Petaka di Waktu Senja

by - October 13, 2018


Kejadian ini sudah berlalu sekitar dua bulan. 

Jadi ceritanya itu waktu ospek raja brawijaya 2018 hari kedua. Seperti ospek pada umumnya, sore baru pulang dan saya dijemput oleh sepupu saya naik motor. Karena saya nggak suka dibonceng anak cewek #asik alhasil saya yang nyetir. 

Seperti hari kemarin, saya lewat jalan Nirwana Ijen untuk menghindari kemacetan di sore hari. Nah ada drama dosa pada episode kali ini, haha. 

Berbeda dengan hari kemarin yang saya langsung lewat jalan Nirwana Ijen dengan lancar. Kali ini saya di-stop sama bapak satpam atau penjaga perumahan itulah. Ditanya, "Mau ke mana?". Karena memang tidak semuanya bisa lewat jalan Nirwana Ijen sebab itu perumahan mewah di Malang sehingga dikhawatirkan terjadi hal-hal kriminalitas yang tidak diinginkan. 

Karena saya nggak mau balik lagi lewat jalan yang macet dan berharap cepat datang di kosan untuk mandi dan bobok cantik, akhirnya saya terhasut syaitan terkutuk untuk berbohong. Saya menjawab, "Mau ke rumah temen", ya memang saya punya temen yang tinggal di Nirwana Ijen sih jadi saya jawab itu. Eee satpamnya nanya lagi, "Ngapain?". Idihh kepo banget nih security. Saya jawab sambil senyum, "Ngembalikan buku". Eh nanya lagi security ini, "Blok apa?". Waduhh saya enggak tau rumah temen saya yang mana apalagi blok. Okedeh saya jawab ngasal, "Blok B", dengan gelagat ragu sambil senyum. Bohongnya keliatan banget cuyy, emang nggak jago bersandiwara. Satpamnya memastikam dengan, "Ohh kavling blabla?" (saya lupa satpam itu menyembut mama apa). Entengnya saya jawab, "yha". Yes lolos. 

Eee dari gerbang ujung dicegat satpam lagi suruh balik nggak bisa lewat. Padahal yaw ada motor lain boleh lewat. Sepertinya para satpam bersepakat melalui HT untuk menghentikan pengendara motor berplat **/// yang pakek seragam ospek. Okefix. Memangnya saya kelihatan gelagat orang mencuri atau gelagat orang jahat yha. Padahal saya juga pake seragam habis ospek. 

Akhirnya saya harus kembali lewat gerbang masuk dan bertemu bapak satpam yang saya bohongin dengan wajah malu. Eitss sebelum itu, saya coba cari jalan keluar ah, ada terabasan nggak yha di perumahan ini, pikir saya. Saya muter-muter nggak jelas sampai adzan maghrib tiba. Eh udah maghrib aja, waktunya pulang. Yang ekspektasinya pengen cepat sampai rumah malahan nggak sampe-sampe. Saya dan sepupu saya malah deg-degan waktu mau lewat gerbang utama yang mana bakalan ketemu bapak satpam yang habis saya bohongin. Nah loh kualat lo Devvv!!!

Lagi-lagi Allah menyelamatkan saya. Saya keluar lewat gerbang utama di belakang pos satpam dan saat itu satpamnya nggak lihat karena sibuk ngapain saya lupa. Langsung saya ngegas buat segera angkat motor dari tempat itu dan menahan malu ahahaha.

Aib banget nih. Tapi saya pengen cerita bahwa ada hikmah di balik kisah ini. 

Kejadian ini mengingatkan pada nasihat guru saya yang selalu berpesan jangan pernah berbohong. Ya memang berbohong itu dilarang dan dosa. Tapi petaka berbohong itu eh ternyata eh besar sekali. 

Coba baca kisah dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Luqman Hakim, menceritakan pada suatu hari ada seorang telah datang berjumpa dengan Rasulullah s.a.w. karena hendak memeluk agama Islam. Sesudah mengucapkan dua kalimah syahadat, lelaki itu lalu berkata: “Ya Rasulullah. Sebenarnya hamba ini selalu saja berbuat dosa dan payah hendak meninggalkannya.” Maka Rasulullah s.a.w. menjawab: “Mahukah engkau berjanji bahwa engkau sanggup meninggalkan bercakap bohong?”. “Ya, saya berjanji,” jawab lelaki itu singkat. Selepas itu, dia pun pulanglah ke rumahnya.

Menurut riwayat, sebelum lelaki itu memeluk agama Islam, dia sangat terkenal sebagai seorang yang jahat. Kegemarannya hanyalah mencuri, berjudi dan meminum minuman keras. Maka setelah dia memeluk agama Islam, dia sedaya upaya untuk meninggalkan segala keburukan itu. Sebab itulah dia meminta nasihat dari Rasulullah s.a.w. Dalam perjalanan pulang dari menemui Rasulullah s.a.w. lelaki itu berkata di dalam hatinya : “Berat juga aku hendak meninggalkan apa yang dikehendaki oleh Rasulullah s.a.w. itu.”

Maka setiap kali hatinya terdorong untk berbuat jahat, hati kecilnya terus mengejek. “Berani engkau berbuat jahat. Apakah jawaban kamu nanti apabila ditanya oleh Rasulullah s.a.w. Sanggupkah engkau berbohong kepadanya” bisik hati kecil. Setiap kali dia berniat hendak berbuat jahat, maka dia teringat segala pesan Rasulullah s.a.w. dan setiap kali pulalah hatinya berkata : “Kalau aku berbohong kepada Rasulullah s.a.w. bererti aku telah mengkhianati janjiku padanya. Sebaliknya jika aku bercakap benar berarti aku akan menerima hukuman sebagai orang Islam. 
Setelah dia berjuang dengan hawa nafsunya itu, akhirnya lelaki itu berjaya di dalam perjuangannya menentang kehendak nalurinya. Menurut hadis itu lagi, sejak dari hari itu bermula babak baru dalam hidupnya. Dia telah berhijrah dari kejahatan kepada kemuliaan hidup seperti yang digariskan oleh Rasulullah s.a.w. Hingga ke akhirnya dia telah berubah menjadi mukmin yang soleh dan mulia. 

Jadi, kenapa bohong sangat dilarang, karena berbohong akan menimbulkan kebohongan-kebohongan lainnya. Benar saja, sama kayak drama dosa saya tadi. Saya berbohong kalau mau ke rumah teman. Saya berbohong mau mengembalikan buku. Saya berbohong rumahnya blok B (ini mah ngawur), saya bohong dengan menjawab "ya" yang sebenarnya nggak tau kavling apaan dah itu. Nah looo gue udah bohong empat kali, padahal urusannya cuman mau numpang lewat, kenapa lu bohong si Devvv. Ampuni hamba-Mu Ya Allah. 

Sejak kejadian ini saya sangat takut berbohong.  Makanya saya kadang jujur tapi ngebuat sakit hati orang. Jadi bingung kan ya. Intinya mah bijak-bijak dalam melihat sikon ya Devvv. Terima kasih Ya Allah atas pembelajaran ini sebagai reminder saya dan ampuni hamba Ya Allah. 

Dan kalian tau enggak?,

Berbohong atau curang tu sangat menakutkan bagi pelakunya, Ya Allah makin sedih saya:( di Al-quran Allah udah ngomong tentang orang yang curang tepatnya pada Surat 83, Al Muthafifin. 

Al Muthaffifin: Orang-Orang Yang Curang

وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِيْنَ ﴿المطففين:١
wailul lilmuthoffifiin
1. Celakalah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang)!

الَّذِيْنَ إِذَا اكْتَالُوا۟ عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُوْنَ ﴿المطففين:٢
alladziina idzak taaluu ‘alannasi yastaufuun
2. (Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dicukupkan,

وَإِذَا كَالُوْهُمْ أَو وَّزَنُوْهُمْ يُخْسِرُوْنَ ﴿المطففين:٣
wa-idzaa kaaluuhum awwazanuuhum yukhsiruun
3. dan apabila mereka menakar atau menimbang (untuk orang lain), mereka mengurangi.

أَلَا يَظُنُّ أُو۟لٰٓئِكَ أَنَّهُمْ مَّبْعُوْثُوْنَ ﴿المطففين:٤
alaa yadzunnu ulaa-ika annahum mab’uutsuun
4. Tidakkah mereka itu mengira bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan

لِيَوْمٍ عَظِيْمٍ ﴿المطففين:٥
liyaumin ‘adziim
5. pada sebuah hari yang besar,

يَوْمَ يَقُوْمُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ﴿المطففين:٦
yauma yaquumun naasu lirobbil ‘aalamiin
6. (yaitu) pada hari (ketika) semua orang bangkit menghadap Tuhan seluruh alam.

كَلَّآ إِنَّ كِتٰبَ الْفُجَّارِ لَفِى سِجِّيْنٍ ﴿المطففين:٧
kallaa inna kitaabal fujjaari lafii sijjiin
7. Sekali-kali jangan begitu! Sesungguhnya catatan orang yang durhaka benar-benar tersimpan dalam Sijjin.[1]

وَمَآ أَدْرٰىكَ مَا سِجِّيْنٌ ﴿المطففين:٨
wamaa adrookamaa sijjiin
8. Dan tahukah engkau apakah Sijjin itu?

كِتٰبٌ مَّرْقُوْمٌ ﴿المطففين:٩
kitaabum marquum
9. (Yaitu) kitab yang berisi catatan (amal).

وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ ﴿المطففين:١۰
wayluy yauma-idzil lil mukadzdzibiin
10. Celakalah pada hari itu, bagi orang-orang yang mendustakan!

الَّذِيْنَ يُكَذِّبُوْنَ بِيَوْمِ الدِّيْنِ ﴿المطففين:١١
alladziina yukadzdzibuuna biyaumid diin
11. (Yaitu) orang-orang yang mendustakannya (hari pembalasan).

وَمَا يُكَذِّبُ بِهٖۦٓ إِلَّا كُلُّ مُعْتَدٍ أَثِيْمٍ ﴿المطففين:١٢
wamaa yukadzdzibu bihii illaa kullu mu’tadin atsiim
12. Dan tidak ada yang mendustakannya (hari pembalasan) kecuali setiap orang yang melampaui batas dan berdosa,

إِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِ ءَايٰتُنَا قَالَ أَسٰطِيْرُ الْأَوَّلِيْنَ ﴿المطففين:١٣
idzaa tutlaa ‘alaihi aayaatunaa qoola asaathiirul awwaliin
13. yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, dia berkata, “itu adalah dongeng orang-orang dahulu.”

كَلَّا ۖ بَلْ ۜ رَانَ عَلَىٰ قُلُوْبِهِمْ مَّا كَانُوا۟ يَكْسِبُوْنَ ﴿المطففين:١٤
kallaa bal roona ‘alaa quluubihim maa kaanuu yaksibuun
14. Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka.

كَلَّآ إِنَّهُمْ عَنْ رَّبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَّمَحْجُوْبُوْنَ ﴿المطففين:١٥
kallaa innahum ‘arrobbihim yauma-idzil lamahjuubuun
15. Sekali-kali tidak![2]Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari (melihat) Tuhannya.

ثُمَّ إِنَّهُمْ لَصَالُوا۟ الْجَحِيْمِ ﴿المطففين:١٦
tsumma innahum lashoolul jahiim
16. Kemudian, sesungguhnya mereka benar-benar masuk neraka.

ثُمَّ يُقَالُ هٰذَا الَّذِى كُنْتُمْ بِهِۦ تُكَذِّبُوْنَ ﴿المطففين:١٧
tsumma yuqoolu haadzal ladzii kuntumm bihii tukadzdzibuun
17. Kemudian, dikatakan (kepada mereka), “inilah (azab) yang dahulu kamu dustakan.”

كَلَّآ إِنَّ كِتٰبَ الْأَبْرَارِ لَفِى عِلِّيِّيْنَ ﴿المطففين:١٨
kallaa inna kitaabal abroori lafii ‘illiyyiin
18. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya catatan orang-orang yang berbakti benar-benar tersimpan dalam ‘Illiyyin.[3]

وَمَآ أَدْرٰىكَ مَا عِلِّيُّوْنَ ﴿المطففين:١٩
wamaa adrookamaa ‘illiyyiin
19. Dan tahukah engkau apakah ‘Illiyyin itu?

كِتٰبٌ مَّرْقُوْمٌ ﴿المطففين:٢۰
kitaabumm marquum
20. (Yaitu) kitab yang berisi catatan (amal),

Lanjutannya buka quran yaaa



Salam hangat,
Hamba yang berlumur dosa


You May Also Like

0 komentar