Ospek Part III: Kabur

by - December 11, 2018

Lanjut nih aku mau cerita perkara ospek fakultas dan ospek jurusan. Sebenarnya sih biasa aja sih. Ya kayak gitu.


Untuk ospek fakultas di bulan September aku mau skip, karena waktunya bersamaan dengan training organization EM buat staff muda. Jadinya aku nggak persiapan sama sekali, kan mau skip yak. Sebelum ospek, aku harus pulang kampung dulu buat ambil ijazah dan surat penting lainnya di SMA. Singkat banget aku pulang kampung. Jumat pagi berangkat, Sabtu pagi pulang, heleh, pulkam apaan tuh nggak niat banget.

Selama perjalanan di koar-koarin terus tuh di grup line kelompok osfak. Sampai pada akhirnya aku izin mau skip ospek ke advisor. Hasilnya adalah lebih baik ikut ospek daripada ngulang tahun depan. Oke. Biasalah ancaman semacam itu, tapi karena aku ceritain hal ini ke ibu, ya akhirnya aku disuruh buat ospek. 

Hah. Belum apa-apa ini. Tenang. Sehabis mendarat di Malang lagi, aku langsung beli kebutuhan ospek. Sumpah aku nggak niat banget mau ospek. Semua keperluan yang dibawa buat ospek baru aku siapin pagi sebelum berangkat. Sampai pada akhirnya aku telat. Yaudah.

Selain itu juga ada dorongan dari kakak tingkat kalau ospek fakultas diniatin buat mentoringnya. Iya, acara ospek fakultas bulan September pengenalan budi pekerti lewat mentoring. Walaupun cuma sebentar, aku udah seneng menikmati lingkaran-lingkaran penuh keberkahan. Aamiin.

Ospek fakultas Oktober juga sedikit menyenangkan (yang namanya ospek bagiku tidak enak dan tidak menyenangkan), karena ada open house. Gen-Q, ukm yang aku tunggu-tunggu buat daftar. Sekaligus seneng karena ini rangkaian ospek fakultas terakhir. Yeay.

Buat ospek jurusan Oktober aku nggak bisa cerita apa-apa karena aku skip, haha. Untuk osjur November otomatis aku nggak bisa skip, jadi aku bisa cerita. Beberapa ceritanya udah aku ceritain di treaser ospek wkwk. 

Baca: Ospek

Aku langsung cerita dramanya aja yang pernah aku janjiin di postingan November-ku. Jujur, ospek jurusan aku sudah tidak niat sekali. Tapi melihat kondisi yang mana kontribusiku sangat dibutuhkan, okelah. Yuk. Waktu hari-H, drama sukses berjalan. Kesedihan meliputi para maba sastra inggris ini saat drama sudah selesai sedangkan kita tetap harus tinggal sampai menunggu acara dimulai kembali pukul 19.00. Acara puncaknya party-party semacam itulah. Mendatangkan dj. Alhasil pulangnya ya malam, tapi nggak larut malam kayak ospek teknik kok. Aku dari awal udah kebelet kabur aja tapi bingung gimana caranya. Aku chattingan sama beberapa kakak tingkat buat bantuin menemukan ide untuk kabur wkwkwk. Dari selesai drama sampai habis maghrib aku muter otak tapi ide belum kunjung bersahabat. Mendekati pukul 19.00 aku minta salah satu kakak tingkat buat pura-pura jadi saudara. Eh tapi beneran saudara kok kita, kan satu nenek moyang, yaitu nabi Adam. Ehe.

Acara puncak akan dimulai, para maba harus segera ke tempat panggung. Gawat nih buat aku. Aku sama salah satu temen dari tadi sembunyi di ruangan bukan panitia. Yang sembunyi aku, temenku nggak sembunyi, dia cuma mau cari ketenangan buat nulis. Waktu kating udah tiba, aku keluar tuh, beruntung panitian nggak ada yang mengenali diriku. Karena kan aku nggak pakai nametag, pakai baju bebas, acaranya umum jadi siapa saja boleh masuk. Setelah ketemu, aku sama kating bingung gimana caranya ambil tas aku di ruangan, sedangkan ruangan di jaga panitia. Hadeuh rebel deh. Mikir panjang tidak dengan ide-ide yang sangat beresiko. Akhirnya aku berniat ambil dompet sama makan aja terus lari ke kamar mandi yang udah ada kating. Jadi biar barangku dimasukin ke tasnya. Kating udah stay di kamar mandi, aku udah stay di ruangan, tetiba panitia yang jaga tidak terlihat. Kesempatanku buat kabur. Langsung bawa semua barangku dan oh ternyata panitian terlihat dan langsung menganggap aku sakit. Aku iyain aja. Memang sore tadi mag aku kambuh. Dan waktu itu perut aku juga sakit. Tapi kayaknya sakit karena lapar wkwk. Terus aku langsung chatting kating yang di kamar mandi tadi buat jemput di tempat aku nunggu jemputan sama panitia.

Selama menunggu jemputan, aku ditanyain kosnya dimana, sepupunya sekolah dimana. Aku jawab, kos aku di Sukun bareng sama saudara yang kuliah di Polinema. Daaann jemputan tiba, mereka berdua ternyata sebelumnya udah ketemu di kamar mandi. OMG. Panitia ingat juga. Hadeuh kelihatan banget nggak sih ini kayak direncanakan hahaha. Ditambah aku dibonceng tanpa pakai helm. Panitia tanya, “kok nggak pakai helm”. Kating aku jawab, “Iya deket kok di daerah Galunggung”. Whatt beda banget sama jawaban aku tadi yang kos aku di Sukun. Hadeuh. Konyol banget dah, dan terlihat komunikasi yang tidak baik wkwk.

Tapi ya sudahlah... sudah terjadi. Untung aku nggak dicariin, eh nggak tau ya kalau nanti. Semoga tidak. 





You May Also Like

0 komentar