Perihal Memecah Rekening Cinta
Buat teman-teman
yang pernah ikut proyek saya dengan teman-teman waktu SMA pasti tidak asing
sama judul ini yang berulang kali saya jadikan modus buat mempengaruhi kalian
biar mau dateng ke kajian wkwkwk. Sampai temen saya yang hedon dan nggak pakai
jilbab mau dateng buat kepoin apa sih Rekening Cinta haha.
Okey bahasan saya
kali ini cukup berat wkwk. Saya nggak akan bahas banyak-banyak perihal cintanya
tapi mau bahas ketika kita sudah mengambil tabungan cinta wkwk. Jadi kapan kita
pantas mengambil tabungan cinta kita? Wkwk
Istilah ini saya
dapat dari temen saya yang memberi masukan ketika kita pengen meningkatkan
kuantitas yang dateng ke kajian. Teman saya ini dapat ide ternyata dari guru
liqo wkwk (kalau nggak salah ingat ya). Maksud istilah ini tuh kita menyimpan
kepingan-kepingan cinta #asik sebelum memecah nanti setelah waktunya wkwk,
dengan modus biar temen-temen menghindari pacaran dan lebih memikirkan persiapan.
Wah apakah saya
bahas topik yang berat? Tentu wkwk tapi kata guru saya membahas hal kayak gini
itu nggak perlu dihindari karena perihal pernikahan itu memang hal yang
krusial. Menikah adalah sesuatu yang sangat-sangat wow dalam kehidupan manusia.
Wkwk lebay banget sih. Ya gimana ya... terjadi perubahan besar. Coba banyangkan, tiba-tiba ada makhluk
asing yang belum begitu kenal banget, ada dalam satu rumah sama kalian dan
bakal ketemu kalian setiap detik wkwk. Orang asing itu nantinya juga bakal tau
aib kalian, bakal tau segala hal tentang kalian dan menghabiskan kehidupan ini
bersama doi. Apalagi nih yang perempuan mengabdikan kehidupannya sama doi yang
tentu lebih lama dari pada mengabdi sama orang tua. Ayo coba kita hitung. Rata-rata
manusia normal Indonesia hidup sama orang tua sampai usia 18-20 tahun. Usia
20-25 tahun kita hidup sendiri. Rata-rata usia umat manusia 63 tahun. Sekarang
dihitung yuk, 63-25= 38 tahun. Kalian mengahbiskan sama manusia yang awalnya
bukan siapa-siapa, yang awalnya jaim, selama kurang lebih 38 tahun. Lucu ya
memang hidup ini wkwk. Apanya yang lucu tapi wkwk.
Nggak apa-apa sih
38 tahun, yang penting selama itu jangan disia-siain. Kalau saya ambil pelajaran dari
film di youtube ini ya, yang penting kan niatnya ibadah. Nah ini makanya
pernikahan disebut-sebut sebagai penyempurnaan ibadah. Menyempurnakan separuh
agama. Bayangin deh separuh agama coy. Pasti tanggung jawabnya gedhe banget. Lha wong kita yang masih hidup setengah agama aja, ibadah kita masih
terseok-seok, hidup kita masih mudah mengeluh, tanggung jawab udah kita anggap
besar. Ya Allah, makanya kan perlu disiapkan. Nah kalau di sekolah pra-nikah
yang saya adakan saya temen-temen waktu itu ada kurikulumnya #asik. Ada 10 kurikulum
mulai dari tata cara, psikologi pra-nikah, psikologi kesehatan, kesiapan
mental, kesiapan materil, kontrol emosi, sampai yang nggak lupa parenting. Kadang tuh kita terlalu sibuk
kaderisasi di rohis kita tapi lupa kaderisasi generasi #eak. Sayang banget
sekolah pra-nikah yang saya adakan ngga bisa merealisasikan 10 kurikulum
tersebut. Cuma 3-4 bulan kita bisa merealisasikan, itu pun sebulan sekali. Yaa
gimana yaa semester dua saya sama temen-temen soalnya fokus ujian. Gila ya
nggak nyangka saya sama temen-temen merealisasikan ide ini di semester awal
kelas 12 wkwk.
ini dia ciwi ciwi seterong yang jadi panitia wkwk |
Sebab rekomendasi
juga dari guru saya sih, kata beliau misal usia kalian 18 tahun ya dan baru
nyadar kalau pernikahan itu perlu disiapkan, terus kalau kalian punya target
usia 22 tahun, artinya kalian baru mempersiapkan selama empat tahun. Padahal
tanggung jawabnya besar banget brow dan kalian persiapkan cuma empat tahun aja.
Itu sih kata guru saya. Cuma nggak ada kata terlambat kok buat memulai kata belajar. Tinggal niat kita sih. Saya juga lupa sebelumnya tentang ini wkwk. Tapi nggak memungkiri juga banyak pemuda yang nikah
muda, ya it’s ok. Wong anak kuliah
juga sudah ada. Ya semua itu tergantung antar pribadi, keluarga, dan takdir
Allah wkwkwk.
Intinya sih
menurut saya, hubungan terbaik tercipta karena melibatkan Allah, komunikasi,
dan pemahaman antar pasangan. Perihal yang memahami itu saya belajar dari baca
buku berjudul Men are from Mars, Women
are from Venus. Keren pokok bukunya, cuma ya buku terjemahan hehe. Buku ini
menurut saya lebih ke seni dalam memahami perempuan dan laki-laki yang
cenderung memang memiliki kodrat berbeda wkwk. Kapan-kapan saya bahas ya gais
di blog saya perihal buku ini hehe. Nggak janji karena saya belum kelar-kelar bacanya soalnya kata-katanya
berat euy, jadinya harus bener-bener diresapi wkwk.
Saya bahas ini
biar kalian juga sadar termasuk reminder saya juga biar sadar wkwk kalau semua itu perlu dipersiapkan.
Saya ngomong kayak gini juga bukan berarti udah siap. Oh tentu masih jauh dari
kata siap. Saya juga baru belakangan ini sadar kembali setelah beberapa bulan
terlupakan perihal ini wkwk. Terus saya ingat dan dapat ide buat nulis ini
setelah obrolan kemarin hmm.
Karena sebenarnya cinta itu indah, sayang banyak yang tergesa menikmatinya hingga hambar tak berbekas keberkahannya.
doain saya istiqomah juga ya wkwk. semoga kalian yang baca juga istiqomah gais.
0 komentar