#MasaLalu: Dracula [The Untold History]
Kalau
kalian pernah nonton film “Dracula Untold” produksinya Universal
Studios, ya taulah dracula bukan sosok fiksi yang sering digambarkan
sebagai penghisap darah. Tapi ya... ada banyak adegan di film tersebut
yang tidak sesuai versi nyatanya. Jadi lebih baik baca dan belajar
sejarah Dracula yang versi nyata ya.
Dracula
itu nyata dan tertulis dalam sejarah dunia bahwa dia manusia. Vlad III
Tepes adalah nama orang mendapat gelar “dracula”. Iya, jadi dracula itu
gelar ya bukan hantu atau sejenisnya, haha. Apalagi dijuluki si
penghisap darah di era sekarang, hmm.
Dracula (Vlad III Tepes) lahir pada tahun 1431 M di Bentang Sighisoara, Transylavania, Rumania. Ia merupakan anak dari Vlad II Dracul, seorang raja Wallachia. Wallachia adalah wilayah yang sekarang meliputi Rumania bagian selatan dan kota inilah yang akan menjadi saksi sejarah kelam tergores.
Masa
kecil Dracula tumbuh menjadi pribadi yang tertutup dan inferior karena
ia kehilangan figur ayah. Sebab ayahnya sering maju ke medan pertempuran
membuat Dracula hanya mengenal sosok ibu. Dracula memang cukup mendapat
kasih sayang dari ibunya, tetapi itu tidak cukup untuk menghadapi
situasi yang keras di sekitarnya akibat peperangan antara Salib dan
Ottoman serta problem politik yang tak ada habisnya. Karena tidak pernah
mendapat jawaban yang memadai dari orang lain tentang pembunuhan yang
sering kali terjadi membuat Dracula berkesimpulan bahwa membunuh orang
adalah suatu kebiasaan.
Hanya
sebentar Dracula dalam asuhan ibunya. Setidaknya Dracula telah mendapat
pelajaran agama katolik yang baik dari Ibunya, mengingat Putri dari
Maldovian ini seorang penganut Katolit yang taat. Situasi politik
memaksa Dracula jauh dari belaian sang ibu. Ia bersama adiknya, Radu cel
Frumos harus tinggal di Turki sebagai jaminan dari ayahnya. Jadi saat
Wallachia jatuh ke tangan Turki, Vlad II Dracul harus mengirimkan kedua
anaknya sebagai tanda jaminan ketaatan pada Sultan. Disinilah kisah
Dracula yang kekejamannya melebihi sejarah dunia, dimulai. Di saat lahir
seorang pahlawan kecil yang akan menaklukan Konstantinopel, pada dunia
lain lahir pula seorang Holocoust yang tiada bandingannya.
Di
Turki mereka tidak akan disandra atau disiksa, tetap mendapat perlakuan
yang manusiawi. Mereka akan diajari bahasa Turki, Alquran, dikenalkan
madrasah islam, serta dididik berbagai keahlian militer. Berbeda dengan
adiknya yang sangat taat dan rajin, Dracula tumbuh menjadi remaja yang
pembangkang dan sulit dididik. Tak jarang ia sering mendapat hukuman
karena tingkahnya yang sangat menjengkelkan. Karena hukuman dan
perlakuan orang Turki ini, ia menaruh dendam yang amat besar terhadap
orang-orang Turki mengingat ia belum bisa melawan. Segala pengajaran
yang diberikan oleh Turki kepada Dracula nantinya akan dimanfaatkan
Dracula untuk balas dendam. Ia memeluk islam semata-mata sebagai tujuan
politik. Termasuk mempelajari kemiliteran Turki sebagai bekal ia
melakukan serangan kepada Turki nantinya.
Naluri
membunuh Dracula sudah muncul sejak kecil. Untuk mengubur rasa
kesepiannya di Turki, ia sering menangkap tikus dan burung lalu
disulanya (ditusuk oleh kayu atau tombak dari dubur sampai mulut)
binatang-binatang tak berdosa itu. Kesakitan hewan-hewan kecil sebelum
meninggal inilah momen kegemaran Dracula. Ia begitu lega dan puas
melihat pemandangan sadis ini, tak jarang ia sampai tertawa
terbahak-bahak saking girangnya. Hingga makin dewasa kegemaran Dracula
menonton hukuman mati semakin menjadi-jadi. Jerit korban yang sekarat,
darah yang muncrat ketika pedang ditebaskan seakan-akan suatu hiburan
tersendiri bagi Dracula. Kecanduannya semakin menjadi-jadi dengan
menyiksa burung atau tikus bila sehari saja tidak ada hukuman mati.
Naluri
kekejaman Dracula benar-benar tersalurkan saat ia menjadi penguasa
Wallachia. Masa pemerintahannya merupakan masa-masa teror yang sangat
mengerikan. Para korban ditusuk dari bagian dubur dengan tiang pancang
kemudian sula tersebut dipancangkan sehingga tubuh korban akan turun
sedikit demi sedikit sampai tembus kepala atau mulut. Astagfirullah...
saya ngeri sendiri nulis kayak gini tapi itulah faktanya. Yang menjadi
korbannya adalah orang-orang yang ia benci seperti orang-orang Turki
serta orang-orang yang membangkangnya atau menghalangi jalannya.
Sebagian besar korbannya adalah orang-orang islam, orang-orang Turki,
tuan tanah sekeluarga, pangeran, dan sanak saudaranya yang menghalangi
rencananya. Termasuk salah satu istrinya, seorang muslim dari Turki
pernah menjadi korban penyulaan. Gila bener kan Dracula nih.
Selain
kejam, ia juga dikenal sangat licik. Dan kelicikannya terkadang tidak
masuk akal buat saya. Contohnya pada kisah Jubah yang Terlalu Pendek
Lengannya. Ketika Dracula menysuri kota Wallachia, ia melihat di antara
pedagang yang sedang berkemas, seorang lelaki dengan jubah pendek.
Langsung Dracula menghampiri dan meminta lelaki itu tadi untuk bergegas
membawa istrinya menghadapnya. Setelah sang istri menghadap pada
Dracula, tiba-tiba Dracula langsung mmeberi hukuman pada istri tersebut
karena lengan jubah suaminya terlalu pendek dan hal itu menandakan bahwa
ia istri yang malas. See? Ini bener-bener nggak masuk akal kan? Namun
alasan sebenarnya menghukum perempuan itu karena istri sang pedagang
menolak ketika diajak Dracula berzina dan Dracula menunggu momen yang
tepat untuk melampiaskan dendamnya. Begitulah cara Dracula menyingkirkan
orang-orang yang tidak disukainya.
Mengenai
pembantaian Dracula terhadap umat Islam seolah tertutup rapat oleh
berbagai mitos tentang sosok Dracula. Hanya sedikit media yang
mengungkap. Pembantaian terhadap umat islam tak terlepas dari Perang
Salib. Dracula yang bertugas mencegah pasukan Turki Ottoman agar tidak
maju menguasai Eropa Timur dan Barat membuat banyak orang-orang islam
tak berdosa yang ada di wilayah Wallachia dan sekitarnya menjadi korban
kekejaman dan kebiadaban Dracula. Teror yang dilakukan Dracula terhadap
umat Islam ini sebagai langkah agar pasukan Turki tidak mendapat bantuan
dari rakyat.
Ah
persepsi Dracula salah. Justru karena terornya terhadap umat Islam
membuat pasukan Turki melakukan ekspedisi besar-besaran untuk menangkap
dan meemerangi Dracula. Saat Pasukan Turki Ottoman menyeberangi Sungan
Danube mereka dikejutkan dengan pemandangan yang sangat mengerikan.
Sepanjang jalan menuju Wallachia berubah menjadi hutan kayu sula yang
terpancang dan penuh mayat manusia. Diperkirakan jumlahnya sekitar
20.000 manusia menjadi pajangan sula yang memenuhi hutan. Hal ini
sengaja dilakukan Dracula untuk melemahkan mental pasukan Turki sehingga
mundur, tapi nyatanya tidak, pasukan Turki terus maju untuk mendapatkan
kepala Dracula. Haha pasukan Turki kok menyerah, salah sasaran tuh
Dracula.
Peperangan dengan Dracula
memakan waktu bertahun-tahun, kecerdikan dan pemahaman Dracula terhadap
kemiliteran Turki Usmani menjadikan Dracula sulit ditangkap. Sultan
sendiri pernah hampir tewas dalam serangan mendadak yg dilancarkan oleh
Dracula.
Hingga
sang tiran yang haus darah ini menyerah pada takdir kehidupan yaitu
kematian. Banyak misteri dan spekulasi terkait kematian Dracula. Kalau
saya baca di artikel internet (saya tidak menjamin ke-valid-annya) bahwa
pasukan Turki Usmani di bawah komando Radu cel Frumos berhasil menewaskan Dracula di sungai Snagov kemudian kepala
Dracula dipenggal dan dibawa ke Konstantinopel sebagai hadiah untuk
sultan dan sebagai bukti bahwa Dracula telah dikalahkan. Ada
pendapat yang mengatakan Dracula terbunuh oleh prajuritnya sendiri
karena salah paham (nggak masuk akal deh menurut saya). Ada yang bilang
saksi mata melihat Dracula terbunuh oleh pembunuh bayaran para tuan
tanah yang membenci Dracula dengan menyamar menjadi prajurit Dracula
(masuk akal sih, mengingat Dracula banyak banget musuhnya). Dan banyak
spekulasi-spekulasi lainnya. Kalau di buku yang saya baca ini masih
menjadi misteri. Wallahu’alam.
Nah ini nih wajah asli Draculaea. Source picture: www.gooogle.com |
Nah
jika di mata Turki Ottoman dan para umat islam Dracula dikenal sebagai
makhluk kejam yang haus akan darah dan patut dibinasakan. Berbeda di
Rumania, Dracula jadi pahlawan nasional atas kiprahnya mempertahankan
negeri dan kebijakannya yg tepat untuk memberantas korupsi yg dilakukan
para bangsawan Wallachia saat itu. Jadi
Dracula ini dipandang atas dua sisi. Memang ya manusia dianggap
“sesuatu” oleh masyarakat atas peran dan prilakunya pada masyarakat itu
sendiri.
Dracula
bisa dikatakan sebagai kreator penyiksaan. Metode penyiksaan yang belum
pernah ada dia ciptakan untuk memenuhi hasrat gilanya akan darah dan
jerit korban yang sekarat. Metode penyiksaannya mulai dari penyulaan
yang sering ia praktikan bahkan ada acara khusus di Wallachia sejak
pemerintahan Dracula, yaitu “Pesta Penyulaan”. Kemudian metode
penyiksaan pemotongan payudara perempuan dan merusak organ seksual
(astagfirullah), merebus korban hidup-hidup (astagfirullah 2), menguliti
kepala dan bagian tubuh lainnya, dan penyiksaan lain yang pada umumnya
(tapi ngeri cuy). Kayak mencekik, memotong, membutakan mata, memaku
korban, menyeret korban, menggunakan binatang buas, dan sebagainya.
Kalau kalian baca lebih detail tiap penyiksaan yang dilakukan oleh
Dracula, (astagfirullah) sangat-sangat sadis, kejam, menjijikkan, dan di
luar ekspektasi naluri manusia. Hitler atau Stalin aja kalah.
Kalian
bisa cari buku-buku yang mengisahkan Dracula asli, jangan yang karangan
Bram Stoker tentang Dracula pengisap darah. Kalau buku yang saya baca
ini karangan Hyphatia Cneajna.
Semoga
sejarah kelam yang sadis ini tidak akan pernah terulang lagi. Namun
sayang, tak banyak orang mengetahui kisah nyata Dracula ini. Sosok
Dracula semakin terbungkus mitos sebagai sang penghisap darah. Akibat
penggelapan fakta tersebut, khususnya umat Islam banyak tidak mengetahui
sejarah kelam abad pertengahan yang berlumuran darah. Pembantaian
massal 300.000 umat Islam telah terjadi dengan dibantai secara tidak
beradab dan tidak manusiawi. Ironinya lagi nama Dracula lebih terdengar
tak asing daripada nama pahlawan muslim, Sang penakluk Konstantinopel.
Muhammad Al Fatih, pahlawan yang terlupakan sebagai penakluk
Konstantinopel dan yang mengakhiri kekejaman dan kisah sadis Dracula.
Gimana ceritanya? Banyak hal di sekitar kita yang kadang tidak sesuai fakta kan?
Bahas
Dracula udah, next blog bahas "zombie" gimana nih? Eits, Zombie itu
manusia juga ya... Tapi saya tidak janji, karena belum menemukan sumber
yang valid terkait manusia Zombie ini. Ada banyak spekulasi, hmm. Stay
tuned aja deh di blog saya!
Your sweetness,
DEVANDA C.P.N
Sumber:
Cneajna, Hyphatia. Dracula, Pembantaian Umat Islam dalam Perang Salib. Yogyakarta. 2007
Postingan serupa:
http://devancpn.blogspot.com/2018/07/jangan-berputus-asa-dari-rahmat-allah.html?m=1
Postingan serupa:
http://devancpn.blogspot.com/2018/07/jangan-berputus-asa-dari-rahmat-allah.html?m=1
0 komentar