Powered by Blogger.

Coffee Break Panda

BY DEVANDA C.P.N



Saat ini aku sedang menginjak semester akhir alias semester tua kata orang-orang. Tapi menurutku, aku tidak setua itu ya. Ya inilah fase menuju puncak menjadi mahasiswa. Di fase ini, aku jadi berpikir dan merenung atas apa yang sudah kulakukan selama menyandang mahasiswa. 


Ditambah lagi, aku ikut career class yang membuka wawasanku terhadap banyak perspektif dan sudut pandang. Hal tersebut semakin menambah penyesalanku dan berkata, “Mengapa aku baru tau sekarang? Mengapa dulu aku menyia-nyiakan kesempatan jadi mahasiswa?”. 


Tapi namanya penyesalan nggak ada manfaatnya kan? Jadi di sini mungkin sebagai catatan untuk pembacaku yang belum melewati fase akhir dan masih berada dalam mahasiswa level newbie, yuk cari tahu hal apa sih yang seharusnya dimaksimalkan sehingga nantinya kalian tidak menyesal sepertiku. Here we go…

1. Berkoneksi dan Merawatnya

Hal pertama yang kusesali adalah aku sibuk berkoneksi tapi lupa merawatnya. Lebih tepatnya, aku belum mengenal istilah “merawat”. Sehingga tidak ada pertemanan yang “mendalam”. Berteman alias berkoneksi memerlukan waktu panjang rupanya. 


Di career class aku sudah mempelajarinya dari teori hingga caranya. Namun entah kenapa apa yang membuat diri ini malas mempraktekannya. Rasanya aku sangat galau hahaa. Dalam pikiranku, aku sulit menjalin hubungan dengan berteman. Aku cenderung tertutup. Tapi kata teman dekatku, itu hanya mental block yang menghambatku terus bertumbuh. 


Entahlah semakin aku pikirkan semakin pusing. Aku lebih nyaman dengan hidup sendiri. Tapi aku tau itu mustahil. Kita makhluk sosial. Sampai berapa lama aku seperti ini, aku tidak tahu. Berkali-kali di career class ditekankan untuk menjalin koneksi, tapi susah sekali bagiku. Apalagi distraksi dengan sosial media membuatku sangat lelah dan tidak tertarik untuk kepentingan pribadi. Aku lebih menyukainya sebagai platform uji coba belajar marketing atau mengerjakan sosial media milik klien haha.


Tak hanya itu, aku baru tau bahwa sepenting itu ya “budaya konfirmasi”. Aku mengkhianati dan menjauh perlahan dari pertemanan yang dulu pernah kujalin. Entahlah, aku berubah. Aku tahu saat ini aku sangat bertumbuh, tapi tidak dengan hal koneksi. huh ya sudah lah. Mari kita lihat apa yang akan kulakukan ke depannya dalam menyikapi masalah ini.


Yang aku tekankan disini, seharusnya kita menyandang mahasiswa bisa memanfaatkan sebaik mungkin. Kita bisa berjejaring dari lingkup jurusan sampai Indonesia, bahkan luar negeri. Sedangkan aku? Masuk kampus aja kaget, lalu langsung menyimpulkan aku harus menjauhi lingkungan yang berbeda denganku. Dasar aku!


2. Mengikuti Lomba - Pendanaan - Pengabdian

Setiap ruang pendidikan memberikan kesempatan muridnya dalam mengadu satu sama lain dalam sebuah kompetisi. Sayangnya aku tidak bersungguh-sungguh kala itu. Di semester awal, saat aku bertemu dengan teman yang nyambung, kita ikut lomba. Tapi berakhir di tidak juara saja. Setelah itu, aku malas lomba. Karena waktu itu, yang kuincar bukan juara atau sertifikat, tapi hadiahnya. Ya sepertinya sejak maba cuan sudah meracuni pikiranku. Bukankah itu ambisimu?


Aku tahu teman-temanku bisa mendapatkan pendanaan bisnis pula. Padahal hei itu tak benar-benar nyata. Mereka ikut pendanaan, sebagian untuk mendapatkan uang demi kepentingan pribadi dan mendapatkan penghargaan untuk ditulis di CV. HAHAHA lucu banget aku mendengar alasan itu dari temanku. Sedangkan aku yang punya usaha sampai sekarang belum pernah mendapatkan pendanaan hei! Mungkin aku terlalu sombong sampai-sampai aku merasa tidak butuh investor haha.


Terkait pengabdian. Aku bukan anak sosial banget. Hal-hal berkaitan relawan atau pengabdian sangat tidak menarik bagiku. Kita bekerja tanpa dibayar? Lebih baik aku memanfaatkan waktuku untuk menghasilkan uang. Ya aku sesombong itu yah. Mungkin ambisi itu yang meracuni diriku. Entahlah. Bukannya aku kuliah biar bisa mendapatkan uang agar bisa membantu keluargaku?


Tapi sekarang, setelah aku merasakan bahwa tidak segalanya tentang uang. Aku mulai menyadari hal-hal tersebut. Aku melewatkan banyak kesempatan. Padahal bukan sekedar uang, meskipun mengikuti lomba atau relawan itu, mungkin kita bisa mendapatkan relasi atau hal baru.


Namun kalian tau gak? Di akhir semester ini, di saat teman-temanku bingung dan galau gimana biar dirinya bisa menghasilkan cuan, aku justru galau pada masa lalu. Mengapa aku tidak mengikuti kegiatan-kegiatan di atas? Sepertinya tidak terlambat atau justru terlambat? Entahlah.

3. Cerdas Dalam Berorganisasi

Mengapa di sini aku menekankan dengan kata “cerdas”? Karena sepertinya dulu aku tidak cerdas dalam memanfaatkan organisasi. Meskipun dulu aku merasa aku sudah cerdas dalam berorganisasi dengan idealisme, kalau organisasi sekalian biar menghasilkan pahala. Halah! Entahlah circle-ku dan apa yang kuhadapi masa itu meracuni otakku haha. 


Padahal aku menyesal. Menyesal mengapa hanya sekedar berorganisasi? Mengapa tidak mendalami dan mengeksplorasi lebih jauh? Konsep meluaskan kapasitas diri baru aku kenal saat mendapat nasihat dari Mbak Alia. Kenapa aku dulu cenderung membatasi diri? Merasa cukup padahal hei aku melewatkan banyak kesempatan. Merasa puas dengan satu organisasi. Padahal aku bisa mendapatkan lebih. Payahnya waktu tidak bisa diulang.


Di sini maksudku cerdas adalah jangan sekedar jadi anggota, sekalian aja jadi pemimpin atau pengurus intinya. Kemudian jangan membatasi diri dengan cukup satu organisasi. Aku pengen eksplor UKM di tingkat univ dan fakultas. Tapi kan sudah terlambat?

4. Menghabiskan Uang Rektorat

Asas ini juga tidak terpikirkan olehku di masa lalu. Hei aku ini main kemana dan sama siapa aja sih sampai melewatkan kesempatan ini? Di awal semester, uang UKT-ku tinggi, harusnya aku bisa mengambil uangku kembali lewat berbagai kesempatan yang bisa memanfaatkan uang rektorat. Tapi sudah terlewat, mungkin itu bukan rezekiku, simplenya. Tidak terlalu menyesal sih akan hal ini. Aku bisa mendapatkan uang tanpa jalur rektorat.

5.  Bekerja part-time

Yang satu ini, kenapa aku baru bekerja pas semester 5? Kenapa nggak dari dulu-dulu aja. Menyesal karena membatasi diri. Sok sok an sibuk organisasi sama kuliah. Padahal mah sebenarnya aku bisa. Bulan Februari saja aku bisa melakukan 4 aktivitas bersamaan, ya meskipun banyak mengeluhnya wkwk. Sebenarnya kita ini lebih dari apa yang kita pikirkan. Kalau begitu, di masa depan aku tidak ingin membatasi diri. Tapi biarlah aku saat ini berhela-hela sebentar wkwkwk.

6. Magang

Aku membayar penyesalanku pada poin ini hanya di tahun ini, mungkin sampai tahun depan. Kenapa aku tidak mulai magang sejak semester 2? Kenapa baru semester 6 taunya. Hih. Kalau saja sejak semester awal aku mengetahui kesempatan dan manfaat luas magang, aku benar-benar akan mengeksplorasi banyak hal sehingga memiliki banyak perspektif dan membantuku dalam mengambil keputusan. Tahu gak kalian? Kadang kita bingung ambil keputusan karena minim ilmu dan pengalaman. Coba kalau kalian punya ilmunya, pasti keputusan bijak dan tepat mudah diambil.


Misalnya nih, awal tahun aku pengen kerja di startup pas ngisi IDP. Februari aku merasakan magang dan kerja di sebuah startup. Kemudian aku berpikir sepertinya aku kurang cocok dengan lingkungan startup meskipun aku mampu, mau belajar, dan bertahan selama kurang lebih 1-3 tahun. Namun aku tidak ingin seumur hidup haha. 

7. Pertukaran Pelajar atau Konferensi Internasional

Aku ini anak Sastra Inggris, tapi aku tidak mendapatkan pengalaman hal tersebut. Namun tidak terlalu menyesali, karena itu bukan prioritasku saat ini. Lagi-lagi aku merasa sombong, ya kalau aku punya uang juga bakal ke luar negeri. Kenapa kita harus meminta-minta sih, kalau bisa membiayai diri sendiri? Prinsipku begitu sejak dulu, tak usah membebani orang lain. Diri kita yang bisa mewujudkan keinginan kita. 


Tapi poin ini aku masukkan, soalnya pas sekarang punya uang, malah pandemi jadinya nggak bisa ke luar negeri wkwkwkkw. Aku juga tidak punya teman Internasional jadinya karena tidak mengikuti kegiatan-kegiatan dengan mahasiswa asing.

8. Berwirausaha

Terakhir, mengapa aku sejak dulu tidak mendirikan usaha saja sih? Ya susah sih wkw soalnya nggak punya modal. Meskipun aku memulainya dari jadi sales sebagai bekal menjadi entrepreneur tapi ada penyesalan kenapa aku tidak segera mengumpulkan modal untuk mendirikan usaha beneran gitu. Tapi ya mungkin Allah pengen aku berproses. Jadi di kesempatan terakhir menjadi mahasiswa semester akhir, aku ingin mewujudkan cita-cita ini. Setidaknya berhasil berdiri dan jalan. Aku siap risiko dengan kegagalannya.

9. Mengambil Kursus Bahasa Asing

Sebagai anak bahasa, aku juga ingin belajar bahasa asing lainnya. Tapi aku tidak tertarik. Cuma pengen aja haha. Padahal kalau kita bisa bahasa asing banyak, itu bakal membuat kita membuka jendela dunia lho. Kita bisa membaca sumber dari berbagai bahasa. Sayangnya keinginan tersebut hanya sekedar ingin. Saat ini aku ingin menyiapkan tes TOEFL aja sebagai syarat kelulusan.


