Powered by Blogger.

Coffee Break Panda

BY DEVANDA C.P.N

Apakah aku berhak untuk sakit hati? Harusnya kau sudah tau Dev, resiko mencintai adalah sakit hati, iya kan? Lalu kalo sudah sakit hati, siapa yang berhak aku salahkan? Diriku? 

Sebenarnya sakit ini terjadi atas harapan-harapan berlebih yang jauh pada realita. Sakit. Banget. Tapi aku terus membohongi diri bahwa aku 'ga papa'. Padahal ada hati yang rapuh dibalik senyumku. Ada rasa sakit di dada dibalik aku yang membuat kalian tersenyum. Ada luka yang pedih dibalik kebahagianku. Ada tangis tersembunyi yang aku sembunyikan dari wajah datar biasaku tanpa sembab air mata.. 

Oh God. Beginikah rasanya sakit hati? Sakit sekali, sesekali tak sadar air mata menghujani pipiku. Ahhh harusnya aku sudah tau hal ini akan terjadi. Kan kau sudah berkata, resiko mencinta adalah sakit hati. Menunggu itu kadang menyakitkan. Tapi menunggu bisa menjadi hal yang terbaik daripada segalanya. Katamu, jangan menikmati cinta dengan tergesa-gesa, nanti hambar rasanya. Iyaa tapi memendam itu nggak semudah bilang "oh iya" atau "oke" sambil senyum palsu. Ada 'rasa' yang ingin dihargai tapi masa belum mengizinkan. Eh tapi tunggu dulu deh, apa kau ingin meluapkan 'rasa' itu? Payah. Aku gagal dalam menahan 'rasa' dan emosi ini. 

Memendam emosi dan 'rasa' itu sangat menyiksa diri. Tidak ada ruang untuk mengekspresikan karenanya aku tak tau harus berbuat apa. Tidak ada ruang lain yang bisa mendengar ceritaku. Ahhh susah juga tak punya pendengar setia. Apa aku harus turun tangan sendiri dalam menyikapi perihal hati? 

Apa kau masih ingin menangis? Ahh jujur diri ini belum tenang. Tapi untuk apa aku menangisi sesuatu yang memang bukan hakku? Hei, kau berhak jatuh cinta sayang. Dan kau sudah tau kan konsekuensi dari pilihan itu. Iya pilihan saat hati memilih, artinya akan ada rasa sakit, luka, dan hati yang tergores pada masanya. Karena sebenarnya kau belum berhak untuk memilikinya. Tapi kau berhak untuk jatuh cinta sayang. Cinta itu fitrah. Tinggal bagaimana kau bisa memperlakukannya. 

Ahhhhh jadi aku harus bagaimana? Sakit. Perih. Ingin menangis tapi aku bertanya (lagi) untuk apa? 
Menangislah sayang, untuk mengeluarkan emosimu melalui tangisan. Jangan sok kuat lah. Kadang menangis bukan sesuatu hal cengeng kok. Menangis tanda diri ini ada batas untuk merasa kuat memendam segalanya. Semoga cuaca dalam hati segera berganti menuju iklim yang lebih baik. Percayalah, berharap pada manusia membuat duka pada hati yang terlanjur memilih. Tapi berharap pada Yang Menguasai dan Yang Mengendalikan hati akan membuat lebih indah pada masanya. Hanya saja itu sulit. Ahh tidakk, coba saja. Siapa tau bisa meringankan tangis dan lukamu. Kemudian membersihkan duka dan sakitmu. 

Jadi, selama ini kau berharap pada manusia? Ahhh manusia-manusia, sulit sekali ya mengajak berkompromi diri, hati, dan semesta. 

Lalu pertanyaanku, katanya setiap hati ingin diperjuangkan, haruskah aku tetap memperjuangkan hati ini? 





Suatu hari jika hal ini terjadi. Kadang kita harus memberikan ruang kesiapan untuk menghadapi 'sakit hati'. Tapi itu sulit. Iya memang sulit. Terlatih patah hati kalau kata lagu siapa gitu.




Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Newer Posts
Older Posts

About Me

About Me
Hallo, I'm Devanda! Seorang pelajar absurd yang nyasar di platform digital bernama blog dan suka ngoceh random dalam bentuk tulisan. Yuk kepoin blog aku dan berteman, berdiskusi bersama lewat dm ig: @pandamonokurobo atau drop ur email on devancpn30@gmail.com [Klik gambar selengkapnya]

Klik Follow dong biar seneng

Blogger Perempuan

Follow Sosmedku dongs

  • facebook
  • twitter
  • instagram
  • Google+
  • pinterest
  • youtube

Postingan Populer

  • Me Time
    Salah satu hikmah yang saya ambil saat saya sedang sakit di bulan November 2019 adalah tentang me time. Selama saya sakit kan goler-go...
  • OSPEK Part II: Maba Rebel
    Hari kedua ospek di bulan Agustus di usung oleh fakultas. Yaaaa ospeknya begitulah. Aku jarang main-main sama temen sejurusan waktu sebe...
  • Tentang ‘tempat keberpihakkanku’
    Bagiku ‘tempat keberpihakkanku’ selalu ada yang menarik. Mungkin bukan aku saja, beberapa orang yang belum (berani) memutuskan kebe...

Blog Archive

  • ►  2022 (1)
    • ►  January 2022 (1)
  • ►  2021 (41)
    • ►  November 2021 (5)
    • ►  September 2021 (2)
    • ►  August 2021 (1)
    • ►  July 2021 (1)
    • ►  May 2021 (25)
    • ►  April 2021 (5)
    • ►  March 2021 (1)
    • ►  January 2021 (1)
  • ►  2020 (75)
    • ►  October 2020 (2)
    • ►  August 2020 (6)
    • ►  June 2020 (1)
    • ►  May 2020 (19)
    • ►  April 2020 (15)
    • ►  March 2020 (2)
    • ►  February 2020 (3)
    • ►  January 2020 (27)
  • ▼  2019 (19)
    • ►  August 2019 (1)
    • ►  July 2019 (1)
    • ►  June 2019 (2)
    • ►  May 2019 (1)
    • ►  April 2019 (1)
    • ►  March 2019 (1)
    • ▼  February 2019 (1)
      • Aku, Hati, dan Semesta
    • ►  January 2019 (11)
  • ►  2018 (35)
    • ►  December 2018 (15)
    • ►  November 2018 (1)
    • ►  October 2018 (2)
    • ►  September 2018 (1)
    • ►  August 2018 (4)
    • ►  July 2018 (8)
    • ►  May 2018 (1)
    • ►  April 2018 (3)
  • ►  2017 (3)
    • ►  December 2017 (2)
    • ►  November 2017 (1)

Categories

  • #30daysBPN
  • cerita receh
  • Curhat
  • Event
  • life
  • Makanan
  • Opini
  • parenting
  • review
  • Sejarah
  • semester 1

Kenalan dulu dong

Devanda C.P.N
View my complete profile

Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates