Sekolah Kebangsaan Brawijaya 2018

by - December 09, 2018


Sebelumnya aku sudah pernah buat treaser tentang Sekolah Kebangsaan Brawijaya di postingan November-kuBaca dulu ya

Berawal dari kehidupan kampus yang pernah aku ceritakan di postingan ini. Berlatar belakang dengan kondisi tersebut, yang mana aku kesulitan mendapat teman yang NIAT diajak ikut lomba, ikut buat projek, atau partner yang aktif dan tidak apatis. Dari keresahan ini aku cerita ke kakak tingkat, dan dia bilang coba ikut SKB aja nanti. Bakalan dapat teman yang setipe, teman-teman aktif nan hebat nan cerdas.

Benar saja, SKB ini program dari kementerian PSDM EM UB yang hanya dapat diikuti oleh mahasiswa baru yang lolos seleksi. Aku pikir ini spesial, karena ada seleksi ini pastinya teman-teman yang diterima bukan teman-teman yang sembarangan atau main-main dapat nilai 100. #apasih. Dari 500-an yang daftar (kalau enggak salah), yang lolos 170-an anak. Seleksinya berupa nulis essay yang isinya rancangan projek sosial dan screening. Aku nargetin harus bisa lolos karena ini kesempatan berharga buat dapat teman. Ya walaupun ada ragu-ragu dan khawatir enggak diterima soalnya takut diberi pertanyaan seputar prolematika negeri dan solusi yang aku berikan takut tidak memuaskan. Alhamdulilahnya aku lolos kok gais. Kalau tidak lolos kan tidak bisa buat cerita ini hehe.

Jadi skb semacam program peningkatan skill mahasiswa baru dalam hal kepemimpinan, organisasi, atau intinya agar mahasiswa ini peka terhadap lingkungannya sehingga nggak apatis. Aktif, bukan pasif. Gitu sih nangkepnya aku wkwk.

Sekolah Kebangsaan ini dibagi dalam 4 kelas, kelas Politik-Hukum, kelas Ekonomi, kelas Lingkungan Hidup, dan kelas Sosial-Budaya. Meskipun aku dari fakultas yang berbau budaya, etapi aku nggak bakat nih di sosbud. Jadi aku ambil kelas Pol-Hum.

Program ini dilaksanakan dengan bermalam di Villa Panderman Batu selama tiga hari dua malam. Tentunya selama di Batu kita dicekokin banyak pengajaran. Mulai hari Sabtu di serangkaian materi amazing dari empat bidang kelas dibawakan oleh pemateri yang WOW pula. Sayangnya aku nggak ikut materi sabtu pagi sampai sore karena aku ikut acara Advokesma. 


Kemudian dilanjut diskusi umum aku menyebutnya. Kita diberi topik masalah lalu setiap peserta bisa mengekspresikan pendapatnya di muka publik. Jadi didengar oleh panitia dan teman-teman yang lain. Dari diskusi umum itu yang bertema tentang perpolitikan dan pemilu, lanjut ke praktik pemilu. Dengan dibagi partai-partai, kita belajar bagaimana berkoalisi tanpa rugi, mengajukan calon ke lembaga apa saja. Buat kelompok aku sulit banget nentuin karena waktu yang singkat pula. Di sisi lain aku datang sore sehabis bounding dan mag aku kambuh tapi aku tahan. Kepala sama perut posisi sangat tidak enak, tapi otak juga disuruh berpikir buat mensukseskan praktik pemilu ini. Iya tanpa diduga aku terpilih jadi ketua DPR versi SKB bukan beneran yaaa.

Setelah uji coba pemilu membuahkan para pejabat-pejabat #asik, lanjut pentas seni. Sama. Kelompok aku ribet mau nampilin apa. Aku juga bingung mau ngapain pentas seni nanti. Tidak ada ide yang bersahabat. Akhirnya dengan tema #seberapagregetlo yang abal-abal, kita bisa menampilakan pensi yanggg..... begitulah. Di akhir pensi itu ada penampilan visi misi dari calon ketua SKB dan pemilihan.

Besok minggunya game. Yeay seru deh. Terus materi (lagi). Terakhir yang asik nih, simulasi aksi. Kita belajar bagaimana aksi. Ini nih menurutku yang paling seru. Kita demo ke pantia di depan villa gitu wkwk. Teman-teman aku hebat semua deh. Aksi bisa begitu ricuh dan semacam aksi beneran wkwk.

Ya gitu deh acara SKB.

Ada sedikit cerita lucu waktu sesi diskusi. Karena ternyata teman-teman forum diskusi aku dari kelas Pol-Hum bocah-bocahnya itu-itu aja. Maksudnya, teman-teman syuro’ lah bisa disebut wkwk. Terus ada teman cowok aku yang keceplosan ngomong “Coba akhwatnya”. Heh. Akhwat? Wkwkwk. Terus ada yang godain “Apa? Akhwat?”. Ngakak aku kalau ingat. Ada juga nih yang keceplosan, “Kalau menurut ane...”. Ane? Wkwk kebiasaan di ketemua sama orang-orang ini lagi ini lagi (waktu syuro’) ya haha. Alhasil ucapannya jadi satu frekuensi juga. Padahal di lingkaran diskusi itu ada teman-teman yang lain, ada mentor. Sumpah kalau ingat aku mesti ketawa sendiri. Hadeuh.     

Bisa dibilang SKB ini semacam UISDP-nya UI wkwk apaan tuh? Kenapa bisa nyangkut ke UI wkwk. Dulu aku pernah tanya ke teman aku alumni UI tentang bagaimana mendapat teman yang mau diajak gerak. Jawaban dia semacam ini lah:

UI Student Develooment Program (UISDP), dia itu kayak program pengembangan diri tingkat UI gitu. Pake seleksi, cuma buat 40 mahasiswa se-univ. Dari sana lah segala keambianku zaman kuliah dimulai wkwk. Karena UISDP menargetkan pesertanya utk punya sesuatu tiap bulan, misal tulisan yg dimuat di koran, menang lomba, dll. Teman2 UISDP-ku yang selanjutnya banyak jadi temenku ikut lomba-lomba, ikut conference di luar, dll. Mungkin kalau aku nggak ikut UISDP, aku nggak punya banyak pengalaman jaman kuliah.

Lagi2 kuncinya, kalau ada kegiatan bermanfaat, ikutin aja. Nggak akan rugi InsyaAllah.
Awalnya, pas UISDP itu kita disuruh bikin project sosial. Terus timku bikin Kampung Banana. Darisana sering ketemu temen lintas fakultas utk meeting Kampung Banana. Terus Kampung Banana diikutin lomba unilever, kita meeting lagi. Darisana mulai ngerasa cocok, akhirnya ikut lomba dari Marketeers, terus ikut MIYD di Melaka, gitu terus. Orang orangnya mah dia dia lagi

Kapan nih alumni SKB 2018 bisa kayak gini? Aku tuh pengen taukkk. Kuy.


You May Also Like

0 komentar