#MasaLalu: Dracula [The Untold History]

by - October 06, 2018


source pict: www.google.com

Bagi pecinta sejarah dunia pasti sudah tau kisah dracula yang bukan fiksi. Tapi bagi orang awam yang belum tau, ketika mendengar sesosok dracula, skeptis yang timbul dipikiran mereka adalah sosok mahluk yang hobinya menghisap darah orang. Tidak jauh-jauh dari sejenis vampir atau bahkan ada yang menyamakan antara vampir dan drakula.
 
Kalau kalian pernah nonton film “Dracula Untold” produksinya Universal Studios, ya taulah dracula bukan sosok fiksi yang sering digambarkan sebagai penghisap darah. Tapi ya... ada banyak adegan di film tersebut yang tidak sesuai versi nyatanya. Jadi lebih baik baca dan belajar sejarah Dracula yang versi nyata ya.

Dracula itu nyata dan tertulis dalam sejarah dunia bahwa dia manusia. Vlad III Tepes adalah nama orang mendapat gelar “dracula”. Iya, jadi dracula itu gelar ya bukan hantu atau sejenisnya, haha. Apalagi dijuluki si penghisap darah di era sekarang, hmm.


Dracula (Vlad III Tepes) lahir pada tahun 1431 M di Bentang Sighisoara, Transylavania, Rumania. Ia merupakan anak dari Vlad II Dracul, seorang raja Wallachia. Wallachia adalah wilayah yang sekarang meliputi Rumania bagian selatan dan kota inilah yang akan menjadi saksi sejarah kelam tergores.





Masa kecil Dracula tumbuh menjadi pribadi yang tertutup dan inferior karena ia kehilangan figur ayah. Sebab ayahnya sering maju ke medan pertempuran membuat Dracula hanya mengenal sosok ibu. Dracula memang cukup mendapat kasih sayang dari ibunya, tetapi itu tidak cukup untuk menghadapi situasi yang keras di sekitarnya akibat peperangan antara Salib dan Ottoman serta problem politik yang tak ada habisnya. Karena tidak pernah mendapat jawaban yang memadai dari orang lain tentang pembunuhan yang sering kali terjadi membuat Dracula berkesimpulan bahwa membunuh orang adalah suatu kebiasaan.

Hanya sebentar Dracula dalam asuhan ibunya. Setidaknya Dracula telah mendapat pelajaran agama katolik yang baik dari Ibunya, mengingat Putri dari Maldovian ini seorang penganut Katolit yang taat. Situasi politik memaksa Dracula jauh dari belaian sang ibu. Ia bersama adiknya, Radu cel Frumos harus tinggal di Turki sebagai jaminan dari ayahnya. Jadi saat Wallachia jatuh ke tangan Turki, Vlad II Dracul harus mengirimkan kedua anaknya sebagai tanda jaminan ketaatan pada Sultan. Disinilah kisah Dracula yang kekejamannya melebihi sejarah dunia, dimulai. Di saat lahir seorang pahlawan kecil yang akan menaklukan Konstantinopel, pada dunia lain lahir pula seorang Holocoust yang tiada bandingannya.


Di Turki mereka tidak akan disandra atau disiksa, tetap mendapat perlakuan yang manusiawi. Mereka akan diajari bahasa Turki, Alquran, dikenalkan madrasah islam, serta dididik berbagai keahlian militer. Berbeda dengan adiknya yang sangat taat dan rajin, Dracula tumbuh menjadi remaja yang pembangkang dan sulit dididik. Tak jarang ia sering mendapat hukuman karena tingkahnya yang sangat menjengkelkan. Karena hukuman dan perlakuan orang Turki ini, ia menaruh dendam yang amat besar terhadap orang-orang Turki mengingat ia belum bisa melawan. Segala pengajaran yang diberikan oleh Turki kepada Dracula nantinya akan dimanfaatkan Dracula untuk balas dendam. Ia memeluk islam semata-mata sebagai tujuan politik. Termasuk mempelajari kemiliteran Turki sebagai bekal ia melakukan serangan kepada Turki nantinya.

Naluri membunuh Dracula sudah muncul sejak kecil. Untuk mengubur rasa kesepiannya di Turki, ia sering menangkap tikus dan burung lalu disulanya (ditusuk oleh kayu atau tombak dari dubur sampai mulut) binatang-binatang tak berdosa itu. Kesakitan hewan-hewan kecil sebelum meninggal inilah momen kegemaran Dracula. Ia begitu lega dan puas melihat pemandangan sadis ini, tak jarang ia sampai tertawa terbahak-bahak saking girangnya. Hingga makin dewasa kegemaran Dracula menonton hukuman mati semakin menjadi-jadi. Jerit korban yang sekarat, darah yang muncrat ketika pedang ditebaskan seakan-akan suatu hiburan tersendiri bagi Dracula. Kecanduannya semakin menjadi-jadi dengan menyiksa burung atau tikus bila sehari saja tidak ada hukuman mati.


Naluri kekejaman Dracula benar-benar tersalurkan saat ia menjadi penguasa Wallachia. Masa pemerintahannya merupakan masa-masa teror yang sangat mengerikan. Para korban ditusuk dari bagian dubur dengan tiang pancang kemudian sula tersebut dipancangkan sehingga tubuh korban akan turun sedikit demi sedikit sampai tembus kepala atau mulut. Astagfirullah... saya ngeri sendiri nulis kayak gini tapi itulah faktanya. Yang menjadi korbannya adalah orang-orang yang ia benci seperti orang-orang Turki serta orang-orang yang membangkangnya atau menghalangi jalannya. Sebagian besar korbannya adalah orang-orang islam, orang-orang Turki, tuan tanah sekeluarga, pangeran, dan sanak saudaranya yang menghalangi rencananya. Termasuk salah satu istrinya, seorang muslim dari Turki pernah menjadi korban penyulaan. Gila bener kan Dracula nih.

Selain kejam, ia juga dikenal sangat licik. Dan kelicikannya terkadang tidak masuk akal buat saya. Contohnya pada kisah Jubah yang Terlalu Pendek Lengannya. Ketika Dracula menysuri kota Wallachia, ia melihat di antara pedagang yang sedang berkemas, seorang lelaki dengan jubah pendek. Langsung Dracula menghampiri dan meminta lelaki itu tadi untuk bergegas membawa istrinya menghadapnya. Setelah sang istri menghadap pada Dracula, tiba-tiba Dracula langsung mmeberi hukuman pada istri tersebut karena lengan jubah suaminya terlalu pendek dan hal itu menandakan bahwa ia istri yang malas. See? Ini bener-bener nggak masuk akal kan? Namun alasan sebenarnya menghukum perempuan itu karena istri sang pedagang menolak ketika diajak Dracula berzina dan Dracula menunggu momen yang tepat untuk melampiaskan dendamnya. Begitulah cara Dracula menyingkirkan orang-orang yang tidak disukainya.

Mengenai pembantaian Dracula terhadap umat Islam seolah tertutup rapat oleh berbagai mitos tentang sosok Dracula. Hanya sedikit media yang mengungkap. Pembantaian terhadap umat islam tak terlepas dari Perang Salib. Dracula yang bertugas mencegah pasukan Turki Ottoman agar tidak maju menguasai Eropa Timur dan Barat membuat banyak orang-orang islam tak berdosa yang ada di wilayah Wallachia dan sekitarnya menjadi korban kekejaman dan kebiadaban Dracula. Teror yang dilakukan Dracula terhadap umat Islam ini sebagai langkah agar pasukan Turki tidak mendapat bantuan dari rakyat.

Ah persepsi Dracula salah. Justru karena terornya terhadap umat Islam membuat pasukan Turki melakukan ekspedisi besar-besaran untuk menangkap dan meemerangi Dracula. Saat Pasukan Turki Ottoman menyeberangi Sungan Danube mereka dikejutkan dengan pemandangan yang sangat mengerikan. Sepanjang jalan menuju Wallachia berubah menjadi hutan kayu sula yang terpancang dan penuh mayat manusia. Diperkirakan jumlahnya sekitar 20.000 manusia menjadi pajangan sula yang memenuhi hutan. Hal ini sengaja dilakukan Dracula untuk melemahkan mental pasukan Turki sehingga mundur, tapi nyatanya tidak, pasukan Turki terus maju untuk mendapatkan kepala Dracula. Haha pasukan Turki kok menyerah, salah sasaran tuh Dracula.

Peperangan dengan Dracula memakan waktu bertahun-tahun, kecerdikan dan pemahaman Dracula terhadap kemiliteran Turki Usmani menjadikan Dracula sulit ditangkap. Sultan sendiri pernah hampir tewas dalam serangan mendadak yg dilancarkan oleh Dracula. 

Hingga sang tiran yang haus darah ini menyerah pada takdir kehidupan yaitu kematian. Banyak misteri dan spekulasi terkait kematian Dracula. Kalau saya baca di artikel internet (saya tidak menjamin ke-valid-annya) bahwa pasukan Turki Usmani di bawah komando Radu cel Frumos berhasil menewaskan Dracula di sungai Snagov kemudian kepala Dracula dipenggal dan dibawa ke Konstantinopel sebagai hadiah untuk sultan dan sebagai bukti bahwa Dracula telah dikalahkan. Ada pendapat yang mengatakan Dracula terbunuh oleh prajuritnya sendiri karena salah paham (nggak masuk akal deh menurut saya). Ada yang bilang saksi mata melihat Dracula terbunuh oleh pembunuh bayaran para tuan tanah yang membenci Dracula dengan menyamar menjadi prajurit Dracula (masuk akal sih, mengingat Dracula banyak banget musuhnya). Dan banyak spekulasi-spekulasi lainnya. Kalau di buku yang saya baca ini masih menjadi misteri. Wallahu’alam. 

Nah ini nih wajah asli Draculaea.  Source picture: www.gooogle.com

Nah jika di mata Turki Ottoman dan para umat islam Dracula dikenal sebagai makhluk kejam yang haus akan darah dan patut dibinasakan. Berbeda di Rumania, Dracula jadi pahlawan nasional atas kiprahnya mempertahankan negeri dan kebijakannya yg tepat untuk memberantas korupsi yg dilakukan para bangsawan Wallachia saat itu. Jadi Dracula ini dipandang atas dua sisi. Memang ya manusia dianggap “sesuatu” oleh masyarakat atas peran dan prilakunya pada masyarakat itu sendiri.

Dracula bisa dikatakan sebagai kreator penyiksaan. Metode penyiksaan yang belum pernah ada dia ciptakan untuk memenuhi hasrat gilanya akan darah dan jerit korban yang sekarat. Metode penyiksaannya mulai dari penyulaan yang sering ia praktikan bahkan ada acara khusus di Wallachia sejak pemerintahan Dracula, yaitu “Pesta Penyulaan”. Kemudian metode penyiksaan pemotongan payudara perempuan dan merusak organ seksual (astagfirullah), merebus korban hidup-hidup (astagfirullah 2), menguliti kepala dan bagian tubuh lainnya, dan penyiksaan lain yang pada umumnya (tapi ngeri cuy). Kayak mencekik, memotong, membutakan mata, memaku korban, menyeret korban, menggunakan binatang buas, dan sebagainya. Kalau kalian baca lebih detail tiap penyiksaan yang dilakukan oleh Dracula, (astagfirullah) sangat-sangat sadis, kejam, menjijikkan, dan di luar ekspektasi naluri manusia. Hitler atau Stalin aja kalah.   

Kalian bisa cari buku-buku yang mengisahkan Dracula asli, jangan yang karangan Bram Stoker tentang Dracula pengisap darah. Kalau buku yang saya baca ini karangan Hyphatia Cneajna.


Semoga sejarah kelam yang sadis ini tidak akan pernah terulang lagi. Namun sayang, tak banyak orang mengetahui kisah nyata Dracula ini. Sosok Dracula semakin terbungkus mitos sebagai sang penghisap darah. Akibat penggelapan fakta tersebut, khususnya umat Islam banyak tidak mengetahui sejarah kelam abad pertengahan yang berlumuran darah. Pembantaian massal 300.000 umat Islam telah terjadi dengan dibantai secara tidak beradab dan tidak manusiawi. Ironinya lagi nama Dracula lebih terdengar tak asing daripada nama pahlawan muslim, Sang penakluk Konstantinopel. Muhammad Al Fatih, pahlawan yang terlupakan sebagai penakluk Konstantinopel dan yang mengakhiri kekejaman dan kisah sadis Dracula.
  



Gimana ceritanya? Banyak hal di sekitar kita yang kadang tidak sesuai fakta kan? 
Bahas Dracula udah, next blog bahas "zombie" gimana nih? Eits, Zombie itu manusia juga ya... Tapi saya tidak janji, karena belum menemukan sumber yang valid terkait manusia Zombie ini. Ada banyak spekulasi, hmm. Stay tuned aja deh di blog saya!



 
Your sweetness,
DEVANDA C.P.N





Sumber:
Cneajna, Hyphatia. Dracula, Pembantaian Umat Islam dalam Perang Salib. Yogyakarta. 2007


Postingan serupa:

http://devancpn.blogspot.com/2018/07/jangan-berputus-asa-dari-rahmat-allah.html?m=1



You May Also Like

0 komentar