Powered by Blogger.

Coffee Break Panda

BY DEVANDA C.P.N



Kehidupan rumit dimulai kembali. Maapkan saya yang mulai meninggalkan sarang laba-laba di blog ini. Tenang aja, saya bakal sempatin ngisi sebulan minimal sekali. Kan saya udah setia sama ini blog. Masa setia sama kamu tapi nggak setia sama ini blog.

Hari senin adalah awal yang indah untuk kembali mengawali rutinitas. Iya benar. Keindahan hari senin mampir kepada kehidupan saya. Setelah tiga hari sebelumnya saya keos perjalanan tiga hari menjelajahi bumi Banyuwangi. Jadi Jumat-Minggu kemarin saya ada acara farewell party Advokesma EM UB yeay. Demi ikut liburan gratis tanpa bayar sepeserpun saya rela skip kelas hari Jumat. Padahal sebelumnya saya nggak pernah bolos euy. Hari itu adalah first time diriku membolos wkwk. Ya gimana ya, kesempatan gratis jangan disia-siakan wkwk. Apalagi orang tua saya mendukung karena mau nitip oleh-oleh wkwkwk. Yauds lah pergi aja wkwkwk.

Nah Seninnya adalah hari yang super sekali kalau kata Pak Mario. Hmm nggak juga sih wkwk saya terlalu lebay ah. Pagi hari saya awali dengan nyuci baju karena cucian numpuk hasil dari pergi ke Banyuwangi. Eh baru aja nyentuh cucian perut saya kumat. Emang sih saya semalam itu tidur nggak nyaman akibat perut saya keroncongan bukan lapar tapi nggak enak pokok. Sampai-sampai nih yaa saya mimpi kalau saya lagi hamil wkkwkw astagfirullah. Aneh kan mimpi saya. Gitu kok saya sempat mimpi ya wkwkwk. Terus saya muntah habis merendam cucian. Eh disusul sakit perut berujung berlama-lama di (belakang). Saya mikir kok saya bisa muntaber ya. Apa karena makanan di Banyuwangi yang tidak terseleksi dengan baik wkwkwk. Ya sudahlah pada akhirnya saya hanya menyelesaikan cucian kloter satu.

Ada lagi nih masalah. Akibat sampai di Malang sekitar pukul setengah sebelas malam (dikit lagi) dan saya lupa belum mengurus stiker UB, iya jadi ada kebijakan baru di UB terkait penerapan kendaraan berstiker UB yang boleh masuk. Nah saya belum ngurus itu tuh bahkan saya lupa wkwk. Ingatnya waktu diingatkan teman saya. Waktu juga udah mepet mengharuskan saya masuk kampus. Untung bisa masuk pakai ktm. Lah masalahnya saya belum ngeprint ktms. Jadi ngeprint dulu dan akhirnya lolos. Cakep.

Kelar kelas, ada drama mampir. Saya dapat kiriman modul yang harus diprint dan dibawa untuk kelas sore. Wadoohhh wong saya mau nyambangi klinik buat perut saya biar membaik. Eh tambah lagi ada DM dari teman tanya tugas. Lah saya ingat nggak ada tugas ini kok ada tugas piye sih wkwkwk. Ya saya sih percaya aja ya dan langsung gelagapan. Setelah ngurus sekret dan stafff saya bentar, saya langsung minta tolong temen buat memberikan opini terkait debat pertama capres kemarin, nanti saya tinggal mengubahnya ke dalam bahasa inggris. Iya tugas saya suruh buat opini debat terus nanti dibedah grammarnya. Saya udah nggak bisa mikir jadi saya minta tolong ke teman saya. Untung si doi update politik. Saya nggak modal juga pinjam laptop dia. Yah pokok itu saya cemas kalau belum ngerjain tugas wkwk. Makanya biar saya bisa menyelesaikan urusan lainnya saya harus menyelesaikan tugas kuliah dulu. Nah ditengah-tengah saya ngerjain tugas ini, chat saya dengan teman yang nanya tugas masih berlanjut. Ujung-ujungnya adalah kita beda kelas, beda dosen, dan beda jadwal kelas, wkwk dia salah nanya orang dan dengan mudahnya saya percaya wkwkwk. Yah ngapain saya pusing-pusing daritadi kesana kemari minjem laptop wkwk. Kan anjir ya wkwk. Kalau gini kan saya jadi tenang.

Habis itu saya cabut buat ngeprint modul, merealisasikan perintah orang tua, dan ngaterin temen nganter barang. Nah nah singkat cerita waktu sudah mepet buat masuk kelas, saya belum beli buku tulis dan nyampul buku juga aelah payah banget sih lu. Alhasil saya masuk kelas terlambat, belum nyampul buku, belum makan, tapi udah ngeprint modul lah wkwk. Beruntungnya ini dosen suruh kita ngerjain modul berpartner di buku bersampul. Wah untung partner saya bukunya sudah bersampul. Terselamatkan saya. Dan selama saya ngerjain sama doi ini entah kenapa kita ketawa mulu. Apalagi partner saya ketawa mulu tiap saya ngomong padahal saya nggak niat ngelawak loh wkwk. Sampai-sampai kata dia dosen liatin kita berdua, kalau saya sih nggak peka jika dosen sedang mengamati kita wkwk. Saya kan fokus ngerjain sambil ngomong wkwk.

Intinya mah hari Seninku beda dari hari yang lain. Udah terlanjur bingung tapi ujung-ujungnya bingungnya nggak guna, udah nggak makan dari pagi sampai sore, udah telat, udah merepotkan orang. Hari yang hectic dan seru juga sih. Wkwkwk. Udah gausah pakai penutup. Kalian simpulkan sendiri hikmahnya. Kalau ada pelajaran yang bisa diambil sih wkwkkwk. Maafkan keabsurdan hidup saya di hari Senin wkwk. Have a nice day!!!

Oiya satu lagi, makasih buat kamu yang sudah membantu saya di hari senin yang ceria itu. Maaf kalau saya sering melibatkan anda ke dalam urusan saya yang begitu rumit. Wkwkwk. Semangat yaaa. Jangan lupa bahagia:)



Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Berkali-kali saya pernah bilang ke twitter kan terkait memberi semangat teman-teman untuk siapa saja yang menempuh jalan kebaikan di mana pun berada, untuk kalian yang memilih jalan perjuangan, dan untuk kalian yang menjalani kehidupan sebagai penikmat. Semua baik dengan cara kalian masing-masing kok. Nggak perlu bersaing kebaikan lah, karena semua yang kalian lakukan selama dalam lingkaran norma kehidupan tetap baik.

Anyway, I’ve just met with my friends twelve days ago, yeay. Lama banget udahan. Setelah meet up biasa lah saya mengambil hikmah dari pembicaraan teman-teman haha. I think that every single has choice in their life. And every choice has reason why you choose them. Tiap orang memiliki pilihannya masing-masing dan alasan tertentu why you do it. Yak hal serupa telah saya lihat dari teman-teman SMA yang sudah lulus. Hidup lebih banyak warna saat kita menginjak usia dewasaa. Ketika masa dibangku-bangku pelajar hidup memang masih monoton mayoritas. Sama-sama menempuh pilihan bersekolah, pakai seragam sama, uang saku beda tipis lah antar anak, punya tujuan jangka pendek yang sama; yang SD bercita-cita msuk SMP favorit dan yang SMP bercita-cita masuk SMA favorit. Saat lulus SMA, pilihan hidup lebih berwarna. Ya tau lah ya nggak usah saya sebutin warna-warna kehidupan.

Baca: PelajarTingkat Akhir

Kadang itu saya senang waktu lihat teman-teman sudah (berani) menentukan pilihan mereka dengan resiko masing-masing yang dibawa pada tiap pilihan tersebut. Oh you’re all grown up dear. Semangat kalian semua yang menempuh jalan kebaikan melalui pilihan kalian. Setiap pilihan tersebut ada alasan kuat yang membuat kalian bertahan dalam pilihan terserbut. Jangan sampai goyah.

Cuma yang membuat saya miris ini ya, ketika kita sudah saling menghargai pilihan masing-masing, masih banyak teman-teman yang mengutuki pilihan dengan pikiran-pikiran sempit. Membatasi pilihan tersebut dengan angan-angan yang kurang open minded. Contohnya masih banyak yang mengutuki pilihan jurusan dengan membatasi ruang pekerjaan nantinya. Padahal kita ini sudah hidup di era milenial loh. Revolusi industri 4.0. Jenis pekerjaan berkembang luas menembus jendela kaca rumah-rumah. Artinya pekerjaan sudah mampu dilakukan di kamar sendiri. Belum lagi yang sedang gencar-gencarnya mewujudkan 1000 start up. Dinamika profesi di kalangan generasi Z melintang luas. Pekerjaan freelance diperkirakan akan mewabah di masa depan. Masanya di mana kita membuat manfaat bagi yang lain melalui memberi peluang pekerjaan kepada yang lain, alias menjadi entrepreneur. Tapi tidak menutup kemungkinan pekerjaan lain profesi yang lain juga tetap dibutuhkan. Semua menjalankan sesuai perannya. Nggak bisa kita menyamakan diri dengan orang lain, lha wong peran kita udah berbeda. Perbedaan peran lagi-lagi diakibatkan oleh pilihan yang kita tempuh.

Jangan berpikir kalau dunia sedang mengejekmu. Berpikirlah kalau dunia tengah mengajarimu sesuatu. Setiap manusia adalah pemeran utama dalam hidupnya masing-masing.

Kalau pun kita sedang terjebak dalam pilihan tersebut, percayalah semua itu ada alurnya. Yang pasti itu alur nggak lepas dari skenario Pembuat Kehidupan. Yang penting kalian tetap menebar kebaikan sesuai peran dan pilihan kalian masing-masing. Jangan sampai sifat iri atau ‘pengen’ atau menjadikan pilihan orang lain menjadi toxic bagi kalian, yang kemudian menggoyahkan pilihan kalian alias minder. Panjang bat dah. You’re not child again, dear. Meskipun saya juga masih belajar jadi dewasa, tapi saya yakin salah satu tanda kedewasaan saat kalian berpegang sama pilihan kalian dan komitmen.



Apalagi pilihan terberat menurut saya pasca lulus sarjana. Berbagai pilihan melintang dengan resiko masing-masing. Dan kadang kita sibuk melihat teman-teman yang udah ‘di atas’ atau udah ini, itu, itoh, wkwk tapi kita lupa sebenarnya saat kita ‘di atas’, kita lupa sama teman dan lupa BERSYUKUR. #ngomongapaseh. Enak banget saya ngomong kayak gini wkwk, tapi ini uneg-uneg saya dan ini blog saya wkwk. Kalau saya denger dan menilai dari kakak-kakak kenalan saya yang baru lulus, atau yang sudah kerja terutama perempuan, mereka bilang banyak hal yang membuat perasaan kita takut atau ragu untuk menentukan sebuah pilihan. Ada yang sudah dapat kerja dengan posisi keren, beasiswa S2, bisnis sukses, ada juga yang nyaleg wkwk, jadi founder, life goal relationship, and many kinds of life wkwk. Ya namanya juga hidup. Kekhawatiran akan masa depan juga udah jadi sifat manusia kan? Ya namanya juga hidup. Kayak puzzle kan emang hidup itu. Pada akhirnya kerumitan-kerumitan juga bakal ada jalan keluarnya. Pilihan-pilihan yang masih bercecer akan menemukan sang pemilih.


#ngomongoposeh



btw, jujur deh saya bingung mau kasih judul apa wkwk



Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Buat teman-teman yang pernah ikut proyek saya dengan teman-teman waktu SMA pasti tidak asing sama judul ini yang berulang kali saya jadikan modus buat mempengaruhi kalian biar mau dateng ke kajian wkwkwk. Sampai temen saya yang hedon dan nggak pakai jilbab mau dateng buat kepoin apa sih Rekening Cinta haha.



Okey bahasan saya kali ini cukup berat wkwk. Saya nggak akan bahas banyak-banyak perihal cintanya tapi mau bahas ketika kita sudah mengambil tabungan cinta wkwk. Jadi kapan kita pantas mengambil tabungan cinta kita? Wkwk

Istilah ini saya dapat dari temen saya yang memberi masukan ketika kita pengen meningkatkan kuantitas yang dateng ke kajian. Teman saya ini dapat ide ternyata dari guru liqo wkwk (kalau nggak salah ingat ya). Maksud istilah ini tuh kita menyimpan kepingan-kepingan cinta #asik sebelum memecah nanti setelah waktunya wkwk, dengan modus biar temen-temen menghindari pacaran dan lebih memikirkan persiapan.

Wah apakah saya bahas topik yang berat? Tentu wkwk tapi kata guru saya membahas hal kayak gini itu nggak perlu dihindari karena perihal pernikahan itu memang hal yang krusial. Menikah adalah sesuatu yang sangat-sangat wow dalam kehidupan manusia. Wkwk lebay banget sih. Ya gimana ya... terjadi perubahan besar. Coba banyangkan, tiba-tiba ada makhluk asing yang belum begitu kenal banget, ada dalam satu rumah sama kalian dan bakal ketemu kalian setiap detik wkwk. Orang asing itu nantinya juga bakal tau aib kalian, bakal tau segala hal tentang kalian dan menghabiskan kehidupan ini bersama doi. Apalagi nih yang perempuan mengabdikan kehidupannya sama doi yang tentu lebih lama dari pada mengabdi sama orang tua. Ayo coba kita hitung. Rata-rata manusia normal Indonesia hidup sama orang tua sampai usia 18-20 tahun. Usia 20-25 tahun kita hidup sendiri. Rata-rata usia umat manusia 63 tahun. Sekarang dihitung yuk, 63-25= 38 tahun. Kalian mengahbiskan sama manusia yang awalnya bukan siapa-siapa, yang awalnya jaim, selama kurang lebih 38 tahun. Lucu ya memang hidup ini wkwk. Apanya yang lucu tapi wkwk.

Nggak apa-apa sih 38 tahun, yang penting selama itu jangan disia-siain. Kalau saya ambil pelajaran dari film di youtube ini ya, yang penting kan niatnya ibadah. Nah ini makanya pernikahan disebut-sebut sebagai penyempurnaan ibadah. Menyempurnakan separuh agama. Bayangin deh separuh agama coy. Pasti tanggung jawabnya gedhe banget. Lha wong kita yang masih hidup setengah agama aja, ibadah kita masih terseok-seok, hidup kita masih mudah mengeluh, tanggung jawab udah kita anggap besar. Ya Allah, makanya kan perlu disiapkan. Nah kalau di sekolah pra-nikah yang saya adakan saya temen-temen waktu itu ada kurikulumnya #asik. Ada 10 kurikulum mulai dari tata cara, psikologi pra-nikah, psikologi kesehatan, kesiapan mental, kesiapan materil, kontrol emosi, sampai yang nggak lupa parenting. Kadang tuh kita terlalu sibuk kaderisasi di rohis kita tapi lupa kaderisasi generasi #eak. Sayang banget sekolah pra-nikah yang saya adakan ngga bisa merealisasikan 10 kurikulum tersebut. Cuma 3-4 bulan kita bisa merealisasikan, itu pun sebulan sekali. Yaa gimana yaa semester dua saya sama temen-temen soalnya fokus ujian. Gila ya nggak nyangka saya sama temen-temen merealisasikan ide ini di semester awal kelas 12 wkwk.

ini dia ciwi ciwi seterong yang jadi panitia wkwk
Sebab rekomendasi juga dari guru saya sih, kata beliau misal usia kalian 18 tahun ya dan baru nyadar kalau pernikahan itu perlu disiapkan, terus kalau kalian punya target usia 22 tahun, artinya kalian baru mempersiapkan selama empat tahun. Padahal tanggung jawabnya besar banget brow dan kalian persiapkan cuma empat tahun aja. Itu sih kata guru saya. Cuma nggak ada kata terlambat kok buat memulai kata belajar. Tinggal niat kita sih. Saya juga lupa sebelumnya tentang ini wkwk. Tapi nggak memungkiri juga banyak pemuda yang nikah muda, ya it’s ok. Wong anak kuliah juga sudah ada. Ya semua itu tergantung antar pribadi, keluarga, dan takdir Allah wkwkwk.

Intinya sih menurut saya, hubungan terbaik tercipta karena melibatkan Allah, komunikasi, dan pemahaman antar pasangan. Perihal yang memahami itu saya belajar dari baca buku berjudul Men are from Mars, Women are from Venus. Keren pokok bukunya, cuma ya buku terjemahan hehe. Buku ini menurut saya lebih ke seni dalam memahami perempuan dan laki-laki yang cenderung memang memiliki kodrat berbeda wkwk. Kapan-kapan saya bahas ya gais di blog saya perihal buku ini hehe. Nggak janji karena saya belum kelar-kelar bacanya soalnya kata-katanya berat euy, jadinya harus bener-bener diresapi wkwk.

Saya bahas ini biar kalian juga sadar termasuk reminder saya juga biar sadar wkwk kalau semua itu perlu dipersiapkan. Saya ngomong kayak gini juga bukan berarti udah siap. Oh tentu masih jauh dari kata siap. Saya juga baru belakangan ini sadar kembali setelah beberapa bulan terlupakan perihal ini wkwk. Terus saya ingat dan dapat ide buat nulis ini setelah obrolan kemarin hmm. 

Karena sebenarnya cinta itu indah, sayang banyak yang tergesa menikmatinya hingga hambar tak berbekas keberkahannya.   



doain saya istiqomah juga ya wkwk. semoga kalian yang baca juga istiqomah gais.


Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

BEM Univ di Brawijaya itu kan beda sendiri namanya diantara universitas atau perguruan tinggi lainnya. Eksekutif Mahasiswa namanya, atau biasa dipanggil EM UB. Nah saya mau cerita nih, sedikit testimoni saya setelah diberi amanah menjadi bagian dari Adhiyaksa Jagadhita 2018, yaa walupun Cuma sebentar lah ya saya di EM hehe.

Mungkin akan saya awali dari ke-tidak-menyangka-an saya ya wkwk akan secepat ini menjadi bagian dari EM wkwk. Sebelumnya memang saya sudah sedikit tau tentang UB karena guru ngaji saya kebanyakan sekolah di UB. Makanya mereka waktu cerita itu sering sebut-sebut EM dan UAKI, jadinya kan saya taunya ya cuma dua hal itu lah ya.. belum tau yang satunya wkwk. Entah kenapa guru saya nggak pernah cerita perihal organisasi di luar kampus. Atau memang zaman beliau-beliau belum ada ya... harusnya sih sudah ada karena kan zaman reformasi 1999 sudah ada hehe. Ya pokok saya kurang tau lah sejarahnya gimana hehe, nanti juga bakalan tau kalau dikasih tau sih.

Saya pengen ngerasain gimana sih rasanya menjadi bagian dari BEM gitoh. Jujur ya saya itu dari SMP sudah anti osis tau. Persepsi saya karena OSIS itu semacam pembantu sekolah wkwk. Tapi nyatanya bener kok wkwk. Lebih tepatnya bukan pembantu sih, tapi pelayan masyarakat. Melayani masyarakat memang tugas-tugas lembaga pusat seperti OSIS dan BEM lah dan saya baru sadar setelah (sedikit) paham tentang dakwah politik. Bersyukur juga sih saya baru tau, jadinya kan saya nggak buang-buang energi dengan niat yang nggak bener wkwk. Karena saya tuh orangnya kalau ikut sesuatu harus bener-bener dipertimbangkan dan dipikirin niatnya. Makanya saya nggak pernah ikut kepanitian karena saya bingung niatnya gimana ya.. bisa sih niatnya buat menebar kebaikan tapi saya mikir kayak ada tempat lain yang mewadahi niat saya wkwk. Tapi disisi lain kayak mennyia-nyiakan kesempatan dakwah di sekolah. Kalau aja saya tau dakwah politik sejak kelas satu SD, nanti kan saya ikut OSIS mau wkwk. Sehingga ini kesempatan saya buat menebus kesalahan saya yang anti OSIS wkwk.

Waktu saya sudah jelas diterima di UB tapi belum tau apa-apa, masih polos lah, pengennya sih ikut EM nanti aja lah waktu angkatan tengah-tengah wkwk. Niatnya pengen ikut UAKI dulu. Entah kenapa saya itu dari dulu sangat excited dengan UAKI ya.. wkwk. Mungkin karena kisah cinta guru saya yang bertemu di UAKI wkwk. Enggak lah bercanda saya. Saya dulu waktu SMA kan sama teman-teman membangun lembaga dakwah remaja dari nol soalnya udah lama vakum. Nah terus saya lihat JMI ITS dan UAKI buat jadi acuan. Udah deh skip aja kok saya jadi cerita ngalor-ngidul, nanti saya cerita di postingan sendiri. Kok bisa sampai UAKI ya padahal kan ini tentang EM. hadeuh. Back to the topic ya, cuma saya kok pengen ikut gitu waktu ada oprec staff muda, soalnya saya mikir ini kesempatan saya buat tau kondisi gimana sih lembaga eksekutif dalam kurun waktu singkat sebelum nyemplung setahun periode kan nanti. Tapi disisi lain saya pengen daftar UAKI. Bingung kan, duh bingung lagi deh. Ya udah saya taruhan wkwk. Kalau misal diterima EM berarti disuruh menebar kebaikan di sana. Tapi kalau enggak diterima artinya UAKI tempat buruan saya selanjutnya. Eh kenapa nggak ikut dua-duanya aja? Soalnya saya mikir semuanya punya porsi yang sama. Sama-sama berat wkwkwk. Eh pada akhirnya saya lebih dibutuhkan di tempat lain wkwk. Ahh..

Kemudian saya nyemplung di Eksekutif Mahasiswa tepatnya di Kementerian Advokasi Kesejahteraan Masyarakat. Ahhh berhadapan dengan rentetan proker resmi lagi setelah lama nggak nyentuh proker resmi. Soalnya kan selama ini saya di organisasi luar sekolah buat proker sesuai keinginan saya wkwk. Saya nggak akan banyak cerita tentang Advokesma karena bakal saya tulis di postingan terpisah. Lambat laun saya nyaman dengan tempat ini, walaupun ada tempat lain yang lebih nyaman sih hehe.

Seiring berjalannya waktu #ceilah deretan proker demisioner. Akhirnya kita juga menuju demisioner. Waktu farewell EM itu kan saya baru mikir bahwa lembaga ini bener-bener lembaga yang hebat menurut saya. Lembaga Eksekutif ini sangat profesional banget. Orang-orang yang di dalamnya juga orang-orang pilihan menurut saya. Orang-orang di dalamnya penuh tanggung jawab dan problem solving yang menurut saya wahh gitu ya. Dengan masalah yang adaa aja muncul, tapi orang-orangnya terutama para petinggi tetap bisa menemukan solusi. Heran saya.

Baca: Problem Organisator


anyway saya nggak ada di foto ini karena saya kabur duluan pagi-pagi. Dateng telat, Pulang duluan wkwk.

Ada sistem yang terstruktur di lembaga non-agama ini. Mulai ada SOP waktu rapat, aturan SP (surat peringatan), sampai kebersamaan, dan nggak lupa rapat kabinet. Kerennya tuh di SOP rapat. Ada run down-nya dari pembacaan Al-quran, inspiring story (semacam tausiyah gitu sih), sampai solat tepat waktu kalau udah dengar adzan. Keren banget tauuu. Cuman sih jamal buat cewek dilanggar. Tapi saya itu kagum lembaga ini keren banget sih dengan profesionalisme banget. Ada rapat kementerian atau biasa disebut ramen, rapat kabinet, sampai upgrading EM. Yaiyalah Dev kan lembaga eksekutif mahasiswa, apalagi tingkat pusat. Hmm gini juga masih ada yang nyinyirin Boikot EM atau EM nggak guna. Hadeuh.

Baca: MAHA(siswa)

Cuma saya nggak bakal lanjut tahun ini hehe. Sepertinya tanggung jawabnya bakal besar banget apalagi selama satu tahun periode, wadaww. Saya udah ada tempat lain yang lebih urgent, hehe. Cuma saya belum nyobain sih gimana rasanya aksi wkwk.


BYE.
    








Share
Tweet
Pin
Share
No komentar


Saya nggak tau manfaat postingan ini untuk kalian, tapi saya pengen merekam fakta-fakta aneh tentang saya di platform digital ini. Ya udah lah ya baca aja. Ini dia lima fakta unik atau aneh (menurut saya lhoo). Maap nih intro-nya nggak panjang-panjang amat soalnya saya lagi nggak ada ide.


      1. Suka Makan Es Batu



Kira-kira sejak SMA kelas tiga saya punya hobi dan makanan favorit yang aneh. Yaitu hobi makan es batu. Aneh ya... sama saya juga bingung. Entah kenapa sejak kelas tiga SMA saya kok bisa punya kebiasaan kayak gini. Awal mulanya pun saya juga lupa. Rasanya tuh kayak narkoba tau. Candu. Makanya saya sering menghabiskan es batu di kulkas dan ngemis-ngemis ke keluarga saya buat ngasih es batu waktu makan di luar wkkwk.

Sedihnya, saya hijrah nih ke Malang dan dapat kos yang tidak menyediakan kulkas. Otomatis saya harus adaptasi dalam waktu singkat buat nahan nggak makan es batu selama enam bulan wkwk. Kan tiap enam bulan saya pasti pulang kampung haha. Sebenarnya nggak selebay itu juga sih wkwk. Awal-awal bulan di Malang, tiap sebulan sekali saya sempetin sih makan es batu caranya beli es kepal milo wkwk. Tapi lama-lama es kepal milo sangat memberatkan anak kos untuk beli wkwk. Pernah saya bilang ke diri saya, andai aja ada yang ngasih saya es kepal milo gratis haha. Sampai saya menemukan tempat untuk beli es batu di bulan November. Emang ya November 2018 itu bulan istimewa buat saya wkwk. Semua terjadi di bulan November wkwk. Kantin Halal Toyyiban, tempat terbaik buat beli es batu wkwk. Awal Desember sebelum UAS kan saya sering jadi penghuni gazebo perpus itu, nah sering itu hampir tiap hari saya beli es teh ke kantin dengan modus beli es batu di cup wkwk. Boros sih emang, tapi saya mikir kan saya mau pulang kampung wkwkwk. Segitunya ya... Pernah juga saya malu-maluin sepupu saya di warung Cuma gara-gara adu cekcok es batu. Hadeuh. Payah lu Dev.

Anyway, dari sini saya jadi mikir betapa pentingnya sebuah kulkas wkwk. Apa-apa jadi susah deh nggak ada kulkas. Mau masak ayam, bingung ayamnya mau disimpen dimana. Mau beli susu harus langsung dihabisin. Beli mayonaise, harus langsung dihabisin. Beli keju harus langsung dihabisin. Nggak bisa beli yang besar terus disimpen di kulkas. Kan jadi boross. Terus ada makanan sisa, nggak bisa disimpen di kulkas. Hadeuh. Jadi bersyukur deh hidup di era milenial yang penuh kedigitalisasi. Wkwkwk.


2. Swallow Lover

Saya adalah konsumen tinggi swallow. Nggak mesti swallow sih, yang penting sandal jepit, apalagi kalau sandal jepit yang ada gambarnya wkwk. Iya saya tuh kemana-mana pakai sandal jepit. Nggak ke kampus, eh nanti kalau kelas saya bawa sepatu kok. Pernah kan saya cerita tentang lupa nggak bawa sepatu, terus pada akhirnya cari mangsa buat dipinjemin wkwk. Pernah juga tuh saya lupa masuk kelas belum ganti sepatu wkwk. Hari terakhir kelas di semester kemarin. Waktu sore pas hujan deres ngebuat saya buru-buru ke fakultas dan nggak sempat buat ganti sepatu alias lupa wkwk. Saya baru sadar waktu sudah duduk ya Allah nggak sopan banget si saya. Dan payahnya temen-temen udah nggak niat kelas. Kelas sepi banget, yang dateng bisa dihitung jari, jadinya saya harus duduk di belakang biar nggak kelihatan pakai sandal wkwk. Payahnya lagi nih, waktu saya kelas kan tuh ada syuro’ terus butuh surat peminjaman mushola yang mana surat itu saya bawa. Jadinya saya harus melewati dosen dong buat izin ke luar berikan surat. Wadohhh. Saya mau minjem sepatu temen sebelah, nggak cukup wkwk. Alhasil saya bismillah ke dosen izin, dan untungnya ibu dosen saya nggak peduli wkwk. Untung juga saya nggak pakai kaos kaki pink yang sangat mencolok wkwk.


 3. Random Chatting

Saya tuh berani dan suka nge-chat orang random demi suatu kepentingan wkwk. Mulai dari nge-chat inspirator saya sampai orang yang nggak kenal dan punya kontak karena searching di ig wkwk. Kalau kalian tau Mbak Dewi Nur Aisyah, favorit saya tuh ilmu parentingnya, nah dia tuh terkenal, punya followers banyak, nggak menghentikan saya buat ngedm beliau wkwk. Alhamdulilah gila dibalas woi. Seneng banget dah. Cuma chatting saya berakhir tidak bahagia, mungkin karena saya ngasih impression yang nggak baik ya.

Lagi, nge-chat kakak tingkat teknik yang mana saya nggak tau tuh siapa Cuma buat nodong pkm wkwkwk. Jadi saya iseng lihat di internet pemenang rektor cup siapa sih tahun lalu. Nemu deh terus saya search di ig terus dm Cuma minta pkm dia wkwk. Untungnya saya udah lupa nama doi wkwk.  

Kalo nge-chat ‘dia’ udah belum? #ee


4. Kemana-mana Wajib Bawa Minum

halloww, mereka teman (seangkatan) pertama saya yang setipe.

Saya itu tipe orang yang minumnya banyak. Jadi setiap saya melangkah ke luar rumah harus bawa minum. Lebih tepatnya keluar kos sih haha, karena biar nggak beli. Kadang saya bawa satu liter di jok motor terus bawa botol 500 ml di tas. Nggak afdhol kalo nggak bawa minum. Makanya waktu rapat terus kan ada yang bawa makanan tuh, cuma lupa nggak bawa minum, saya dong yang jadi tersangka buat ditodongin minum wkwk. Nggak papa seneng juga kok saya dimintain. Termasuk waktu kelas, sering temen teriak-teriak siapa yang bawa minum, dan saya kan harus ngasih minum untuk menghentikan teriakannya wkwk. 

Makanya saya kadang bingung kalau mau mabit gitu, Bingung takut nggak ada air minum wkwk. Sering sih saya mabit terus ujung-ujungnya kehabisan air minum wkwk. Ya udah lah ya.. tapi saya nggak kapok kok buat mabit wkwk. Nah waktu mabit di gambar itu tiap kali menuju ke ruang materi saya selalu bawa botol air minum. Dan tiap keluar ruangan mesti bawa air minum wkwk. Kalau mbak-mbak ngebawain galon yang ada airnya, wahh saya serbu tuh ekekek.


5. Males Jalan

Selama ada motor, kenapa harus jalan? Wkwk itu prinsip saya sih di kampus ekekek. Saya tuh males banget suruh jalan wong ada motor kok. Makanya waktu ospek sering dimarahin korlap saya jalannya nggak bisa cepet soalya emang nggak kebiasaan jalan. Masa nih ya.. saya pernah tuh dari perpus ke griya ub naik motor wkwk. Parah banget nggak sih, cuma mau ngeprint dari perpus ke griya ub naik motor wkwk. Tapi sebenarnya jauh di lubuk hati saya tuh pengen belajar jalan. Cuma yaaa saya agak takut gito kalau jalan sendirian. Makanya lebih suka naik motor, kalau misal ada hal yang nggak dipengeni misal gangguin saya kan bisa cabut cepet naik motor. Saya mau deh jalan kaki kemana aja, kalau ditemani sama kamu ehehehehehhe. Kamu siapa dah.


Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

emang nggak ada hubungannya, tapi saya pengen upload. Mereka teman pertama saya di Malang. Saya baper sama mereka soalnya dipanggil 'Mbak Cantik'. Mereka kan anak kecil, pasti jujur lah. eh panjang bet dah captionnya. bodo amat.

Allah baik bener ya, di saat saya punya banyak ide nulis blog, tapi adaaaaa ajaa kejadian yang bisa dijadikan bahan nulis di blog. Hal-hal sederhana yang bisa diceritakan dalam bentuk tulisan ehehehehe.

Jadi gini gaes, saya mau cerita dari mana ya bingung nih. Ya ampun dikit-dikit saya kok jadi bingung. Intinya tadi itu hp saya hampir RIP. Sebelum bobok siang yang tidak sengaja, saya sengaja mematikan hp saya karena baterai mau habis. Waktu matiin hp itu saya setengah tidak sadar karena kan memang ketiduran ya sebelumnya. Terus saya dibangunin adek tuh buat nganter dia les. Alhasil saya bangun glagapan, cariin hp dan mau dinyalakan buat lihat jam. Eh nggak nyala-nyala dong, yaudah pikir nanti langsung di-charge aja keburu nganter soalnya. Cepet-cepet mandi, salat, dan ambil jemuran dulu. Ah banyak banget rutinitasnya sempat ambil jemuran lagi sebelum nganter adek les. Iya, soalnya habis nganter saya mau nungguin di perpus. Kan nanti kalau hujan jemurannya basah ehehe. Nggak lupa saya cabut hp saya.

Singkat cerita saya udah selesai nganter adek saya, terus saya coba nyalakan lagi. Eh nggak nyala-nyala. Wah ngajak rame ini hp. Saya pulang dong dengan keadaan menekan rasa panik wkwk, nggak jadi ke perpus dong. Prasangka saya saat itu baterai saya lowbat jadi minta diberi asupan. Tapi kok nggak ada tanda-tanda yang menunjukkan ada energi yang masuk ke hp ya waktu di-charge. Oke mungkin karena saking habisnya ya, pikir saya. Saya tunggu deh satu jam. Lewat satu jam, saya cek lah, idih tetep nggak bisa nyalah. Mulai panik dan hati deg-degan.

Pikiran saya langsung ke Allah lah. Jangan-jangan ini Allah nyindir saya. Emang sih interaksi saya sama Al-quran belakangan ini nggak sekenceng interaksi saya sama smartphone. Apalagi belakangan ini saya harus berdistraksi dengan smartphone lebih banyak daripada hari biasanya, makanya saya kalo malem fast respon. Tapi baca Qur’an-nya malah berkurang. Dari kondisi ini saya udah peka nih, Allah cemburu. Langsung saya cabut ambil al-quran terus baca. Setelah baca beberapa lembar, saya langsung menghampiri hp saya. Hmm kalau dilihat dari tindakan saya kayak baca al-quran nggak ikhlas ya.. ahaha. Dengan alasan biar hp saya nyala lagi. Yaudah lah yang penting saya kan melibatkan Allah buat membangunkan hp saya yang sekarat. ihh nggak boleh gitu kamu.

Setelah saya baca al-quran itu, ada kejadian misterius. Selesai baca, saya nggak langsung nutup mushaf, saya lihat dengan pandangan tajam ke mushaf. Tiba-tiba hp saya jatuh dari kasur (kasur saya dibawah kok, bukan di ranjang) yang kemudian mengalihkan perhatian saya. Nah anehnya, hp saya tuh kan posisi di-charge, charge-nya juga ikutan lepas tau. Lepas dari stopkontak. Mana saya sendirian lagi di rumah. Bodo amat lah, pikiran saya langsung mengira-ngira charge-nya rusak. Saya berprasangka itu petunjuk kalau charge yang rusak. Cabut ke kamar adik ambil charge dia, langsung colokin. Lah tetep nggak bisa, wadohh. Saya balik ke kamar sambil merenung dan berdiam diri, sambil deg-degan takut ternyata hp saya RIP beneran. Kepala saya langsung dipenuhi angan-angan kondisi kalau tidak ada hp. Bagaimana saya menghubungi teman-teman, kalau hp saya RIP, saya bakal nyusahin teman-teman, bakal menghambat progres. 

Terus saya ingat nasihat guru saya, jangan bergantung sama smartphone. Hati tetap harus bergantung sama Allah. Soalnya guru saya tuh pernah, mau ke Bogor, siap-siap aplikasi gojek dan grab. Eh waktu turun dari bus kota, hp-nya mati. Akhirnya, dia naik angkut, terus tanya-tanya lah hotel X dimana tempatnya. Dengan sedikit kebingungan karena orang sekitar jawabnya pakai Bahasa Sunda. Kampretnya ini hp nyala waktu guru saya sudah sampai di hotel. Wah ini mah kode keras dari Allah biar hati tetap bergantung sama Allah bukan sama smartphone. 

Mengingat pengalaman guru saya, saya optimis hp saya bakal nyala kalau bergantung sama Allah. Saya coba luruskan niat, coba merenungi kesalahan dan kelalain belakangan ini, ya ala-ala muhasabah diri gitu lah. Emang dasar ya manusia evaluasinya kalau udah dapat teguran, penyesalannya kalau sudah melakukan (yaiyalah), dan amalnya meningkat kalau ada maunya sama Allah.

Saya elus-elus itu hp, sambil menghadirkan pikiran-pikiran postif kalau hp saya bakal hidup lagi kok, dia cuma istirahat, capek lu pake terus. Biar aura ngopeni saya ditransfer ke hp, sehingga dia nggak ngambek. Eh alhamdulilah, waktu saya coba menghidupkan kembali, bergetar hp saya, terus nyala gais. Yeay senang sekali. Ya Allah Maha Baik deh.

Terkadang tanpa sadar, smartphone bisa jadi stupidphone, kalau kita nggak tau etika pakainya. 
Hikmah yang mau saya sampaikan adalah kita kudu baper sama Allah. Jangan baper sama doi mulu. Baper gimana? Ya harusnya sedikit-sedikit melibatkan Allah. Hal sepele atau hal sederhana kayak hp saya sekarat itu (eh itu serius deh buat saya) harus libatkan Allah. Pernah saya ditanyain sama adik saya, cara ngilangin jerawat gimana, padahal udah diobatin. Ya saya jawab dengan ringannya, pakai Al-quran. Dia malah melongos. Hadeuh.

Kadang hal-hal kecil atau sederhana yang kita anggap remeh, itu tuh sebenarnya bisa jadi teguran atau peringatan. Makanya harus baper sama Allah. Masa bapernya sama doi yang balas WA fast respon. Aelah. Nah kalau kalian udah baper itu kan tandanya kalian peka. Baper karena doi yang kalian suka tiba-tiba chat, terus berprasangka, “wah ada apa ya?”, “kok dia chat aku sih, jangan-jangan...”, dan ternyata cuma mau tanya kontak temannya. Wah ngenes ya? Ah tapi ngenesan saya, traveling di dalam UB sendirian. Makan siang juga sendirian. Huh. Eh balik topik, nah kalian baru ngerasa baper dikit udah peka sama tanda-tanda doi (padahal doi biasa aja).

Baca: Tentang Saya di Mata Carl Jung

Nah lho, peka sama manusia aja bisa, masa peka sama Allah nggak bisa. Harusnya juga saya bersyukur diingetin sama Allah buat nggak lalai walaupun sibuk juga sama gawai. Astagfirullah.
Coba deh kalian pikir dan renungi hal-hal kecil dan sederhana yang ada di kehidupan kalian. Pasti ada hikmah luar biasa. Dimulai dengan mewajibkan baper sama Allah. Semangkuy pokokmen!!!


Eh ngomong-ngomong, kamu peka juga nggak ya sama saya?




Share
Tweet
Pin
Share
No komentar



So too late to post this blog. Liburan saya telah tiba dua minggu yang lalu, tapi saya baru nge-post sekarang hehe. Padahal liburan saya mau habis dua minggu lagi. Ah masih lama itu. Ya tapi saya sedih tanggal 17 sudah harus go on.

Karena ada topik blog yang lebih prioritas, jadi saya baru sempat memposting postingan tema liburan ini. Eh atau emang sayanya aja yang belum ngebuat list liburan ya, hehe. Nggak kok. Nih saya sudah buat list ‘mau ngapain liburan?’. Cuma ya realita berkata lain wkwk.


So pasti saya akan menghabiskan liburan akhir tahun di rumah. Awal saya masih betah-betahan di Malang saya berencana nggak balik kampung. Whahaha. Karena pengen merealisasikan projek pribadi saya yang belum kesampean saya lakukan, dan liburan adalah waktu yang tepat untuk merealisasikan projek pribadi saya. Cuma yaa gegara homesick sebelum UAS, alhasil saya harus meluncur ke tanah kelahiran, ditambah panggilan orang tua yang meminta saya pulang. Oke, selamat datang di rumah yang sudah lama tidak saya besuk.

Terus mau ngapain aja liburan kali ini?

JALAN-JALAN

Definisi jalan-jalan saat liburan adalah keliling kota Nganjuk pakai motor. Bukan jalan-jalan ke mall karena di Nganjuk nggak ada mall, bukan jalan-jalan ke tempat wisata karena bokek uangnya buat beli buku mulu, bukan juga jalan-jalan lewat depan rumah doi #eee.

Jalan-jalan yang sebenarnya adalah menghabiskan bensin tanpa tujuan yang jelas wkwk. Cuma pengen lihat ada perubahan apakah di kota ini?

Pengen sih jalan-jalan ke alam gituu, tapi teman-teman saya terlihat repot sekali untuk menyiapkan event forda dan sosialisasi. Jadi nggak ada yang menemani saya buat ke hutan wkwk. Yaudah nggak jadi.

Btw, kamu kenapa nggak ngurus fordamu dan ikut bantuin jadi kepanitian event lah? Event organizer bukan tipe saya soalnya.

MEET UP


Kebiasaan anak rantau pasti pengen ketemu teman-teman di kampung halaman. Yak rutunitas tiap liburan itu juga saya lakuin. Ini adalah ajang untuk bertukar cerita dan kabar. Sedihnya kita nggak bisa ketemua full team karena ada yang belum libur dan ada yang sibuk ehehe. 


KULINERAN


Otomatis saya kangen makanan-makanan yang cuma ada di Nganjuk. Hari pertama saya mendarat di Nganjuk, langsung kulineran. Dari makan gurame (karena saya nggak pernah makan menu ini soalnya anak kos wkwk), bakso bakar, siomay depan SMP 3 Nganjuk, batagor belakang pasar, nasi pecel yang ngangenin. Nggak lupa juga mie mastrip dan nikimimas. Biarin saya kulineran, pumpung masih bisa beli kok yaa ehehe.


BACA BUKU bukan buku kuliah




Kalau bacanya buku kuliah ya spaneng lah.. mana bahasa inggris semua bahan bacaan kuliah saya wkwk. Liburan saya cukup berfaedah dengan membaca buku yang baru saya beli. Akhir tahun lagi rame Harbornas kan tuh, Hari Borong Nasional, saya nggak ketinggalan lah. Mana dapat voucher gratis ongkir di tokopedia, saya juga borong buku dong. Eh nggak mborong sih, cuma beli tiga buku wkwk.

Sedih banget saya baca buku psikologi selama tiga bulan lebih nggak kelar-kelar. Padahal buku ini tuh saya incar sejak kelas dua SMA. Buku Men from Mars, Wemen from Venus. Buku yang membahas seni memahami karakter perempuan dan laki-laki agar bisa saling memahami #asik. Buat belajar sebelum menyempurnakan agama  #aelah.


BELAJAR HAL BARU YANG PERLU DIPELAJARI

Liburan adalah waktu yang tepat untuk saya kepoin suatu hal baru. Tuntutan untuk menguasai suatu bidang baru di tahun 2019 membuat saya harus banyak belajar. Sebenarnya sih bukan belajar, tapi mikirin strategi buat bidang itu di tahun 2019 wkwk.


RAPAT ONLINE

Awal tahun saya ternyata dipenuhi agenda rapat online. Ini sangat-sangat di luar dugaan saya. Ekspektasi saya liburan terbebas dari proker, ternyata proker kangen sama saya. Oke. Untung saya nggak ikut kegiatan forda, nanti saya nggak ngerasain di rumah dong. Soalnya malam itu jadwal rutin rapat online. Dan yang memanggil buat rapat online itu nggak cuma satu organisasi tapi organisasi sana, sini, dan sono. Haduh semua kok bersamaan.

Ditambah beberapa hal juga ada yang harus saya urus. Duh saya bingung banget neh. Sempat saya ngeluh, “Ya Allah banyak banget sih yang harus saya urus”. Cuma kemudian saya mikir, di luar sana banyak teman saya yang harus mengurus banyak hal bahkan lebih dari ini semua, masa ya saya ngeluh. Padahal ini liburan loh, distraksi beban kuliah 0%, harusnya slowww. Justru waktu saya kuliah, saya nggak pernah ngeluh, atau karena saking padatnya jadwal ngebuat saya nggak sempat ngeluh ya? Wkwk.


NGGAK NGAPA-NGAPAIN

Walaupun banyak hal yang harus saya urus, tapi gabut tetap saya berlaku kok. Whaaha. Karena esensi liburan saya adalah pulang, dan esensi pulang buat anak rantau bukan kegiatan apa yang bakal saya lakukan, tapi kehadiran saya di tempat yang mana orang-orang memikirkan saya, yaitu rumah. Ya ini pendapat saya sih. Saya jadi tau esensi pulang kampung sebenarnya ya baru-baru ini. Malah dulu awal-awal jadi maba fresh saya bilang ke ibu, saya nggak mau pulang, pulangnya sebentar aja, tapi ternyata nggak kuat nahan kangen wkwk.

Soalnya saya kadang tuh sedih kok udah gedhe sih. I’ve come to an age where I will always be miles apart from my home. Kayak bentar lagi waktu saya di rumah itu tinggal tipis banget.



Happy holiday teman-temanku yang liburnya masih panajng. Ngiri saya itu lohhh.



Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Menindaklanjuti pertanyaan teman saya terkait tipe kepribadian saya, saya mau jabarin tipe kepribadian saya. Jujur saya tuh bingung tiap kali ditanya “Kamu tipe orang ekstrovert atau introvert?”. Kebingungan itu karena alasan di bawah. Walaupun memang semua manusia akan ada kecenderungan dikeduanya dengan porsi yang berbeda.

Jadi mbah Jung ini berpendapat ada dua aspek penting dalam kepribadian yaitu sikap (introversion dan ekstroversion) dan fungsi (thinking, feeling, sensing, dan intuiting). Nah kepribadian berdasarkan sikap dan fungsi ini berkombinasi menjadi satu. Cuma saya bakal bahas diri sendiri dalam segi sikap saja.

Tentang Bercerita

Tipe ekstrover merupakan seseorang yang suka bercerita cas-cis-cus apapun yang mereka ingin ungkapkan. Memang saya suka bercerita, suka banget, tapi tidak semua hal saya suka ceritakan. Bukan termasuk orang yang basa-basi membuat saya terkadang menganggap hal-hal tertentu tidak penting atau meremehkannya. Alhasil saya cerita yang sangat penting aja, yang bisa nambah pengetahuan orang lain atau memancing sebuah diskusi. Bukan semata-mata cerita untuk menjadi hiburan.

Untuk mengungkapkan emosi atau perasaan seperti “Aku capek ih,” “Kesel banget sama doi masa bla bla,” ke orang lain nggak lepas juga dari bacot saya. Termasuk ke orang tua juga. Apapun emosi yang saya dapat dan info yang saya dapat saya nggak lupa cerita. Bahkan saya juga cerita jujur kepada orang tua tentang banyaknya kelompok yang.....(sekip) beredar di penjuru kampus. Mereka yang pernah mengajak saya ke basecamp mereka wkwk, seharusnya kalau diceritakan ke orang tua pada umumnya langsung membuat orang tua khawatir. Tapi justru saya malah cerita ke orang tua wkwk. Saya cerita buat membangun kepercayaan orang tua kepada anaknya. Kalau anaknya ini sebenarnya bisa membentengi diri dan nggak mudah terpengaruh.

Kalau tipe introver kan nggak banyak ngebacot seterbuka ini. Mereka selalu keep everything just for themselves. Introver lebih bakat menjadi ‘pendengar yang baik’. Saya bukan tipe pendengar yang baik. Saya nggak bisa tenang dengerin orang lain yang lagi curhat, selalu saya putus pake ngebacot pertanyaan. Jadi kalau kalian menganggap saya bisa dengerin dengan baik dan merespon curhat kalian dengan terlihat antusias, percayalah saya benar-benar memaksa diri saya. Karena saya nggak mau orang lain kecewa. Ini juga usaha saya buat jadi ‘pendengar yang baik’. Bukan seorang pendengar yang baik sudah saya ketahui sejak teman psikolog saya ngetes kepribadian saya lewat gambar. Saya ngegambar orang tanpa telinga. Artinya saya bukan tipe pendengar yang baik. Kalau kalian terbiasa ngegambar orang dengan telinga, artinya kalian pendengar yang baik, kata temen saya itu. Entah kenapa para introver bisa nahan uneg-uneg tanpa mengeluarkannya melalui kata-kata mulut. Alhasil mereka yang introver cenderung suka curhat ke diari. Nah, hal kayak gini saya alami di kampus. Saya belum punya tempat bercerita. Alhasil saya ceritanya ke blog atau twitter. Tahan? Iya saya bisa tahan karena lingkungan saya bukan tipe lingkungan pendengar yang baik. Maklumlah ya... kan dunia kampus. Tapi kadang juga saya nggak bisa tahan buat cerita hal-hal tertentu. Jadinya saya terpaksa cerita ke beberapa orang dengan asumsi bodo amat deh dia mau denger atau enggak. Iya dia tidak merespom cerita saya. Oke.

Baca: Why I do Blogging?


Tentang sendiri


Saya sangat senang saat ada agenda ketemuan sama orang. Semangat dan energik bila bekerja bersama orang lain. Karena senang bertemu orang lain, membuat diri ini terus bergerak mecari suatu hal atau kegiatan yang melibatkan orang banyak. Tipe ekstrover semacam ini sangat suka bergelut di berbagai organisasi. Iya ini tipe saya banget. Saya seneng banget kalo agenda saya penuh dengan list-list ketemuan sama orang hehe. Entah buat bahas proker, bahas sesuatu, atau sekedar menemanii teman kemana gitu. Alhasil saya pulang sering malem-malem ke kos, hampir tiap hari mungkin. Soalnya tuh ya adaaaa aja yang diurus. Pernah waktu sebelum UAS kan organisasi atau kegiatan pada libur ya tuh. Apalagi EM udah kelar akhir November, Pemira juga udah berlalu, dan kelas sudah tidak ada lagi, jadinya tinggal nungguin UAS. Saya tuh jadinya gabut, nggak ada kegiatan kecuali nyiapin UAS (eya rajin banget). Kondisi nggak ada lika-liku penuh kedamaian itu saya malah homesick: pengen pulang lah. Nggak ada kegiatan apa-apa. Biasanya saya harus segera meluncur ke sini, ke sana, ke sono, dan ke situ. Ini diem-diem bae.

Baca: November-ku

Walau begitu, bukan berarti saya kesepian. Karena saya di kampus itu kemana-mana selalu SENDIRI. ALWAYS. Nggak pernah juga minta buat temenin ke mana saya melangkah. Ke rektorat sendiri, ke kantin sendiri, makan sendiri, ketemu dosen PA sendiri, dan duduk di gazebo perpus juga sendiri. Nah di gazebo itu sampai malam juga saya lakuin sendirian. Nggak pernah saya buat ngajak teman nemanin. Oleh karenanya kalau ada temen saya yang lewat nggak sengaja bilang “kok kamu sendirian?”. Ya gimana ya, saya memang nggak mau merepotkan orang lain. Cuma yaaa susah juga kalau sendirian duduk di gazebo. Kalau misal saya pengen beli gorengan di kantin, nggak ada yang jagain barang-barang saya. Masa ya mau beli gorengan 6000 beres-beres dan bawa semua barang ke kantin aelah. Terus kalau ditinggal kosong kursinya bakal udah ditempatin yang lain. Maklum, gazebo perpus itu jadi rebutan banyak orang. Sehingga kenapa kalau ada mbak-mbak yang nggak kebagian tempat duduk terus minta izin duduk gabung saya, seneng bangett. Bisa knenalan dan saya titipin barang-barang saya, misalnya kalau mau ke kantin atau ke mushola.Nggak malas juga buat memulai pembicaraan sama orang asing di mana pun berada. Baik waktu di kereta, di bus, ataupun di suatu acara yang saya datang sendirian (tanpa ngajak teman, bahkan ke mall sendirian wkwk ya ampun ngenes banget si) terus sebelahan sama orang baru saya nggak malas ngajakin ngobrol, walaupun saya bukan tipe orang yang suka basa-basi. Btw, kok belum ada ya mas-mas yang minta gabung tempat duduk sama saya #ups.

Kemana-mana sendirian sampai ke mall, beli makan, dan dateng ke acara seperti seminar tanpa seorang teman nggak tersiksa? 

Nggak tersiksa kok. Bahkan jalan-jalan kecil saya juga sendirian. Nyaman-nyaman saja. Nah lho padahal kayak gini kan masuk ke tipe introver. Berbanding terbalik sama kondisi yang di atas tadi. Di kos saya sendirian waktu sepupu saya pulkam, saya juga nyaman-nyaman aja. Nggak pernah merasa kesepian.

Jadi saya suka ketemu orang, tapi kalau saya sendirian, nggak merasa kesepian. Gimana dong?

Makanya kalian agak peka gitu dong, nawarin diri buat nemenin saya wkwkw. Saya pengen traveling ke beberapa tempat loh, ayolah ada yang mau ikut. Ahahhaa.

Perihal belajar juga kayak gitu. Waktu SMA mungkin beberapa teman saya tau, saya bisa mencerna soal fisika dengan mudah kalau anak-anak di kelas lagi ramai. Nyaman banget buat saya belajar di tengah keramaian. Makanya saya sering itu nongkrong di gazebo perpus sampai malam (sebelum UAS ya hehe) buat belajar. DI gazebo perpus tuh kan ruame banget banyak orang. Seneng banget akutu. Nyaman buat belajar. Bukan berarti kalau di tempat sepi saya nggak bisa belajar. Tetap bisa kok, tapi nggak senyaman di tengah keramaian.


Kehidupan di Sosmed

Ada lagi tipe introver yang ada dalam diri saya. Kurang aktif di sosmed. Orang ekstrover senang jika semua orang mengetahui apa yang mereka baca dan pandangan mereka tentang isu-isu terkini. Nah ini bukan tipe saya. Sosmed saya sepi kecuali twitter. Saya jarang update story baik di wa atau ig. Saya jarang share terkait suatu hal yang sebenarnya bisa buat orang lain mendapat informasi. Mungkin karena berpikir itu ruang yang tidak nyata di mana banyak orang bullshit sih di instagram, jadinya kurang membuat saya tertarik. Atau karena saya cenderung malu di sosial media. Sebenarnya tidak ada alasan juga untuk malu. Bingung deh saya.

Nah bingung kan kalian saya masuk tipe personality yang mana? Hehe.





Kalau menurut MBTI yang saya coba di 16personalities, hasilnya adalah ENTJ-A. Artinya kecenderungan saya lebih ekstrover. Cuma saya nggak mau melabeli diri sebagai seorang ekstrover, karena dalam beberapa kasus saya bisa menjadi orang yang introver bila bertemu dengan kelompok/orang tipe tertentu. Saya bisa kok jadi pendiem di beberapa tempat. Di jurusan saya termasuk tipe introver kalau dinilai teman-teman. Ya karena emang mereka lihat saya pendiam, jarang ikut noongki-nongki, dan nggak banyak bicara. Tapi saya pasti ajak bicara teman sebelah kok, cuman ya tergantung respon lawan bicara ya. Kalau responnya antusias dan bisa diajak ngobrol enak. Klop deh, saya nggak bakal jadi seorang pendiam. Intinya tergantung kondisi bagaimana lawan bicara lah.

Baca: About Me


Menurut kalian yang udah pernah kenal saya, saya termasuk tipe yang mana? 

Share juga dong, kalian tipe kepribadian yang mana?


  

Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Newer Posts
Older Posts

About Me

About Me
Hallo, I'm Devanda! Seorang pelajar absurd yang nyasar di platform digital bernama blog dan suka ngoceh random dalam bentuk tulisan. Yuk kepoin blog aku dan berteman, berdiskusi bersama lewat dm ig: @pandamonokurobo atau drop ur email on devancpn30@gmail.com [Klik gambar selengkapnya]

Klik Follow dong biar seneng

Blogger Perempuan

Follow Sosmedku dongs

  • facebook
  • twitter
  • instagram
  • Google+
  • pinterest
  • youtube

Postingan Populer

  • Me Time
    Salah satu hikmah yang saya ambil saat saya sedang sakit di bulan November 2019 adalah tentang me time. Selama saya sakit kan goler-go...
  • OSPEK Part II: Maba Rebel
    Hari kedua ospek di bulan Agustus di usung oleh fakultas. Yaaaa ospeknya begitulah. Aku jarang main-main sama temen sejurusan waktu sebe...
  • Tentang ‘tempat keberpihakkanku’
    Bagiku ‘tempat keberpihakkanku’ selalu ada yang menarik. Mungkin bukan aku saja, beberapa orang yang belum (berani) memutuskan kebe...

Blog Archive

  • ►  2022 (1)
    • ►  January 2022 (1)
  • ►  2021 (41)
    • ►  November 2021 (5)
    • ►  September 2021 (2)
    • ►  August 2021 (1)
    • ►  July 2021 (1)
    • ►  May 2021 (25)
    • ►  April 2021 (5)
    • ►  March 2021 (1)
    • ►  January 2021 (1)
  • ►  2020 (75)
    • ►  October 2020 (2)
    • ►  August 2020 (6)
    • ►  June 2020 (1)
    • ►  May 2020 (19)
    • ►  April 2020 (15)
    • ►  March 2020 (2)
    • ►  February 2020 (3)
    • ►  January 2020 (27)
  • ▼  2019 (19)
    • ►  August 2019 (1)
    • ►  July 2019 (1)
    • ►  June 2019 (2)
    • ►  May 2019 (1)
    • ►  April 2019 (1)
    • ►  March 2019 (1)
    • ►  February 2019 (1)
    • ▼  January 2019 (11)
      • Monday
      • It's something like Puzzles
      • Perihal Memecah Rekening Cinta
      • Eksekutif Mahasiswa
      • 5 Facts (Strange) About Me
      • Kudu Baper
      • Liburan Ngapain?
      • Tentang Saya di mata Carl Jung
      • Seruan Menjadi Lilin (Part 2)
      • Seruan Menjadi Lilin (Part 1)
      • (MAHA)siswa
  • ►  2018 (35)
    • ►  December 2018 (15)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  October 2018 (2)
    • ►  September 2018 (1)
    • ►  August 2018 (4)
    • ►  July 2018 (8)
    • ►  May 2018 (1)
    • ►  April 2018 (3)
  • ►  2017 (3)
    • ►  December 2017 (2)
    • ►  November 2017 (1)

Categories

  • #30daysBPN
  • cerita receh
  • Curhat
  • Event
  • life
  • Makanan
  • Opini
  • parenting
  • review
  • Sejarah
  • semester 1

Kenalan dulu dong

Devanda C.P.N
View my complete profile

Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates