Gimana kabarnya dikunjungi sama Covid-19?
Kita tau, pandemi Covid-19 ini benar-benar sangat memengaruhi sendi kehidupan hampir 80%, menurut saya.
Apa aja pengaruhnya?
1. Ekonomi
Dampak yang paling
berpengaruh ialah di bidang ekonomi. Beberapa perusahaan mengalami lay off, para
pekerja atau pegawai harus setuju untuk potong gaji, para ojol sepi penumpang, warung-warung
makan dan took-toko harus tutup lebih awal daripada hari biasanya, para pelaku
bisnis sedang memutar otaknya agar bisnisnya nggak rugi atau sengaja ganti
strategi dengan beralih produk. Of course, ekspor-impor juga terganggu.
2. SOSIAL
Kebijakan (yang menurut
saya) kurang masuk akal mengenai pembebasan napi hmm. Semakin memperparah keadaan
sosial apalagi mau lebaran, banyak yang butuh duit, tingkat kemalingan semakin
tinggi. Haduh, apalagi tingkat ekonomi juga down pada kondisi demikian.
Kondisi memaksakan Sebagian
besar pekerja untuk bekerja dari rumah. Sehingga instensitas bertemu keluarga
semakin tinggi. Sebagian keluarga tentu merasa senang, bisa family time setiap
hari, bisa ngobrol leluasa sepanjang hari. Namun, Sebagian keluarga yang
memiliki hubungan kurang baik dalam keluarganya, akan merasa jenuh dan stress dikala
disatukan dalam satu rumah selama kurun waktu yang tidak pasti. Eh ada pula
yang nggak bisa berjumpa sama pasangan atau anak atau orang tua sebab lagi LDM
lah, nggak bisa pulkam karena beresiko, atau salah satu keluarganya sedang berjuang
di garis depan melawan COVID-19 ini.
Mungkin nggak ya orang-orang
dikurung di rumah ini bisa stress atau gila?wkwkkwk. Kalau ibu rumah tangga
yang udah biasa rutinitasnya di rumah mah ya biasa aja, berdasarkan kesaksian
ibu saya yang saya wawancarai haha. Termasuk para introvert pasti gembira di
masa-masa #dirumahaja. Apalagi saya wkwk, belum jenuh sampai sekarang dan
bawaanya Bahagia mulu wkwk. Dulu awal-awal sambat soalnya masih di asrama haha,
sekarang udah di kampung halaman, I can do anything what I want haha. Entar
deh saya bagi tips anti-jenuh versi saya haha.
Ditambah sekolah-sekolah
pada tutup, sehingga proses pembelajaran dilakukan secara daring, tentu nggak
efektif banget kegiatan pembelajarannya. Banyak tugas yang dibebankan kepada
pelajar dan mahasiswa. Apalagi kasihan anak-anak SD itu ada yang belum punya hp
android, orang tuanya juga ada yang nggak punya hp android, nnn sinyal di
masing-masing daerah nggak comfortable semua. Nggak lupa biaya pengeluaran
lebih besar sebab harus beli kuota. Padahal ekonomi lagi down juga.
3. Ditunda/gagalnya berbagai
proyek dan agenda
Tentu segala proyek dan
agenda lapangan ditunda atau gagal dilaksanakan. Mulai dari ujian nasional
ditiadakan, UTBK ditunda, proker kemahasiswaan ditunda atau ditiadakan, proyek perusahaan,
bahkan acara liburan ke luar negeri pun ditunda atau gagal. Termasuk life plan
temen-temen yang biasanya hidup sesuai timelinenya haha.
4. Belajar survive
Kehidupan berjalan
tidak normal dan kita dipaksa untuk survive dengan kondisi yang sedemikian
rupa. Awalnya menganggap semua hal harus dilakukan secara offline, namun corona
mengajarkan kita bahkan di dunia serba digital kita harus memanfaatkan
sebaik-baiknya. Apapun acara dilakasanakan secara online. Bahkan silaturahim
ternyata bisa dilakukan via online yaaa. Thanks coron telah menyadarkan kita
untuk memanfaatkan teknologi masa kini.
5. Ramadhan di tengah
Pandemi
Bulan Ramadhan udah mau
dimasukin. Muncul serentetan panduan ibadah selama Ramadhan. Nggak tarawih
jamaah di masjid, kajian via offline dilarang, bukber atau jual takjil nggak
dibolehin, takbir keliling dan bangunin sahur cukup dilakukan dari
masjid/musola. Bayar zakat ada aturannya biar nggak berkerumun. Silaturahim
atau riyoyoan via offline ditunda dan diganti via online. Pokok Ramadhan dan
lebaran #dirumahaja. Alhamdulilah, semoga di rumah makin khusyu menjalani
Ramadhan ini, di tengah pandemic ini, aamiin.
Momen ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan refleksi
atau perjalanan ke dalam diri. Sesuatu yang selama ini tak pernah dilakukan
karena kita sibuk menjalani rutinitas, sibuk ngalor-ngidul memenuhi urusan
duniawi tanpa memenuhi waktu pribadi untuk melakukan refleksi atau me time. Kita
baru menyadari, bahwa waktu yang tepat untuk berduaan sama diri sendiri di
tengah pandemic ini. Mungkin besok-besok lagi kita tidak akan punya waktu yang
seperti ini. Saat kita dipaksa oleh keadaan, tanpa harus meluangkan waktu.
So, selamat traveling ke diri masing-masing, untuk bertanya dan merenungkan
atas segalanya yang telah terjadi.
Baca: Me Time
Stay safe! Stay health! Stay at home! Stay tune in my blog!
haha
#BPNRamadan2020
#Day2
#challangenulisblog30haribyBloggerPerempuanNetwork
Baca: Rugi = Biaya Sekolah
Baca: Bertumbuh
Baca: Me Time
Baca: Investasi Leher Ke AtasBaca: Rugi = Biaya Sekolah
0 komentar