Hal yang Aku Sesali Selama Menjadi Mahasiswa

by - January 02, 2022



Saat ini aku sedang menginjak semester akhir alias semester tua kata orang-orang. Tapi menurutku, aku tidak setua itu ya. Ya inilah fase menuju puncak menjadi mahasiswa. Di fase ini, aku jadi berpikir dan merenung atas apa yang sudah kulakukan selama menyandang mahasiswa. 


Ditambah lagi, aku ikut career class yang membuka wawasanku terhadap banyak perspektif dan sudut pandang. Hal tersebut semakin menambah penyesalanku dan berkata, “Mengapa aku baru tau sekarang? Mengapa dulu aku menyia-nyiakan kesempatan jadi mahasiswa?”. 


Tapi namanya penyesalan nggak ada manfaatnya kan? Jadi di sini mungkin sebagai catatan untuk pembacaku yang belum melewati fase akhir dan masih berada dalam mahasiswa level newbie, yuk cari tahu hal apa sih yang seharusnya dimaksimalkan sehingga nantinya kalian tidak menyesal sepertiku. Here we go…

1. Berkoneksi dan Merawatnya

Hal pertama yang kusesali adalah aku sibuk berkoneksi tapi lupa merawatnya. Lebih tepatnya, aku belum mengenal istilah “merawat”. Sehingga tidak ada pertemanan yang “mendalam”. Berteman alias berkoneksi memerlukan waktu panjang rupanya. 


Di career class aku sudah mempelajarinya dari teori hingga caranya. Namun entah kenapa apa yang membuat diri ini malas mempraktekannya. Rasanya aku sangat galau hahaa. Dalam pikiranku, aku sulit menjalin hubungan dengan berteman. Aku cenderung tertutup. Tapi kata teman dekatku, itu hanya mental block yang menghambatku terus bertumbuh. 


Entahlah semakin aku pikirkan semakin pusing. Aku lebih nyaman dengan hidup sendiri. Tapi aku tau itu mustahil. Kita makhluk sosial. Sampai berapa lama aku seperti ini, aku tidak tahu. Berkali-kali di career class ditekankan untuk menjalin koneksi, tapi susah sekali bagiku. Apalagi distraksi dengan sosial media membuatku sangat lelah dan tidak tertarik untuk kepentingan pribadi. Aku lebih menyukainya sebagai platform uji coba belajar marketing atau mengerjakan sosial media milik klien haha.


Tak hanya itu, aku baru tau bahwa sepenting itu ya “budaya konfirmasi”. Aku mengkhianati dan menjauh perlahan dari pertemanan yang dulu pernah kujalin. Entahlah, aku berubah. Aku tahu saat ini aku sangat bertumbuh, tapi tidak dengan hal koneksi. huh ya sudah lah. Mari kita lihat apa yang akan kulakukan ke depannya dalam menyikapi masalah ini.


Yang aku tekankan disini, seharusnya kita menyandang mahasiswa bisa memanfaatkan sebaik mungkin. Kita bisa berjejaring dari lingkup jurusan sampai Indonesia, bahkan luar negeri. Sedangkan aku? Masuk kampus aja kaget, lalu langsung menyimpulkan aku harus menjauhi lingkungan yang berbeda denganku. Dasar aku!


2. Mengikuti Lomba - Pendanaan - Pengabdian

Setiap ruang pendidikan memberikan kesempatan muridnya dalam mengadu satu sama lain dalam sebuah kompetisi. Sayangnya aku tidak bersungguh-sungguh kala itu. Di semester awal, saat aku bertemu dengan teman yang nyambung, kita ikut lomba. Tapi berakhir di tidak juara saja. Setelah itu, aku malas lomba. Karena waktu itu, yang kuincar bukan juara atau sertifikat, tapi hadiahnya. Ya sepertinya sejak maba cuan sudah meracuni pikiranku. Bukankah itu ambisimu?


Aku tahu teman-temanku bisa mendapatkan pendanaan bisnis pula. Padahal hei itu tak benar-benar nyata. Mereka ikut pendanaan, sebagian untuk mendapatkan uang demi kepentingan pribadi dan mendapatkan penghargaan untuk ditulis di CV. HAHAHA lucu banget aku mendengar alasan itu dari temanku. Sedangkan aku yang punya usaha sampai sekarang belum pernah mendapatkan pendanaan hei! Mungkin aku terlalu sombong sampai-sampai aku merasa tidak butuh investor haha.


Terkait pengabdian. Aku bukan anak sosial banget. Hal-hal berkaitan relawan atau pengabdian sangat tidak menarik bagiku. Kita bekerja tanpa dibayar? Lebih baik aku memanfaatkan waktuku untuk menghasilkan uang. Ya aku sesombong itu yah. Mungkin ambisi itu yang meracuni diriku. Entahlah. Bukannya aku kuliah biar bisa mendapatkan uang agar bisa membantu keluargaku?


Tapi sekarang, setelah aku merasakan bahwa tidak segalanya tentang uang. Aku mulai menyadari hal-hal tersebut. Aku melewatkan banyak kesempatan. Padahal bukan sekedar uang, meskipun mengikuti lomba atau relawan itu, mungkin kita bisa mendapatkan relasi atau hal baru.


Namun kalian tau gak? Di akhir semester ini, di saat teman-temanku bingung dan galau gimana biar dirinya bisa menghasilkan cuan, aku justru galau pada masa lalu. Mengapa aku tidak mengikuti kegiatan-kegiatan di atas? Sepertinya tidak terlambat atau justru terlambat? Entahlah.

3. Cerdas Dalam Berorganisasi

Mengapa di sini aku menekankan dengan kata “cerdas”? Karena sepertinya dulu aku tidak cerdas dalam memanfaatkan organisasi. Meskipun dulu aku merasa aku sudah cerdas dalam berorganisasi dengan idealisme, kalau organisasi sekalian biar menghasilkan pahala. Halah! Entahlah circle-ku dan apa yang kuhadapi masa itu meracuni otakku haha. 


Padahal aku menyesal. Menyesal mengapa hanya sekedar berorganisasi? Mengapa tidak mendalami dan mengeksplorasi lebih jauh? Konsep meluaskan kapasitas diri baru aku kenal saat mendapat nasihat dari Mbak Alia. Kenapa aku dulu cenderung membatasi diri? Merasa cukup padahal hei aku melewatkan banyak kesempatan. Merasa puas dengan satu organisasi. Padahal aku bisa mendapatkan lebih. Payahnya waktu tidak bisa diulang.


Di sini maksudku cerdas adalah jangan sekedar jadi anggota, sekalian aja jadi pemimpin atau pengurus intinya. Kemudian jangan membatasi diri dengan cukup satu organisasi. Aku pengen eksplor UKM di tingkat univ dan fakultas. Tapi kan sudah terlambat?

4. Menghabiskan Uang Rektorat

Asas ini juga tidak terpikirkan olehku di masa lalu. Hei aku ini main kemana dan sama siapa aja sih sampai melewatkan kesempatan ini? Di awal semester, uang UKT-ku tinggi, harusnya aku bisa mengambil uangku kembali lewat berbagai kesempatan yang bisa memanfaatkan uang rektorat. Tapi sudah terlewat, mungkin itu bukan rezekiku, simplenya. Tidak terlalu menyesal sih akan hal ini. Aku bisa mendapatkan uang tanpa jalur rektorat.

5.  Bekerja part-time

Yang satu ini, kenapa aku baru bekerja pas semester 5? Kenapa nggak dari dulu-dulu aja. Menyesal karena membatasi diri. Sok sok an sibuk organisasi sama kuliah. Padahal mah sebenarnya aku bisa. Bulan Februari saja aku bisa melakukan 4 aktivitas bersamaan, ya meskipun banyak mengeluhnya wkwk. Sebenarnya kita ini lebih dari apa yang kita pikirkan. Kalau begitu, di masa depan aku tidak ingin membatasi diri. Tapi biarlah aku saat ini berhela-hela sebentar wkwkwk.

6. Magang

Aku membayar penyesalanku pada poin ini hanya di tahun ini, mungkin sampai tahun depan. Kenapa aku tidak mulai magang sejak semester 2? Kenapa baru semester 6 taunya. Hih. Kalau saja sejak semester awal aku mengetahui kesempatan dan manfaat luas magang, aku benar-benar akan mengeksplorasi banyak hal sehingga memiliki banyak perspektif dan membantuku dalam mengambil keputusan. Tahu gak kalian? Kadang kita bingung ambil keputusan karena minim ilmu dan pengalaman. Coba kalau kalian punya ilmunya, pasti keputusan bijak dan tepat mudah diambil.


Misalnya nih, awal tahun aku pengen kerja di startup pas ngisi IDP. Februari aku merasakan magang dan kerja di sebuah startup. Kemudian aku berpikir sepertinya aku kurang cocok dengan lingkungan startup meskipun aku mampu, mau belajar, dan bertahan selama kurang lebih 1-3 tahun. Namun aku tidak ingin seumur hidup haha. 

7. Pertukaran Pelajar atau Konferensi Internasional

Aku ini anak Sastra Inggris, tapi aku tidak mendapatkan pengalaman hal tersebut. Namun tidak terlalu menyesali, karena itu bukan prioritasku saat ini. Lagi-lagi aku merasa sombong, ya kalau aku punya uang juga bakal ke luar negeri. Kenapa kita harus meminta-minta sih, kalau bisa membiayai diri sendiri? Prinsipku begitu sejak dulu, tak usah membebani orang lain. Diri kita yang bisa mewujudkan keinginan kita. 


Tapi poin ini aku masukkan, soalnya pas sekarang punya uang, malah pandemi jadinya nggak bisa ke luar negeri wkwkwkkw. Aku juga tidak punya teman Internasional jadinya karena tidak mengikuti kegiatan-kegiatan dengan mahasiswa asing.

8. Berwirausaha

Terakhir, mengapa aku sejak dulu tidak mendirikan usaha saja sih? Ya susah sih wkw soalnya nggak punya modal. Meskipun aku memulainya dari jadi sales sebagai bekal menjadi entrepreneur tapi ada penyesalan kenapa aku tidak segera mengumpulkan modal untuk mendirikan usaha beneran gitu. Tapi ya mungkin Allah pengen aku berproses. Jadi di kesempatan terakhir menjadi mahasiswa semester akhir, aku ingin mewujudkan cita-cita ini. Setidaknya berhasil berdiri dan jalan. Aku siap risiko dengan kegagalannya.

9. Mengambil Kursus Bahasa Asing

Sebagai anak bahasa, aku juga ingin belajar bahasa asing lainnya. Tapi aku tidak tertarik. Cuma pengen aja haha. Padahal kalau kita bisa bahasa asing banyak, itu bakal membuat kita membuka jendela dunia lho. Kita bisa membaca sumber dari berbagai bahasa. Sayangnya keinginan tersebut hanya sekedar ingin. Saat ini aku ingin menyiapkan tes TOEFL aja sebagai syarat kelulusan.


Banyak juga yang hal yang kusesali selama menjadi mahasiswa. Tapi terus menyesal dan menyalahkan diri itu juga tidak baik. Jadi ya aku menerima saja melewatkan kesempatan tersebut. Mungkin belum rezekiku. Lagian saat ini Allah Maha Baik memberiku pekerjaan, penghasilan, dan banyak hal yang patut kusyukuri. Terima kasih telah memberiku rekam jejak dan merasakan bagaimana di bangku perkuliahan, meskipun aku bukan siapa-siapa.


You May Also Like

0 komentar