Banyak juga yang hal yang kusesali selama menjadi mahasiswa. Tapi terus menyesal dan menyalahkan diri itu juga tidak baik. Jadi ya aku menerima saja melewatkan kesempatan tersebut. Mungkin belum rezekiku. Lagian saat ini Allah Maha Baik memberiku pekerjaan, penghasilan, dan banyak hal yang patut kusyukuri. Terima kasih telah memberiku rekam jejak dan merasakan bagaimana di bangku perkuliahan, meskipun aku bukan siapa-siapa.


Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Melanjutkan postingan Allah Memberi Sesuai Kebutuhan Kita, Bukan Keinginan Bagian 2 yang sudah kelar sekali menulis, tapi aku nggak ndang upload soalnya berdalih sok sibuk wkwk. Buat yang kepo kesibukanku, kalian bisa baca tulisan ini.






5. Bisnis Fashion


Belajar - praktik terus kulakukan dalam berbisnis. Aku mencoba bisnis fashion. Kali ini aku melakukan uji coba di Instagram. Murni pake sosmed Instagram aja. Mau lihat hasilnya berhasil nggak? Hasilnya adalah tidak berhasil wkwk. Susah banget ya ternyata memulai usaha lewat Instagram saja. Akhirnya bisnis ini sempat terhenti, namun aku tetap bisa mengakali produk yang sudah kubeli tidak rugi karena tidak laku terjual. 


Ternyata aku mencoba melihat mengapa bisnis ini belum jalan. Karena mungkin aku belum siap ketika ada orderan banyak melalui sistem online dimana kita harus melakukan packing dan kirim barang. Aku melalui tahap tersebut di bisnis satunya yang akan kubahas di bawah ini. Tapi itu bisnisnys sistemnya pre-order dalam langsung dalam sekali pesanan, jadi sekalian packing dan anter ke jasa pengiriman. Lha bisnis fashion kan satuan. Gimana nanti manajemen admin, mengelola sistem packing, anter ke jasa pengiriman, dll wkkw. Ribet ya? Menurutku sepertinya iya wkwk. Jadi aku perlu persiapan manajemen dan lain-lain. 


Sebenarnya, aku dan temanku akan memulai kembali bisnis ini. Kami masih mempersiapkan produk. Doakan yah hehe dan mari kita lihat bagaimana hasilnya.


Baca juga: Rugi Biaya Sekolah


6. Bisnis Jasa


Meskipun aku tahu bisnis konveksi adalah bisnis jasa. Namun kali ini berbeda dari bisnis konveksi. Nah trial and error ini lagi-lagi hanya mengandalkan Instagram. Akibat kenekatanku, bisnis adalah bisnis yang berhasil hanya dengan mengandalkan platform Instagram. Akhirnya aku menemukan pola bisnis dalam case ini.


Aku tidak menyangka bisnis ini bisa berhasil. Namun, bukan bisnis kalau nggak ada masalah hehe. Aku menemui masalah serius yang tak terduga. Masalah terkait pelayanan. Wah gila sih, yang satu ini sempat bikin aku stress. Akhirnya aku dibantu sama temanku. Ugh terima kasih banyak yah. Di sini mengingatkanku kembali bahwa penting sekali untuk belajar fiqih muamalah. Aku belajar menghadapi keluhan pelanggan dan penyikapan secara tegas tentang jualanku. 


Pada bisnis kedua, aku tak menyangka jumlah pesanannya banyak banget euy.. Sumpah aku merasakan keberkahannya di dalamnya. Ya Allah benar-benar suatu keajaiban bagiku. Bahkan setelah penjualan selesai, masih ada yang mau pesan. Gila seh wkwk. Nah kalau disini tantangannya adalah pengelolaan keuangan. Untuk hal administratif aku bisa terapkan dari hasil belajarku di berbagai tempat bekerja.


Terus aku mikir, ternyata Allah memberikan kita sesuatu itu sesuai keperluan dan kemampuan kita ya. Sekarang mungkin Allah menganggap aku dan temanku mampu menerima pesanan sebanyak ini. Sehingga Allah memberikan kita penjualan terus menerus. Masya Allah.


Dari serentetan bisnis yang pernah kulakukan sebagai trial and error, aku belajar banyak hal. Rasanya itu kayak puzzle keterampilan dan skill-skill yang dibutuhkan dalam berwirausaha. Meskipun rangkaian puzzlenya masih amburadul dan belum lengkap, tapi semua itu memberikan banyak pelajaran dan rasa syukur serta terima kasih kepada diriku sendiri sudah mau berjuang sejauh ini wkwk. Ya perjalanan masih jauh, tuntutan untuk terus belajar juga semakin memanggilku. Karena masih banyak banget hal bisnis yang tidak kuketahui. Jadi yuk nikmati prosesnya ya diriku dan kawan-kawanku.


YEAY AKHIRNYA EPISODE INI SELESAI! Sebenarnya masih ada lanjutannya, karena sekarang aku bisnis minuman wkwk. Tapi aku ceritakan terpisah yaaa dan nunggu tiga bulan dulu baru bisa cerita wkwk. 


Semoga ada hikmah yang bisa diambl ya dari perjalanan ceritaku wkwkwk. Thanks udah mau baca sampai episode akhir ini....


Baca juga: Ketir Ketir Mau Rugi, Kepoin Apa yang Aku Lakukan!



Share
Tweet
Pin
Share
No komentar


Setiap orang pasti punya tempat baca buku favoritnya. Ada yang nyaman membaca di rumah, kamar kos, alam bebas, kafe, perpustakaan, di perjalanan saat naik transportasi, hingga baca di mall.

 

Biasanya tempat mempengaruhi kenyamanan dalam membaca. Oleh karena itu, aku pengen berbagi nih tempat-tempat inspirasi yang cucok dan nyaman buat baca. Jangan duga tulisanku bakal kayak artikel-artikel SEO lain yaaa wkwkwk yang bakal bahas tempat-tempat mainstream, kayak kamar, meja belajar, dll wkwkw. Namun kali ini, aku bakal berbagi inspirasi tempat baca menarik di Kota Malang! Ikuti review-ku di bawah ini ya...

 

1. Hutan Kota Malabar



 


Kalian pernah nyobain belum sensasi baca buku di hutan kota? Nah kalau belum, sini aku ceritain. Salah satu hutan kota di Malang yang nyaman buat baca buku adalah Malabar. Karena banyak disediakan tempat duduk. Selain itu, suasananya sunyi, aroma segar, dan estetik buat foto wkwkwk.

 

Meskipun terletak di tengah kota, namun jalanan di sekitar hutan Malabar jarang dilewati kendaraan. Sehingga aku bisa mengatakan sepi. Udaranya segar, karena ya banyak pohon wkwkwk. 

 

Dulu aku sering ke sini bareng temen, buat diskusi buku, meet up, makan bareng kayak tamasya wkwk, atau sekedar ngobrol. Nah kali ini, aku kesini lagi untuk baca buku sebagai memenuhi tantangan Book Dragon wkwkwk. Sekaligus menjernihkan pikiran dari polusi kehidupan wkwkw #halah.

 

Kamu cukup bayar Rp2000 ke tukang parkir untuk bisa menikmati panorama hutan kota dan suasana membaca di alam bebas tapi nggak jauh dari kota. Kalau kamu jalan kaki dan tidak membawa kendaraan, maka tidak perlu bayar parkir Rp2000 alias gratis. Tapi, saranku bawa teman saya pas main ke sini biar seru dan aman gitu hehe.

 

2. Taman Bermain Nivea




 

Di seberang hutan Malabar, ada taman bermain yang bisa kamu jadikan referensi tamasya baca buku berikutnya. Suasananya tetap asri karena dikelilingi pepohonan dan jalan setapak yang rapi. 

 

Kamu bisa mencoba baca buku di wahana bermain yang memadai. Misalnya baca buku di ayunan hehe. Cuma jangan rebutan ya sama anak kecil. 

 

Dulu aku sering ngobrol, makan bersama, baca buku dan foto-foto di sini wkwk. Alternatif tempat nongkrong tanpa harus beli makan pas malam hari. Kalau di Malabar kan udah gelap, ntar ada apa hayoo.

 

Tiket masuknya seperti Hutan Malabar yaitu bayar parkir Rp2000 kalau bawa kendaraan bermotor. Syukur-syukur tukang parkirnya nggak ada, jadi gratis deh. Cuma modal bawa buku, kamu udah bisa baca sambil lihat anak-anak bermain.

 

3. Gazebo UB





Kampus UB ini kayak rumahku pulang wkwk. Soalnya betah banget dah di sini sampai malam wkwk. Nah jangan sangka hanya anak UB aja yang bisa narsis doang. Tapi kamu non-UB bisa narsis di gazebo UB sambil baca buku. Apalagi spot tempat duduk di UB nyaman, asri, dan instagramable.

 

Kamu bisa mencoba gazebo UB di perpustakaan sentral, gazebo Raden Wijaya dekat pintu masuk veteran, gazebo FIA, gazebo FEB, dan mana lagi ya anak UB??? Yuk bersuara di kolom komentar!

 

4. Perpustakaan Malang

 

Perpustakaan adalah tempat mainstream buat baca buku. Tapi bakal beda kalau kalian baca buku di perpustakaan Malang bareng aku wkwkwk. Perpustakaan Malang di lantai dua punya banyak spot ruang dan tempat baca yang nyaman. Mulai dari lesehan, sofa, hingga kursi dan meja. 

 

Suasana sepi, sumilir angin AC, dan aroma buku menjadi perpaduan yang sempurna untuk melahab bacaan. Apalagi kalau kamu duduk di tepi jendela, sekaligus bisa mengintip jalanan Ijen yang indah dari atas.

 

Sayangnya, kita harus bayar parkir di perpustakaan Malang. Nggak asik kan jadinya wkwk. Cuma fasilitas mushola, ruang baca anak, lahan parkir dan lain-lain tersedia kok.

 

5. Perpustakaan UB


Tidak hanya perpustakaan Kota Malang yang bisa dijadikan rekomendasi tempat baca, tetapi perpustakaan UB juga bisa lho! Walaupun yang bisa masuk cuma anak UB sih atau kamu minjem KTM anak UB wkwkwk.

 

Di Perpustakaan UB sendiri banyak banget spot baca yang bisa bikin leboh fokus. Mulai dari lesehan, kursi meja, sofa, bahkan kayak duduk tongkrongan di kafe ada wkwk.

 

Buat kamu yang belum bisa menikmati perpustakaan UB, bisa juga kok duduk di area gazebo perpustakaan UB buat baca buku. Kamu bakal ditemani suara air mancur dan tukang jajan yang lewat buat nemenin kamu ngemil buku.

 

6. Kafe





Namanya aja Malang, kota besar, pasti banyak kafe dan kedai kopi. Apalagi desain dan model kafe di Malang semakin estetik dan enak difoto wkwkwk. Jadi kamu jangan lewatkan kesempatan baca buku di kafe. 

 

Pilih kafe yang nyaman untukmu. Apakah kamu tipe pembaca yang bisa baca buku sambil dengerin musik atau harus sunyi sumilir. Beberapa kafe ada kok yang ruangannya tidak terjamah musik. Nah itu bisa kamu masukkan list tamasya baca buku hehe. 

 

Cuma ya baca buku di kafe nggak gratis. Kamu harus bayar, kecuali cuma nongkrong dan nggak beli kayak aku wkwkwk.

 

7. EJSC Co-Working Space   



    


Rekomendasi spot tempat baca terakhir di Kota Malang adalah EJSC. Mungkin jarang diketahui orang ya karena lokasinya ada di Kawasan Bakorwil Malang. Dikiranya cuma kantor pemerintah aja, tapi ternyata ada Co-Working Space yang terbuka untuk umum.

 

EJSC Merupakan penyedia layanan pemerintahan provinsi dan instansi vertikal (Government Super Corridor) serta sebagai wadah komunitas hingga UMKM untuk terhubung dan berkolaborasi (Community Super Corridor). Tempat ini menyediakan command center, classroom, meeting room, dan cafetaria. 

 

Waktu aku kesana buat ngerjain kerjaan, banyak para freelance yang memenuhi ruangan. Selain lokasinya nyaman, ber-AC, dan tersedia mini cafe, suasanya mendukung para freelancer untuk bekerja. Aku aja betah banget berlama-lama disini buat kerja, nulis, baca buku, dan aktivitas-aktivitas yang memerlukan konsentrasi tinggi.

 

Langsung aja mampir ke Jl. Simpang Ijen No.2, Masuk Kawasan Bakorwil Malang buat baca buku.

 

Nah itulah beberapa rekomendasi dan ulasan tempat baca buku asyik dan seru di Kota Malang. Buktinya, aku sudah merasakannya lho, sekarang giliran kamu. Tempat-tempat di atas banyak dilakukan di luar rumah. Memang cocok untuk tipe pembaca yang lebih senang baca di luar rumah seperti diriku. 


#TantanganBookDragonCC

 

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Entahlah aku suka foto candid asli, jadi ini ya yang jadi gambar utama wkwk


Selama setahun aku jarang mengumbar topik traveling atau jalan-jalan atau cerita receh wkwkwk. Ya karena memang tidak ada kejadian atau karena diriku malas mendokumentasikannya dalam bentuk tulisan? Sebenarnya banyak ide tulisan blog terkait aktivitasku. Sayangnya aku belum sempat menulisnya karena masih berjuang mengatur waktu yang levelnya mulai naik wkwk. Tapi kali ini aku sempatkan menulis ketika Menulis Dini Hari sedang berlangsung.


Baca: Surabaya


Minggu lalu, akhirnya aku jalan-jalan ke luar kota di Bulan November Yeay. Aku pergi ke Surabaya untuk menghadiri sebuah pertemuan yang dinanti-nanti selama 10 bulan terakhir sepertinya. Kalau kamu setia mengikuti story instagramku, pastinya sudah bisa menebak atau kamu yang membaca tulisan hingga baris ini pasti juga sudah tau dari judulnya wkwkwk. Ah aku kebanyakan basa basi.


Career Class sedang mengadakan roadshow offline nih ke berbagai kota di Indonesia. Kota terdekat dari Malang adalah Surabaya. Sebenarnya Career Class Malang juga bakal hadir, hanya saja bapak kepala sekolah saja yang datang. Sedangkan kalau aku ingin bertemu secara langsung bersama ibu kepala sekolah Career Class alias Mbak Alia, ya harus pergi ke Surabaya, sebagai regional terdekat dari domisiliku.  


Singkat cerita aku sudah daftar kan. Eh tempat pertemuannya diganti (nggak apa-apa sih), tapi menu makanannya juga diganti dong yang mana aku lebih suka menu makanan pertama wkwk. Ya sudah disyukuri aja, daripada gak makan hayo. 


Awalnya aku dengan salah seorang temanku mau naik motor bareng, tapi ternyata harus pagi soalnya dia panitia roadshow wkwk. Sedangkan aku pagi masih kelas wkwkwk #ambis. Ya maklum semester 7 diriku masih ada kuliah wkwk. Akhirnya kami memutuskan naik kereta masing-masing dengan jadwal berbeda.


Nah akhir Oktober itu, otakku bekerja bahwa aku punya ide untuk memberikan kenang-kenangan. Agar pertemuan tersebut bisa menjadi kenangan mereka wkwkwk. Apalagi aku sebagai tukang ngasih hadiah pastinya senang kalau orang lain ikut senang dan merasa dihargai saat menerima sebuah hadiah. Aku kepikiran untuk memberikan botol minum tumblr. Tapi aku mikir gimana nanti bawanya yah. Akhirnya ide tersebut kulupakan sesaat karena otaknya sekarang mikir Penulis Muslim yang rugi wkwkwk. 


Tanggal 4 November, aku kepikiran lagi tentang proyek memberikan hadiah ini wkwk. Akhirnya aku punya ide dengan mengoptimalkan kemasan agar hadiah terasa eksklusif walaupun isinya seperti souvenir nikahan wkwkwk. Karena aku punya side-hustle Haeda alias penjual hadiah, souvenir dll, hal itu tidak cukup sulit bagiku dalam waktu terbatas untuk menyiapkannya. ((Ngomong di blog bisa gitu, kenyataannya wow wkwkwk)).


Seluruh produk sudah siap di hari Minggu (pertemuannya hari Senin, dadak H-1 baru nyiapin wkwk). Kecuali, kartu ucapan dan kertas background untuk gantungan kunci belum siap soalnya aku masih pakai jasa print, sebab aku nggak punya print. Sebenarnya ada cetakuy, tapi aku nggak kepikiran wkwkwk. Lha badalah hari Minggu toko-toko di Malang tuh pada tutup, hadeuh bikin susah. Akhirnya aku baru bisa bergerak itu ya hari Senin saat peralatan kertas sudah siap. 


Khawatir banget waktunya nggak cukup karena kekejar jadwal kereta. Tapi karena Devanda berpengalaman dalam urusan deadline wkwkwk, jadi ya dibisa-bisain wkwk. Hari Senin jam 8 pagi setelah aku menunaikan kewajiban kelas dan mengerjakan tugas kuliah, aku langsung cus berangkat untuk cetak kertas. Badalah, dokumen corel-ku nggak bisa dibuka di sana, dan orangnya nggak mau masukin file-ku ke corel. Akhirnya aku balik pulang ke rumah untuk edit tralala trilili. Pas aku balik, kata orangnya nggak bisa dipotong, soalnya nggak ada garis potong badalah banyak maunya nih. Akhirnya aku bilang nggak usah dipotong. Sambil nunggu selesai, aku cus ke gudangnya Ailsa untuk ambil pesanan hijab wkwk. Gak bisa diambil hari Minggu soalnya lagi-lagi tutup euy. Setelah itu anter es batu dan mengurus keperluan kecil my boba outlet sebelum kutinggal selama dua hari mungkin wkwk. Abis itu, balik untuk ambil cetakan.


Lha badalah aku terjebak macet di pasar. Soalnya tempat tinggalku jauh banget dari kota dan harus melewati kawasan kemacetan yang jalannya itu kuecil tapi arus transportasi padat. Aku sampai rumah jam 11-an. Padahal aku ada janji sama temenku untuk diantar ke stasiun jam 11.30 wkwk soalnya  dia ada kelas jam 12.00. Tapi aku belum siap wkwkw. Aku memutuskan untuk naik grab saja, tetapi temanku memaksa keadaan wkwkwk. Akhirnya secara kilat aku sedang bersiap-siap berangkat,, posisi temanku sedang OTW yang pengendara umum membutuhkan waktu 45 menit untuk sampai ke tempat tinggalku wkwk. Tapi dia berhasil sampai pukul 12.00 kurang wow seberapa cepatnya tuh. Kemudian aku diantar ke stasiun yang harus melewati arus jalanan macet lagi macet lagi. Wah gila sih ndredeg, emosi, dan pusing karena kejar-kejaran waktu. 


Setelah sampai di stasiun, aku langsung makan soalnya belum makan sejak pagi. Kemudian lanjut buat gunting-gunting wkwk. Aku suka sih sebenarnya melakukannya tanpa ada tekanan wkwk. Sampai nunggu kereta datang, sambil berdiri aku masih gunting-gunting kertas yang nggak bisa dipotong tadinya wkwkwk. Mantap gak tuh wkwkw. 


Masuk kereta, duduk, badalah (lagi) ada empat kursi hadap-hadapan penuh wkwkwk. Aku tak bisa bergerak dong alias packing. Tenanggg, seorang Devanda yang pede bisa mengatasinya. Di kursi sempit, aku bisa melakukan packing wkwkwk. Sambil diliatin orang-orang sekitar, ya bodo amat lah. Siapa tahu mereka kalau mau pesen souvenir bisa ke aku wkwk.


Behind The Scene Packing Cek Di Sini

Singkat cerita, packing kloter pertama sudah siap sebelum kereta berhenti. Packing kloter kulanjutkan pasca turun dari kereta. Aku mampir mushola stasiun kemudian melanjutkan packing. Dengan kekuatan super gercep, akhirnya selesai sebelum target. Kemudian aku berangkat naik gojek. Sebenarnya pengen dijemput aja, tapi siapa yang mau jemput wkwkwkw. 






Nah waktu perjalanan menuju Upnormal Nginden, aku ngelewatin hotel yang dulu pernah kesitu buat lomba zaman SMP. Ohhhh nostalgia dan terharu bisa lewatin hotel itu wkwkwk. Receh banget deh.


Setelah sampai, yeay Alhamdulilah bertemu teman-teman. Hadiah-hadiah tersebut disambut dengan riang gembira oleh teman-teman. Singkat cerita aku ngalor ngidul di lantai 1 buat kenalan wkwkwk sambil nunggu maghrib. Pas mau maghrib, aku ngelobi panitia buat dibolehin ke mushola dulu wkwk soalnya aku mikir, pasti tempat wudhu-nya antri, belum lagi kalau campur gimana dong. Alhamdulilah ternyata mushola-nya memadai Masya Allah. 


Setelah beribadah maghrib, aku duduk di tempat dudukku di pojokan. Ya aku sudah mengenal circle meja makanku dong wkwk. Tapi tak apa, mungkin Allah ingin lebih intens kita kenal satu sama lain eak eak.


Tiba waktunya, mbak Alia mulai memasuki ruangan dan acara dimulai. Mbak Alia bercerita tentang kehidupannya yang keras dan cerita-cerita unik yang baru kudengar kasusnya seperti itu. Meskipun demikian, pasti ada hikmah dan manfaat yang diperoleh dari seseorang bercerita. Nah pas acara berlangsung, Glolingo dapat orderan Alhamdulilah, yang mana permintaannya rumit wkwk. Aku harus ngelobi translator sana sini, sambil fokus ke acara.  


Maaf aku nggak bisa spill hikmah apa yang kudapat dari Mbak Alia soalnya aku nggak nyatet astagfirullah wkwk. 


Abis acara pastinya ya poto-poto, kenalan, ngobrol, tralala trilili. Terus aku dkk pulang kloter terakhir. Kayaknya aku dkk memang membersamai panitia ya wkwk. 


Pas pulang naik go car bareng mbak Rere dan Mbak Diah, ihuy selama perjalanan cerita-cerita asik dong. Hingga udah sampai kos Mbak Rere, ciwi-ciwi ini nggak pernah berhenti ngomong wkwkw. Ada ajaaa yang diceritain wkwk. Sampai aku nggak bisa bobok, padahal udah lebih jam 00. Hmm ya gimana aku sumuk wkwkw, aku susah hidup di tempat gerah. Kemudian CC dini hair beraksi, kita bangun pukul 03.00, pastinya bangun dengan serangkain drama wkwk.


Habis bangun aku langsung mandi soalnya nggak kuat nggak kuku nggak nana gerahnya wkwkwk. Abis itu ibadah dan cerita-cerita lagi wkwkwk sambil nunggu waktunya berangkat untuk sarapan wkwk.





Jadi teman-teman CC mau sarapan sebagai perjumpaan terakhir di tanggal itu wkwk. Lha badalah pas sampai di kedai bubur ayam, aku ada kelas zoom wkwkw. Yaudah deh nggak bisa ngobrol-ngobrol asik, tapi malah ngezoom. Tak apa, syukuri saja drama jadi mahasiswa wkwkw. Aku juga nggak bisa skip, soalnya udah absen 2x wkwkwwk. Dannn kami mahasiswa wajib on camera selama kelas berlangsung wkwkwk. Jadilah aku menepi di depan ruko dan pindah 2x soalnya rukonya buka wkwk.



Off cam bentar ah buat foto wkwkwk sungguh tak beradab diriku


Rupanya setelah sarapan, teman-teman mau lanjut main dong wkwk. Kukira bakal pulang. Pengen banget sih ikutan main, namun apa daya, aku memiliki tanggung jawab di Malang wkwkwk.


Ya sudah mari kita berlayar kembali ke peradaban wkwkwk.


Overall, aku senang banget bisa ketemu teman-teman CC, plus aku bisa memberikan kebahagian dan apresiasi kepada mereka melalui sebuah bingkisan kecil. Terima kasih teman-teman Career Class dan panitia yang the best ah.



Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

 Melanjutkan postingan Allah Memberi Sesuai Kebutuhan Kita, Bukan Keinginan Bagian 1 yang sudah kelar sekali menulis, tapi aku nggak ndang upload soalnya berdalih sok sibuk wkwk. Buat yang kepo kesibukanku, kalian bisa baca tulisan ini.

3. Usaha Konveksi

Awal tahun 2020, aku memulai usaha konveksi bersama teman-temanku. Meskipun ending-nya sebagai side hustle tapi untungnya lumayan bisa bayar ukt sekarang haha. Tahun 2020 kami telah berusaha menawarkan ke penjuru negeri UB. Namun, adanya pandemi dadakan kayak tahu bulat, semuanya menyesuaikan dan adaptasi, lebih-lebih sih kaget ya.


Tahun 2020, cuma nyantol satu klien yang dikontak temanku. Tapi jumlahnya lumayan besar. Menawarkannya bulan Februari, deal-nya bulan Juli. Lama banget kan? Dibilang nih orang-orang masih kaget sama pandemi. Nggak apa-apa, toh mereka pesan jumlahnya banyak lho.


Akhirnya, pesanan pertama selesai. Aku tahu kami berjalan sangat lambat, tapi mari menikmati prosesnya. Setelah pesanan ini selesai, tiba-tiba temanku satunya bilang ada temannya yang pesan. Hal ini terjadi serupa, dia menawarkan ke temannya bulan Februari, deal-nya baru bulan November haha. Kemudian aku berpikir, oh bisnis itu seperti ini ya sedikit demi sedikit. Allah memberikan sesuai dengan porsi kemampuan kita. Bayangkan kalau mereka pesan bersamaan, kita pasti bakal ribet. Nah ini Allah Maha Baik! Setelah pesanan pertama selesai. Belum ada sebulan, pesanan masuk. Masya Allah. 


Bisnis ini berlanjut di awal tahun 2021, aku nggak mau ketinggalan seperti bulan 2020 dimana banyak lembaga menolak karena mereka terlanjur pesan. Aku dan temanku langsung mengincar target pasar yang berpotensi. Ya hasilnya banyak penolakan haha. Namanya juga nawarin, modal ngontak doang, kalau nggak jadi yaudah. Setidaknya dari 10 yang kita kontak, ada yang berhasil nyantol satu, ya kan?


Alhamdulilah, 2021 rezeki kami berlimpah. Banyak pesanan. Tapi ya bertahap. Lagi-lagi semua perlu kesabaran. Pesanan satu selesai, datang lagi pesanan berikutnya, dan seterusnya hingga saat ini. Alhamdulilah.


Lantas kemudian aku berpikir, semakin kesini, aku sama temanku semakin ahli dan paham dunia pertekstilan wkwkwk. Dulu pas awal-awal kita buta banget, nol ga ngerti apa-apa. Sekarang sedikit demi sedikit tahu. Ohhh jadi Allah itu memberikan kita sesuatu sesuai kebutuhan lagi dan lagi. Awal berdirinya, kita masih bingung, belum mengenal, nanti kalau banyak yang pesan bisa jadi kita repot wkwk. Sekarang banyak pesanan bertahap, kita semakin tahu dunia kain dan konveksi. Jadi cara bekerjanya begitu rupanya.

4. Usaha Cetakuy

Ya siapa circle-ku yang nggak kenal sama cetakuy? Namanya yang bagus ya, yaiya aku yang memberi nama hehe. Kan aku anaknya kreatif wkwk. Cetakuy merupakan bisnis print online dan percetakan. Hei! Aku jadi ingat kalau aku ingin membuat bisnis percetakan sekarang kayak notebook dll. Kenapa aku tidak memanfaatkan akun cetakuy ya? Wah menulis saja aku bisa mendapatkan secuil ide lho wkwkwk.


Nah Alhamdulilah bisnis ini berjalan. Nama kita mulai dikenal. Apalagi mahasiswa butuh jasa print dan mereka biasanya mager kan? Hehe. Ya namanya bisnis pasti ada masalah. Masalah kita waktu itu yakni kemampuan printer dan bahan bakar print-ku yang besar membuat kita rugi di awal wkwk. Padahal dikira laris manis lho dan udah untung. Ternyata dibalik banyaknya pemasukan, kita juga banyak pengeluaran, salah satunya di bahan baku print-ku berupa catridge bukan tinta.


Akhirnya bisnis ini terhenti karena COVID-19. Ya dosen atau guru siapa yang mau ngasih tugas diprint selama pandemi learning from home? Tapi kita masih terima orderan di awal-awal mengejutkan COVID-19 di Malang. Setelah itu, bisnis ini terhenti total. Mungkin aku akan mengaktifkan kembali untuk jualan notebook hehe.


Nah disini, tantanganku adalah mengelola keuangan dan memilih aset yang efektif dan efisien. Lagi-lagi aku masih gagal dalam mengelola keuangan. Jadi ya aku tahu kenapa Allah memberikan pembelajaran ini.


Bersambung...

Baca juga: Allah Memberi Sesuai Kebutuhan Kita, Bukan Keinginan Bagian 3
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Older Posts

About Me

About Me
Hallo, I'm Devanda! Seorang pelajar absurd yang nyasar di platform digital bernama blog dan suka ngoceh random dalam bentuk tulisan. Yuk kepoin blog aku dan berteman, berdiskusi bersama lewat dm ig: @pandamonokurobo atau drop ur email on devancpn30@gmail.com [Klik gambar selengkapnya]

Klik Follow dong biar seneng

Blogger Perempuan

Follow Sosmedku dongs

  • facebook
  • twitter
  • instagram
  • Google+
  • pinterest
  • youtube

Postingan Populer

  • Me Time
    Salah satu hikmah yang saya ambil saat saya sedang sakit di bulan November 2019 adalah tentang me time. Selama saya sakit kan goler-go...
  • OSPEK Part II: Maba Rebel
    Hari kedua ospek di bulan Agustus di usung oleh fakultas. Yaaaa ospeknya begitulah. Aku jarang main-main sama temen sejurusan waktu sebe...
  • Tentang ‘tempat keberpihakkanku’
    Bagiku ‘tempat keberpihakkanku’ selalu ada yang menarik. Mungkin bukan aku saja, beberapa orang yang belum (berani) memutuskan kebe...

Blog Archive

  • ▼  2022 (1)
    • ▼  January 2022 (1)
      • Hal yang Aku Sesali Selama Menjadi Mahasiswa
  • ►  2021 (41)
    • ►  November 2021 (5)
    • ►  September 2021 (2)
    • ►  August 2021 (1)
    • ►  July 2021 (1)
    • ►  May 2021 (25)
    • ►  April 2021 (5)
    • ►  March 2021 (1)
    • ►  January 2021 (1)
  • ►  2020 (75)
    • ►  October 2020 (2)
    • ►  August 2020 (6)
    • ►  June 2020 (1)
    • ►  May 2020 (19)
    • ►  April 2020 (15)
    • ►  March 2020 (2)
    • ►  February 2020 (3)
    • ►  January 2020 (27)
  • ►  2019 (19)
    • ►  August 2019 (1)
    • ►  July 2019 (1)
    • ►  June 2019 (2)
    • ►  May 2019 (1)
    • ►  April 2019 (1)
    • ►  March 2019 (1)
    • ►  February 2019 (1)
    • ►  January 2019 (11)
  • ►  2018 (35)
    • ►  December 2018 (15)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  October 2018 (2)
    • ►  September 2018 (1)
    • ►  August 2018 (4)
    • ►  July 2018 (8)
    • ►  May 2018 (1)
    • ►  April 2018 (3)
  • ►  2017 (3)
    • ►  December 2017 (2)
    • ►  November 2017 (1)

Categories

  • #30daysBPN
  • cerita receh
  • Curhat
  • Event
  • life
  • Makanan
  • Opini
  • parenting
  • review
  • Sejarah
  • semester 1

Kenalan dulu dong

Devanda C.P.N
View my complete profile

Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates