Bahagia

by - July 18, 2018



Karena seseorang yang baru saja saya temui—setidaknya dalam waktu seminggu bersamanya, saya jadi lebih sadar memahami definisi kebahagian manusia yang tidak harus sesuai standar masyarakat.

Melainkan sesuai dengan cara mereka sendiri. Sesuai pilihan mereka sendiri. Walaupun terkadang menurut kita "nggak baik", tapi kalau itu pilihan mereka dan mengerti akan konsekuensi atas pilihan tersebut, ya kita bisa apa?

Setidaknya memang kita sudah menasehati jikalau itu berbeda arus dengan pola pikir masyarakat. Tapi ingat, belajarlah menghargai keputusannya. Toh itu pun standar kebahagiaan diri mereka sendiri, kenapa kita yang rewel?

Bahwa sebenarnya benar kebahagiaan memang tidak bisa dibeli. Tetapi kita ciptakan sendiri—dengan cara yang kita pilih.

Dan lagi-lagi benar kan, bahwa memang hidup adalah pilihan. Kita disuguhi berbagai pilihan yang kadang membuat kita bingung dan seringkali berkata pada diri "is that right?".

Dan benar saja, setelah saya dinasehati tersebut, diajaknya ngobrol, bercanda, dan tertawa bersama, tiba-tiba sakit saya sembuh seketika. Oh God, se-simple ini kah meredakan penyakit hanya dengan kebahagiaan yang saya buat sendiri—tertawa bersamanya. (tetap dalam jalur "kesembuhan itu dari Allah" ya)

Jadi saya yang sebelumnya sakit pusing, mag, kecapekan lah, campur aduk karena habis mudik motoran wkwk, udah ditidurin, udah istirahat, udah buka yang enak-enak tapi nggak nafsu wkwk, tetep aja sakitnya belum diangkat. :( Etapi karena salah seorang mengahmpiri saya dan memberi nasihat buat "move and move" atau gerak ayok gerak! Jangan dibuat tidur aja, akhirnya saya coba. Lalu saya bicara-bicara absurd bersama dia di malam tanpa bintang. Yak, dia berhasil membuat saya tertawa terbahak dan melupakan sakit saya. Ohh sederhana inikah bahagia hanya dengan tertawa dan mampu mengusir sakit.

Tertawa aja bisa ngebuang penyakit kita ternyata. Apalagi ketawa sama orang yang kita sayang #ea. Diri pasti bahagia kan pake banget. Langsung dah sakitnya hilang wkwk. Jadi kalau sakit ketemu aja sama orang yang kita sayang, (tidak disarankan, deva ngelantur buat teori sendiri). Intinya mah kita bisa sembuh dengan bahagia yang kita bikin sendiri.

May be, quotes tentang "semua penyakit bisa terjadi karena pikiran" itu emang benar. Kita diperintah untuk bersabar, bersyukur, dan pasrah—dgn syarat dan ketentuan berlaku terhadap apa yang menimpa kehidupan manusia. Karena memang manusia gudangnya penuh ujian.

So that's why, nabi mengajarkan kita agar tidak stress. Melainkan menciptakan kebahagiaan kita sendiri, yang setidaknya bahagia kita sesuai dengan standar bahagia Tuhan dan nabi kita. Walaupun kembali lagi kepada pilihan masing-masing pribadi.

Lalu mengapa nabi tidak pernah stress? Karena beliau pasrah—syarat dan ketentuan berlaku dan menaruh pada satu harapan, yaitu Allah.


Malang, 9 Juni 2018




Yours
DEVANDA C. P. N


You May Also Like

0 komentar