda motor dan langsung naik bis. Nggak beruntungnya, bisnya masih nunggu penuh penumpang. Akhirnya pukul setengah delapan bis tancap gas menuju Surabaya. Alhamdulilah. Kemudian sampai terminal Bungurasih Surabaya pukul sembilan kurang lebih. Untung cepet bisnya, biasanya dua jam durasinya. Setelah itu langsung cari bis jurusan Yogyakarta. Yah bisnya ramai banget, untung ada bapak-bapak ngasih tempat duduk di pinggir. Oh ya ampun saya tetap aja dipepet sama orang-orang hehe. Kemudian tertidur pulas di bis. Eh bangun-bangun denger kondektur bilang "terminal lama-terminal lama", sontak saya bangun dan melihat saya sudah di kota Nganjuk. Yah saya kebablasan dengan rumah saya sebab rumah saya sebelum Nganjuk kota dan jalan raya depan rumah dilalui bis. Kemudian saya turun di terminal lama. Duh sepi, walaupun banyak tukang becak. Merinding khawatir gitu, masa cewek malam-malam di tengah terminal yang sepi gini. Kebablasan membuat saya harus dijemput, akhirnya telpon ibu, eh pulsa habis lagi, duh apes. Untungnya saya pakai operator telkomsel jadi tetap bisa masuk telponnya walaupun cuma berdering sebentar. Kemudian saya putus asa karena telpon nggak berhasil memancing ibu buat telpon balik. Pikir saya mungkin sudah tidur, tapi nggak mungkin ibu pergi tidur ninggalin anaknya yang mau pulang. Orang dulu SMA saya pulang setengah satu malam ditungguin sama ibu, pagarnya masih dibuka. Entah tiba-tiba saya nggak bingung gimana buat pulang ke rumah eh malah main twitter update status, aelah milenial milenial. Saya sempat mau naik grab tapi di Nganjuk grab belum terlalu ramai jadi malam hari pasti nggak ada grab. ALhamdulilah beberapa menit kemudian ibu telpon lalu saya memintanya menjemput di terminal. ALhamdulilah selamat sampai rumah saya, terima kasih ibu yang belum tidur buat nungguin saya.

2. Kekunci di luar kos pada hari pertama di kos baru

Baca: Nomaden

Pengalaman ini terjadi setahun yang lalu. Karena saya pindahan ke kos baru sampai pukul 11 malam buat ngangkutin barang-barang saya yang bejibun banyaknya. Saat mengantar pulang kakak tingkat yang sudah bantuin saya, tanpa membawa hp dan dompet, eh balik-balik kos sudah dikunci oleh mbak kosnya. Padahal hari itu hari pertama saya tinggal di kos baru eh udah kekunci aja. Karena nggak bawa apa-apa termasuk hp dan kunci kos, jadinya saya tidak bisa menghubungi mbak kosnya. Akhirnya saya tidur di kos kakak tingkat saya yang saya repotin itu. pfff


3. Ngejar kereta karena hampir ketinggalan

Baca: Juli

Momen ini yang bikin jantung saya berolahraga sekencang-kencangnya, buat diri ngos-ngosan sampai jari jemari gemetar wkwk. Semua terjadi gara-gara saya sama ibu masih rewel masalah wadah packing. Karena nggak punya koper atau kardus dan bingung barang bawaan saya yang begitu banyaknnya diwadahinn apa. Dari ganti kresek dan tas jinjing berkali-kali, akhirnya berhasil diputuskan menggunakan kresek. Kemudian saya ngebut ke stasiun yang biasanya ditempuh dalam waktu sekitar 1 jam. Untung saya bisa ngebut secara pintar sehingga saat itu waktu tempuh hanya 30 menit. Kemudian cepat-cepat masuk stasiun dan keretanya ada di jalur empat dong yang mana saya harus melewati tiga kereta biar sampai ke kereta yang berada di jalur empat. Saya lari-larian sambil tergopoh-gopoh membawa barang yang banyak. Berkali-kali bingung pintu keluar keretanya mana, dilihatin banyak orang, dan kesusahan membawa barang banyak sambil lari-lari. Alhamdulilah saya nggak salah kereta dan tepat saya masuk gerbong kereta mulai berjalan. Hampir aja Ya Allah. Kemudian saya diam melepas nafas sepuas-puasnya, baru mencari kursi tempat duduk saya. Setelah duduk itu tangan saya gemetar, nafas saya ngos-ngosan kayak dikejar hantu. Alhamdulilah saya tidak jadi ketinggalan kereta.

4. Kejebak di pondok ikhwan

Ini momen yang sangat aib sekali wkwk. Saya nggak mau cerita terlalu detail. Intinya setelah ikut belajar bahasa arab di sebuah pondok yang mana khusus pondok Ikhwan (laki-laki) tetapi saat itu belajar Bahasa arabnya untuk umum, jadilah saya bersama dua teman perempuan saya join. Setelah belajar selesai, kita mau bertanya sesuatu ke ustadznya. Eh disuruh salat isya dulu karena sudah adzan. baiklah. Setelah itu kami menanyakan apa yang kami tanyakan. Singkat cerita, saat kita akan kembali ke rumah masing-masing, eh ada gluduk dan langsung hujan angin yang sangat deres sekali. Sampai kita harus masuk ke pondok ikhwan tersebut sebab kalau enggak kita bakal basah kuyup soalnya hujang angin. Alhamdulilah hujan belum reda, hanya hujan biasa, dan kita terpaksa harus keluar dari pondok itu karena sudah malam. Kita menginap di rumah temen saya yang deket dari pondok itu. Udah itu aja deh nggak usah detail banget ya wkwk, walaupun besoknya masih ada kejadian yang gokil lagi wkwk.

5. Jam 3 dini hari di masjid jami'

Perjalanan pulang dari safari dakwah dokter Zakir Naik memaksa saya dan teman saya pulang malam hingga akhirnya sampai Nganjuk pukul 3 dini hari. Kemudian ambil motor di pondok itu lagi, dan kita ke masjid jami' buat nunggu subuh. Khawatir kalau langsung pulang malam-malam gitu kan. Apalagi sepi banget pas kita lewat alun-alun. Eh masjidnya masih dikunci, alhamdulilah dibukain sama penjaganya, kemudian nunggu orang tua saya datang buat jemput. Alhamdulilah sebelum subuh kita sudah di rumah masing-masing. Apanya yang gokil? Wkwk.

Ya sudah lah anggap saja itu pengalaman anti-mainstream lah ya wkwk. Semoga bisa diambil hikmahnya bahwa kita harus senantiasa meminta perlindungan sma Allah dimana pun berada, karena dengan pertolongan-Nya kita masih bisa bernafas sampai sekarang. #apasih wkwk. Semoga juga bisa jadi kenang-kenangan saya kalau sudah dewasa nanti atau blog saya dibaca sama anak saya kelak wkwk, Aamiin.

#30haringeblog
#30haribercerita
#challenge30haringeblog
#30harinulisblog 
#harikeduapuluhempat

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Pernah nggak sih kalian menghabiskan banyak waktu lama memandang layar kosong pada komputer atau laptop yang sangat lama akibat bingung atau tidak ada ide untuk menulis? Atau menatap halaman baru Microsoft Word tanpa mengetikkan satu huruf pun sebab nggak tau mau nulis apa? Mungkin pernah juga membuat coret-coret di kertas tetapi ide menulis di kertas tidak muncul-muncul.

Jika pernah, selamat kalian pernah mengalami writer’s block. Apa itu Writer’s Block? Writer’s block adalah suatu kondisi di mana kalian tidak memiliki ide untuk menulis apapun. Sekarang saya sedang mengalami hal tersebut. Bingung mau nulis apa di blog. Sebenarnya saya sudah membuat blog planning atau perencanaan postingan blog, Cuma asupan saya belum cukup untuk menulis label life, sebab blog planning yang tersisa tentang kategori life.

Di tengah saya kebingungan ingin menuli apa di blog sedangkan saya masih punya dua hutang postingan #challenge30haringeblog, akhirnya kebingungan saya ini bisa dijadikan sebagai bahan tulisan ternyata hehe.

Writer’s block terjadi dengan sebab yang bermacam-macam dan berbeda-beda setiap orang. Ada yang disebabkan tuntutan diri yang perfeksionis dalam menulis, ada yang karena deadline, bahkan ada pula yang sebab menderita depresi. Tentunya setiap penulis atau orang yang bukan penulis sekalipun pernah mengalami gangguan ini. Hal ini merupakan gangguan atau penyakit wajar yang dialami dalam dunia tulis-menulis.

Oleh karena itu bisa menggunakan beberapa cara untuk mengatasi Writer’s block dan memulihkan ide menulis kembali, yaitu:
  1. Rehat sejenak untuk mengistirahatkan pikiran.
  2. Mengamati lingkungan sekitar untuk mendpaatkan inspirasi. Bisa juga melakukan blogwalking atau surfing di browser atau media social untuk mendapatkan ide.
  3. Membaca apa saja yang membuat kamu tertarik atau merasa senang.
  4. Berpindah tempat atau mencari tempat nyaman untuk menulis.


Mungkin kamu punya cara lain? Share di kolom komentar yaaa.



#30haringeblog
#30haribercerita
#challenge30haringeblog
#30harinulisblog 
#harikeduapuluhtiga



Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Ternyata ada pola pikir yang harus diluruskan dari sebuah keinginan atau cita-cita atau bahasa kerennya mimpi. Pola pikir yang menekankan bahwa ada sebuah konsekuensi saat kita ingin bermimpi dan bersedia untuk menjalankan konsekuensi dari mimpi tersebut.

Tentu masing-masing mimpi memiliki konsekuensinya masing-masing. Misalkan kita ingin mendapatkan gaji sebesar 50 juta per bulan tetapi nggak ada pekerjaan tersebut atau kondisi kita membuat kita nggak mampu mendapatkan gaji tersebut, akhirnya kita berhaluan untuk membuat sebuah pekerjaan yang mampu menggaji diri kita sebesar 50 juta per bulan. Maka di sini ada konsekuensi yang harus dipahami, yaitu konsekuensinya kita harus mampu bekerja lebih keras, level perjuangannya harus lebih tinggi, dan mungkin akan ada banyak hal yang harus dikorbankan agar mampu mendapatkan mimpi tersebut.

Misalkan kita merantau dalam rangka menuntut ilmu, akan ada konsekuensi kita harus menahan rindu kepada ibu bapak yang ada di kampung halaman. Akan berbeda apa yang kita dapatkan saat kita menahan diri untuk pulkam seminggu sekali sebab harus mengupgrade skill, dengan mahasiswa yang pulkam seminggu sekali. Saat kita ingin mengupgrade skill pada tiap hari sabtu-minggu, konsekuensinya adalah rindu sama orang tua, nggak bisa pulang kampung. Berbeda dengan mahasiswa yang pulang menengok orang tuanya tiap seminggu sekali, dengan resiko dia kehilangan waktu untuk mengupgrade skillnya di kampus tetapi dia mendpaatkan momentum bertemu orang tua atau bisa mendapatkan pahala dari birul walidain.

Masing-masing pilihan akan memiliki resiko masing-masing. Sama halnya saat kita bermimpi atau memiliki mimpi, akan ada resiko di dalamnya. Tinggal apa kita bersedia menanggung dan menjalani konsekuensi tersebut. Hasil dari mimpi yang kita inginkan, akan sangat bergantung pada jalan konsekuensi yang kita pilih.

Sebenarnya kita semua bisa memilih suatu kondisi yang kita inginkan, tapi terkadang kita lupa akan konsekuensi dari keinginan tersebut, lalu mengutuki hanya pada satu jalan.  


#30haringeblog
#30haribercerita
#challenge30haringeblog
#30harinulisblog 
#harikeduapuluhdua

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar



Menginjak usia dewasa sekitar di atas 18 tahun acap kali terjadi penyesalan atau baru sadar telah melewati sesuatu yang begitu berharga dalam hidup. Kalau saya sih iya. Menginjak usia kepala dua semakin ke sini semakin bersyukur dan menyesal tetapi jadi mikir. Mengapa?

Baru sadar kalau sebenarnya kita ini punya orang-orang yang benar-benar menyayangi kita. Menyesal rasanya dulu tidak maksimal dalam melewatkan hari-hari saat tinggal bersama orang tua atau saudara. Sekarang saat terpisah oleh ruang, rasa rindu sering kali menjadi penyakit. Terus tiba-tiba bernostalgia masa lalu bersama keluarga. Tiba-tiba keinget bercandaan sama saudara, bertengkar sama adek/kakak, atau bikin ulah yang kadang buat orang tua marah atau malah mereka ketawa sendiri dengan kelakuan anaknya.

Ahhh rasanya kenapa terlambat sekali sih menyadarinya. Baru sekarang ngerasa betapa berharganya family time. Betapa beruntungnya kita yang dimasakin terus sama ibu. Dan bersyukurnya kita yang sering diajakin bercanda sama bapak. Kenapa baru sekarang sadarnya???

Semakin tua usia, pertemanan semakin mengerucut, dan ternyata komunikasi dengan orang tua juga semakin rendah intensitasnya. Kita nggak bisa ngobrol intesif 24 jam. Harus lewat media dan kadang sulit juga untuk mencari waktu yang tepat buat sekedar telpon atau video call. Ahhh kenapa dulu aku mensia-siakan momen bersama orang tua 24 jam yang bisa lihat wajahnya yang terus keriput. Parah juga kalau kita menolak telpon mereka karena kita sibuk dengan pekerjaan kita di tanah rantau.

Terlambat sih menyadarinya. Sekarang baru kerasa kan. Dulu pas masih jadi pelajar, tinggal bareng orang tua, kita diajakin malam mingguan, eh nolak dan milih malam mingguan bersama teman. Sekarang malam mingguan pengen sama ibu bapak aja karena pertemanan semakin menipis kualitasnya. Apalah daya waktu sudah nggak bisa diulang. Cuma bisa menyesali, memperbaiki, dan mensyukuri keadaan sekarang.

Telat lagi sih, baru sadar kalau jadi orang tua itu nggak gampang ternyata. Baru tau kalau cari duit itu susah. Pengeluaran bulanan rumah tangga aja bisa mudah membludak kalau nggak pinter ngatur duit, apalagi kalau nggak pinter cari duit. Ahhh betapa pekerja kerasnya dan besarnya perjuangan orang tuaku untuk menghidupi seisi rumah termasuk diriku ini. Lagi-lagi diri ini gagal dalam menyadari sesuatu yang sangat beruntung dalam hidup ini.

Namun, saat usia dewasa kita menyadari semua hal itu. Alangkah baiknya apabila kita tersadar lalu bangkit untuk mengejar atau membangun sesuatu yang bisa membahagiakan keluarga kita terutama bapak ibu? Atau tersadar bahwa diri ini harus lebih bertumbuh dan berkembang dengan standar di atas kualitas orang tua kita biar jadi lebih baik. Atau lebih terpacu dalam berjuang mendapatkan masa depan yang terbaik dengan ukuran perjuangan orang tua menjadi parameter minimal kita dalam memperjuangkannya.

Setidaknya untuk membalas semuanya yang telah diperjuangkan orang tua walaupun ya kita tak akan mampu dan tak akan ada kata selesai dalam membalas semua jasa yang telah mereka torehkan. Tetapi setidaknya kita telah sadar bahwa kita telah menginjak usia dewasa dan tanggung jawab pun semakin besar pula, serta rasa sayang ke orang tua dan keluarga pun semakin besar pula meskipun sering terpisah oleh jarak.

Semangat untuk para manusia yang baru saja menginjak di usia dewasa. Perjuangan kalian dimulai atau mungkin sudah mulai duluan yaaa.... 

Terlambat menyadari, menyesal, lalu melangkah!!!



#30haringeblog
#30haribercerita
#challenge30haringeblog
#30harinulisblog 
#harikeduapuluhsatu


Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
mon maap gambarnya seadanya hehe, ngebut selesaikan target blog wkwk


Baca: IKIGAI: Emang hidup gitu ya?

Mungkin saja kita merasakan frustasi dalam menjalani hidup karena kita belum menemukan IKIGAI dalam hidup. ((Termasuk saya hehe)). IKIGAI adalah sebuah konsep dari Jepang yang memiliki filosofis mengenai makna hidup. Singkatnya, konsep IKIGAI adalah alasan untuk hidup, bikin cara hidup lebih bermakna dan seimbang sehingga kita bisa nemuin the meaning of life and happiness.

IKIGAI berdampak pada produktifitas kita. Artinya setiap kita menjalani suatu aktifitas atau rutinitas, bahwa kita memiliki motivasi kuat dalam menjalaninya sehingga pekerjaan jadi cepat selesai. Arti lainnya kita bakal memiliki etos kerja yang baik sebab pekerjaan yang kita lakukan akan berdampak dengan baik ke orang lain.

IKIGAI ini sangat berpengaruh dalam kesehatan kita, baik kesehatan fisik maupun kesehatan jiwa. Sehingga kita nggak mudah stress, depresi, atau frustasi saat melakukan rutinitas yang bisa dibilang membosankan bagi sebagian orang yang mungkin belum menemukan IKIGAI. 

Intinya ada empat konsep dalam IKIGAI sendiri, yaitu irisan dari mission, vacation, profession, dan passion. Yuk kita kupas satu-satu. Mission, artinya dalam melakukan suatu pekerjaan, kita melakukan pekerjaan yang disukai, dibutuhkan banyak orang, tetapi tidak dibayar. Vacation, kita melakukan pekerjaan yang dibayar tetapi kita sendiri tidak menyukainya dan tidak ahli/jago pula. Kalau profession yaitu kita melakukan pekerjaan sesuai keahlian kita dan dibayar. Yang terakhir Passion, yaitu kita melakukan pekerjaan yang kita sukai (ernjoy), dan ahli atau expert. Nah konsep IKIGAI ini adalah irisan dari keempat konsep tersebut. Artinya saat kita menemukan IKIGAI, kita telah melakukan pekerjaan yang kita sukai, yang kita ahli, yang dibutuhkan dunia atau banyak orang, dan dibayar. Perfect. 

Dalam menemukan IKIGAI, kita harus bisa mengenali diri sendiri, memahami pribadi ini maunya apa sih sehingga kita bisa nentuin langkah konkrit, yang kemudian bisa menemukan IKIGAI itu sendiri. Gimana cara mengenali diri sendiri? Ya nggak tau wkwk yang tau ya kalian sendiri. Saya hanya bisa memberi saran untuk melakukan self talk atau bicara sama diri sendiri, mengevaluasi, berpikir, merenungi hidup kalian, dan berani mencoba banyak hal biar tau rasanya mana yang bikin tertarik. Memang membutuhkan waktu yang panjang dalam proses mengenali diri sendiri. Nggak bisa langsung instan. 

Mungkin aja kalian juga harus belajar untuk menyukai pekerjaan yang nggak kalian sukai dengan mencari celah atau sesuatu dari pekerjaan tersebut yang dirasa menarik buat kalian. karena realistis juga perlu hehe. Ujung-ujungnya kita akan tetap realistis haha. Tetap butuh duit. Makanya buat sesuatu yang kita pengeni itu realistis juga. 

Kemudian nggak lupa buat membenahi tujuan. Tujuan kita melakukan sesuatu. Motivasi kita melakukan pekerjaan tersebut. Yang terpenting, aktivitas itu jangan sampai buat Allah nggak ridha yaa hehe. 

Love yourself and Understanding yourself!


#30haringeblog
#30haribercerita
#challenge30haringeblog
#30harinulisblog 
#harikeduapuluh

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

About Me

About Me
Hallo, I'm Devanda! Seorang pelajar absurd yang nyasar di platform digital bernama blog dan suka ngoceh random dalam bentuk tulisan. Yuk kepoin blog aku dan berteman, berdiskusi bersama lewat dm ig: @pandamonokurobo atau drop ur email on devancpn30@gmail.com [Klik gambar selengkapnya]

Klik Follow dong biar seneng

Blogger Perempuan

Follow Sosmedku dongs

  • facebook
  • twitter
  • instagram
  • Google+
  • pinterest
  • youtube

Postingan Populer

  • Me Time
    Salah satu hikmah yang saya ambil saat saya sedang sakit di bulan November 2019 adalah tentang me time. Selama saya sakit kan goler-go...
  • OSPEK Part II: Maba Rebel
    Hari kedua ospek di bulan Agustus di usung oleh fakultas. Yaaaa ospeknya begitulah. Aku jarang main-main sama temen sejurusan waktu sebe...
  • Tentang ‘tempat keberpihakkanku’
    Bagiku ‘tempat keberpihakkanku’ selalu ada yang menarik. Mungkin bukan aku saja, beberapa orang yang belum (berani) memutuskan kebe...

Blog Archive

  • ►  2022 (1)
    • ►  January 2022 (1)
  • ►  2021 (41)
    • ►  November 2021 (5)
    • ►  September 2021 (2)
    • ►  August 2021 (1)
    • ►  July 2021 (1)
    • ►  May 2021 (25)
    • ►  April 2021 (5)
    • ►  March 2021 (1)
    • ►  January 2021 (1)
  • ▼  2020 (75)
    • ►  October 2020 (2)
    • ►  August 2020 (6)
    • ►  June 2020 (1)
    • ►  May 2020 (19)
    • ►  April 2020 (15)
    • ►  March 2020 (2)
    • ►  February 2020 (3)
    • ▼  January 2020 (27)
      • [Diskusi] Lingkungan Faktor yang paling berpengaru...
      • Blogging Goals
      • NOTULENSI TALK SHOW SINERGI ANTAR KOMUNITAS BISNIS...
      • Pengalaman anti-mainstreams
      • Writer's Block
      • Konsekuensi sebuah mimpi
      • Menginjak usia dewasa
      • Konsep IKIGAI
      • Basic Skincare by me
      • Nggak produktif bikin stress
      • IKIGAI: Emang hidup gitu ya?
      • Nostalgia: My Experiences in Senior High School (P...
      • Nostalgia: My Experiences in Senior High School (P...
      • Rumah
      • Tentang Memilih dan Pilihan (Bagian 2)
      • Tentang Memilih dan Pilihan (Bagian 1)
      • Nostalgia: Ramadhan 1437-1438 H
      • Nostalgia: Perjalanan dalam Menulis
      • Me Time
      • Surabaya
      • Regional Training Leadership Youlead
      • Akhirnya punya domain sendiri
      • Bertumbuh
      • Nomaden
      • Sakit
      • IBUKKK
      • The Best Moment in 2019
  • ►  2019 (19)
    • ►  August 2019 (1)
    • ►  July 2019 (1)
    • ►  June 2019 (2)
    • ►  May 2019 (1)
    • ►  April 2019 (1)
    • ►  March 2019 (1)
    • ►  February 2019 (1)
    • ►  January 2019 (11)
  • ►  2018 (35)
    • ►  December 2018 (15)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  October 2018 (2)
    • ►  September 2018 (1)
    • ►  August 2018 (4)
    • ►  July 2018 (8)
    • ►  May 2018 (1)
    • ►  April 2018 (3)
  • ►  2017 (3)
    • ►  December 2017 (2)
    • ►  November 2017 (1)

Categories

  • #30daysBPN
  • cerita receh
  • Curhat
  • Event
  • life
  • Makanan
  • Opini
  • parenting
  • review
  • Sejarah
  • semester 1

Kenalan dulu dong

Devanda C.P.N
View my complete profile

Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates