Covid-19 mau kenalan nih...

by - April 20, 2020


Suatu hari yang sore, langit-langit mulai menggulung sinar sang surya dan menggantinya dengan corak senja yang meneduhkan. Sebuah mahluk tak kasat mata sedang berbicara monolog:

Halo pembaca setianya blog devancpn.com, kalian kepo nggak sih sama identitasku? Nah devancpn.com ini bakal berbagi tentang identitasku secara detail, tapi yah nggak detail banget sih, soalnya dia bukan tenaga medis hahaha, dan dia asyik ngeblog terus sih #dirumahaja jadinya belum kenal aku banget (IH JANGAN SAMPE!). Ya setidaknya dia tau lah tentang aku sedikit-sedikit dari nyontek berbagai situs terus direvisi pake bahasanya sendiri. Oke deh coba kepoin tentang diriku versi tulisannya Si Panda ini.

***




Abad ke-20 di usianya yang menginjak 20 tahun, menuai kembali permasalahan pandemi setelah WHO terakhir kali menetapkan pandemi virus H1N1 atau flu babi pada tahun 2009 dengan jumlah kematian 151.700-575.400 jiwa di dunia. Akhirnya, hari Kamis, 12 Maret 2020, WHO menetapkan virus COVID-19 berstatus pandemi.

Sebuah virus yang tak kasat mata mampu menghebohkan dunia dengan menginfeksi 2.246.291 jiwa (18/4) bahkan memakan korban jiwa 152.707 (18/4) di dunia. Lebih dari 152 negara kelabakan menghadapi mahluk kecil ini yang geraknya gesit banget.

Jadi,

Apa itu virus corona?



Ternyata gaes, Virus Corona ini sudah ditemukan sejak tahun 1960 loh. Sekitar 10-30% virus ini menyebabkan batuk pilek pada manusia. Jenis coronavirus ini nggak hanya cuma satu virus, tetapi SARS dan MERS-CoV juga berasal dari satu rumpun yang sama. Terus Allah menciptakan virus corona jenis baru dengan mendatangkannya di bumi, tepatnya pertama kali muncul di Kota Wuhan, provinsi Hubei, Negara Cina. Pertama kali dideteksi akhir Desember 2019, WHO menyebutnya Covid19 sebagai bentuk akronim coronavirus disease 2019. 

Hmm akhir Desember itu saya lagi jalan-jalan ke Surabaya deh ehehehe. Bangga banget perasaan sampai diulang-ulang, padahal cuma jalan-jalan ke Surabaya wkwkwk. Yaiyalah wkwk. Oke lanjut ya, saya ini emang nggak bisa stay serius wkwk.

Baca: Surabaya

Virus ini bergerak secara lincah dalam penularannya. Belum ada dua bulan, setelah Presiden Jokowi mengumumkan dua WNI terinfeksi positif virus corona (2/3), saat ini si corona yang tak berdosa ini (yaiyalah emang dia diciptakan untuk menular wkwk) sudah mampu menyebabkan 6575 jiwa (19/4) di Indonesia terkonfirmasi mengidap penyakit COVID19 ini, serta membunuh korban jiwa sebesar 686 pasien per 19 April 2020. (sumber: kemenkes.go.id)

Menurut para ahli epidemiologi, memang virus ini memiliki patogenitas yang rendah atau tingkat keparahan penyakit yang rendah, tetapi karakteristik virus ini sangat cepat menyebar atau mudah ditularkan gitu. Lantas mengapa virus ini mampu memakan korban jiwa jika memiliki tingkat keparahan yang rendah? Infeksi 2019-nCoV memiliki tingkat kematian lebih rendah (2%) dari pada SARS (10%) dan MERS (34%). Lemahnya imunitas dan adanya komorbid (penyakit penyerta) yang menjadikan virus menjadi berkembang di dalam tubuh dan menjadikan kondisi menjadi lebih berat. Penyakit penyerta itu misalnya seperti diabetes, sakit jantung, ginjal, atau kanker. Oleh karena itu, kematian yang sering terjadi akibat virus ini rata-rata korban berusia 60 tahun ke atas, sebab memiliki tingkat imunitas yang rendah. Tetapi tidak dipungkiri virus ini bisa mampu menyerang mematikan pada usia muda.

Menurut WHO, penularan virus corona ini terjadi melalui droplets atau tetesan cairan yang berasal dari batuk dan bersin kontak pribadi seperti menyentuh dan berjabat tangan, menyentuh benda atau permukaan dengan virus di atasnya, kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mata sebelum mencuci tangan, serta potensi penularannya bisa melalui udara, ketika seseorang batuk atau bersin dan mengeluarkan cairan mengandung virus, berpotensi akan menyebar ke udara dan bisa langsung masuk ke tubuh orang lain jika berada dalam posisi berdekatan. Sehingga untuk mencegah penularan atau tertular, hendaknya ada jarak ketika berinteraksi, yang menurut para ahli 1-2 meter. Sehingga marak slogan untuk melakukan social distancing dan physical distancing, atau trend ajakan #dirumahaja. Apakah virus ini dapat diturunkan oleh ibu yang melahirkan kepada anaknya (perinatal transmission) masih menjadi tanda tanya.

Coronavirus mampu bertahan selama 2-8 jam di alumunium (termasuk gagang pintu, teralis, tiang kereta), selama 5 hari di keramik & teflon, selama 4 hari di kayu, selama 2-9 hari di plastik, hingga 4-5 hari di kertas.

Gejala yang paling umum terjadi pada penderita Covid19 adalah demam, batuk, sesak nafas, sakit kepala, lemas/lelah. Gejala-gejala ini memang mirip sekali dengan gejala batuk pilek atau flu biasa, makanya banyak yang mengira ah cuma sakit batpil biasa, namun bisa jadi sudah terinfeksi oleh Covid19. Eh virus ini ternyata dapat menyebabkan infeksi saluran pernafasan lebih parah, contohnya pneumonia (paru-paru basah).

Sebab virus ini memiliki kemiripan gejala dengan penyakit flu, proses penyembuhan virus ini sama kek penyakit pilek atau flu atau batuk, yaitu dapat sembuh dengan sendirinya (self-limiting disease), dengan catatan kita memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Saat ini penderita Covid19 di Indonesia telah terkonfirmasi sembuh dari infeksi ini sejumlah 686 (10.43%). Diprediksi masa inkubasi virus ini adalah 14 hari, oleh sebab itu lah bagi mereka yang terinfeksi atau diduga terinfeksi Covid19 dianjurkan untuk mengisolasi diri selama 14 hari, dengan harapan ia tidak akan menularkan virus ini kepada orang lain setelah 14 hari. Selama ini hanya itu yang bisa dilakukan sebagai tindakan preventif, sebab belum ditemukannya vaksin yang cucok.



Eh eh ngomongin soal wabah pandemi yang trend banget ini sampai memngaruhi sendi kehidupan kita, saya jadi inget wabah black death yang pernah terjadi tahun 1300-an kalau enggak salah. Saya lupa itu wabahnya kek gimana, pokok menelan korban 20 jutaan. Saya taunya karena matkul Introduction to English and Literarture wkwk. Bermanfaat juga ternyata wkwk hahaha. #gakpentingamatsumpah

Yak kita nggak akan tau apa yang bakal terjadi hari besok. Selama pandemi ini kita diliputi dengan ketidakpastian. Akhirnya semua orang mengalami ketidakpastiaan alias digantung wkwk, nggak Cuma cewek #apasih wkwk. For everyone stay safe, stay health, and stay pray! Yuhuup.


Wabah yang lebih besar sudah pasti. Secara konservatif, wabah ini bisa 10 kali lebih besar dari epidemi SARS karena virus itu ditularkan oleh hanya beberapa 'penyebar super' di bagian negara yang lebih jelas. Saya sudah melihat semuanya: flu burung, SARS, influenza A, demam babi dan lainnya. Tetapi pneumonia Wuhan membuat saya merasa sangat tidak berdaya. Sebagian besar epidemi masa lalu dapat dikendalikan, tetapi kali ini, saya ketakutan. " (Dr. Neil Ferguson-yang saya terjemahin bahasanya dari bahasa inggris menjadi bahasa Indonesia biar kalian ngerti haha).



Sumber:


NOTE: MON MAAP SAYA NGGAK JAGO NULIS DAFTAR PUSTAKA HAHAHA. Di jurusan saya jarang disuruh nulis dapus soalnya wkwkw, kan nggak ada laporan yakan yakan wkwk.


#BPNRamadan2020
#Day1
#challangenulisblog30haribyBloggerPerempuanNetwork



Baca: Bertumbuh
Baca: Me Time
Baca: Investasi Leher Ke Atas
Baca: Rugi = Biaya Sekolah




You May Also Like

0 komentar